41 keberlanjutan wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang untuk pengembangan
kawasan agropolitan, dan 4 membangun model pengembangan kawasan agropolitan di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang
Penelitian ini menggunakan berbagai metode analisis data seperti analisis Location Quotient LQ, analisis komoditas unggulan dan andalan,
analisis kesesuaian lahan, analisis spasial GIS, analisis usahatani, analisis tipologi wilayah, Principal Component Analysis PCA, analisis Cluster, analisis
skalogram, analisis sentralitas, Analisis Hierarki Proses AHP dengan Criterium Decision Plus CDP, Analisis Interpretatif Structural Modeling ISM, analisis
keberlanjutan dengan Multi Dimensional Scaling MDS modifikasi dari Rapfish, dan analisis prospektif, serta analisis sistem dinamik dengan powersim. Adapun
metode analisis data secara rinci disajikan seperti pada Tabel 2 dan pada bab pembahasan setiap tujuan Bab V, VI, VII, dan VIII. Tahapan-tahapan penelitian
dan metode analisis data yang digunakan disajikan pada Gambar 8.
3.4. Defenisi Operasional
1. Pengembangan wilayah adalah upaya adaptif mengembangkan wilayah yang dapat menyesuaikan dengan lingkungan untuk mencapai keserasian
antarsektor dan antarwilayah, serta antarnegara yang bertetangga sehingga dapat mensejajarkan diri dengan negara yang lebih maju.
2. Pembangunan berkelanjutan dapat didefenisikan sebagai “upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup termasuk sumberdaya ke
dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan” UU No. 23,
1997. Pembangunan berkelanjutan dapat juga didefenisikan sebagai pembangunan untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini tanpa merusak atau
menurunkan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya WCED, 1987.
3. Kebijakan adalah serangkaian keputusan yan diambil oleh seorang aktor atau kelompok aktor yang berkaitan dengan seleksi tujuan dan cara
mencapai tujuan tersebut dalam situasi tertentu, dimana keputusan tersebut berada dalam cakupan wewenang para pembuatnya William Jenkins, 1978.
Gambar 8. Tahapan dan Metode Analisis Data dalam Penelitian Pengembangan Kawasan Agropolitan di Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang
Potensi Kawasan Agropolitan
Perkembangan Kawasan Agropolitan
Basis Kom Pertanian
Komoditas Unggulan
Potensi Keruangan
Kesesuaian Lahan
Kelayakan Usahatani
Karakteristik Kawasan
Sarana dan Prasarana
Persepsi Masyarakat
Pengambilan Keputusan
PENGEMBANGAN AGROPOLITAN DI WILAYAH PERBATASAN
Location Coutieont
Unggulan Andalan
Analisis GIS
Evaluasi Lahan
RC Ratio - Tipologi,
PCA, Cluster Skalogram
Sentralitas Penyebaran
Kuisioner AHP dan ISM
Keberlanjutan Pengembangan Kawasan Agropolitan
MDS Rap-BENGKAWAN Analisis Prospektif
Model Pengembangan Kawasan Agropolitan Secara Berkelanjutan
Sistem Dinamik
42
43 4. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif danatau aspek fungsional UU No. 262007 tentang
Penataan Ruang. 5.
Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya UU No. 262007 tentang Penataan Ruang.
6. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan UU No. 262007 tentang Penataan Ruang.
7. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan UU No. 262007 tentang
Penataan Ruang. 8.
Wilayah perbatasan adalah wilayah yang secara geografis berbatasan langsung dengan negara tetangga dan langsung berhadapan dengan
negara lain yang didalamnya juga dapat berfungsi lindung dan budidaya Alkadri dan Hamid, 2003.
9. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi UU No. 262007
tentang Penataan Ruang. 10. Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih
pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya
keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis UU No. 262007 tentang Penataan Ruang.
11. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi UU No. 262007
tentang Penataan Ruang. 12. Agropolitan
berasal dari kata Agro berarti pertanian dan Politan berarti kota, yaitu kota pertanian yang tumbuh dan berkembang yang mampu
44 memacu berkembangnya sistem usaha agribisnis sehingga dapat
melayani, mendorong dan menarik kegiatan pembangunan pertanian agribisnis di wilayah sekitarnya. Agropolitan dapat juga diartikan sebagai
kota pertanian atau kota di daerah lahan pertanian atau pertanian di daerah kota Departemen Pertanian, 2002.
13. Komoditas andalan adalah komoditas potensial yang dipandang dapat dipersaingkan dengan produk sejenis di daerah lain, karena disamping
memiliki keunggulan komparatif juga memiliki efisiensi usaha yang tinggi. Efisiensi usaha itu dapat tercermin dari efisiensi produksi, produktivitas
pekerja, profitabilitas dan lain-lain Pemkab Purbalingga, 2003. 14. Komoditas unggulan adalah komoditas andalan yang memiliki keunggulan
kompetitif, karena telah memenangkan persaingan dengan produk sejenis di daerah lain. Keunggulan kompetitif demikian dapat terjadi karena
efisiensi produksinya yang tinggi akibat posisi tawarnya yang tinggi baik terhadap pemasok, pembeli, dan daya saingnya yang tinggi terhadap
pesaing, pendatang baru maupun barang substitusi Pemkab Purbalingga, 2003.
15. Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam
suatu lingkungan kompleks Marimin, 2004. 16. SHE
sibernetik, holistik, dan efektifitas. Sibernetik dapat diartikan bahwa dalam penyelesaian masalah tidak berorientasi pada permasalahan
problem oriented tetapi lebih berorientasi pada tujuan goal oriented. Holistik lebih menekankan pada penyelesaian permasalahan secara utuh
dan menyeluruh, sedangkan efektifitas berarti bahwa sistem yang telah dikembangkan tersebut harus dapat dioperasikan Hardjomidjojo, 2006.
17. Model adalah abstraksi atau penyederhanaan dari sistem yang sebenarnya Hall dan Day, 1977.
IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Geografis dan Administrasi