Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data 1. Analisis Multidimensional Scaling MDS

145 mengetahui status keberlanjutan wilayah dari lima dimensi, akan memudahkan dalam melakukan perbaikan-perbaikan terhadap atribut-atribut yang sensitif berpengaruh terhadap peningkatan status keberlanjutan wilayah terutama pada dimensi keberlanjutan dengan status yang lebih rendah guna mendukung pengembangan kawasan agropolitan ke depan. 7.2. Metode Analisis Status Keberlanjutan Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang a. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang diperlukan dalam analisis keberlanjutan wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang untuk pengembangan kawasan agropolitan adalah data primer berupa atribut-atribut yang terkait dengan lima dimensi keberlanjutan pembangunan yaitu dimensi ekologi, ekonomi, sosial, infrastrukturteknologi, serta hukum dan kelembagaanantara. Data primer dapat bersumber dari para responden dan pakar yang terpilih, serta hasil pengamatan langsung di lokasi penelitian

b. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam analisis keberlanjutan pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Bengkayang dilakukan melalui wawancara, diskusi, kuisioner, dan survey lapangan dengan responden di wilayah studi yang terdiri dari berbagai pakar dan stakeholder yang terkait dengan topik penelitian c. Metode Analisis Data c.1. Analisis Multidimensional Scaling MDS Analisis keberlanjutan pengembangan kawasan agropolitan dilakukan dengan pendekatan Multidimensional Scaling MDS yang disebut dengan pendekatan Rap-BENGKAWAN yang merupakan pengembangan dari metode Rapfish yang digunakan untuk menilai status keberlanjutan perikanan tangkap. Analisis keberlanjutan ini, dinyatakan dalam Indeks Keberlanjutan Pengembangan Kawasan Agropolitan ikb-BENGKAWAN Analisis dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu 1 penentuan atribut pengembangan kawasan agropolitan secara berkelanjutan yang mencakup lima dimensi yaitu dimensi ekologi, ekonomi, sosial-budaya, infrastrukturteknologi, dan hukum dan kelembagaan; 2 penilaian setiap atribut dalam skala ordinal 146 berdasarkan kriteria keberlanjutan setiap dimensi; dan 3 penyusunan indeks dan status keberlanjutan pengembangan kawasan agropolitan di wilayah perbatasan Kalimantan Barat. Setiap atribut pada masing-masing dimensi diberikan skor berdasarkan Scientific Judgment dari pembuat skor. Rentang skor berkisar antara 0 – 3 atau tergantung pada keadaan masing-masing atribut yang diartikan.mulai dari yang buruk 0 sampai baik 3. Nilai skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multidimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang mencerminkan posisi keberlanjutan wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang untuk pengembangan kawasan agropolitan yang dikaji relatif terhadap dua titik acuan yaitu titik baik good dan titik buruk bad. Adapun nilai skor yang merupakan nilai indeks keberlanjutan setiap dimensi dapat dilihat pada Tabel 22 berikut. Tabel 22. Kategori Status Keberlanjutan Pengembangan Kawasan Agropolitan Berdasarkan Nilai Indeks Hasil Analisis Rap-BENGKAWAN Nilai Indeks Kategori 0 – 24,99 25 – 49,99 50 – 74,99 75 – 100,0 Buruk Kurang Cukup Baik Melalui metode MDS, maka posisi titik keberlanjutan dapat divisualisasikan melalui sumbu horizontal dan sumbu vertikal. Dengan proses rotasi, maka posisi titik dapat divisualisasikan pada sumbu horizontal dengan nilai indeks keberlanjutan diberi nilai skor 0 buruk dan 100 baik. Jika sistem yang dikaji mempunyai nilai indeks keberlanjutan lebih besar atau sama dengan 50 50 , maka sistem dikatakan berkelanjutan sustainable dan tidak berkelanjutan jika nilai indeks kurang dari 50 50 . Ilustrasi hasil ordinasi nilai indeks keberlanjutan dapat dilihat pada Gambar 39. Buruk Baik 50 100 Gambar 39. Ilustrasi Penentuan Indeks Keberlanjutan Pengembangan Kawasan Agropolitan dalam Skala Ordinasi Nilai indek keberlajutan setiap dimensi dapat divisualisasikan dalam bentuk diagram layang-layang kite diagram seperti pada Gambar 40. 147 20 40 60 80 100 Dimensi Ekologi Dimensi Ekonomi Dimensi Sosial-Budaya Dimensi Infrastruktur- Teknologi Dimensi Hukum- Kelembagaan Gambar 40. Ilustrasi Indeks Keberlanjutan Setiap Dimensi Pengembangan Kawasan Agropolitan di Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang Untuk melihat atribut yang paling sensitif memberikan kontribusi terhadap indeks keberlanjutan pengembangan kawasan agropolitan, dilakukan analisis sensivitas dengan melihat bentuk perubahan root mean square RMS ordinasi pada sumbu X. Semakin besar perubahan nilai RMS, maka semakin sensitif atribut tersebut dalam pengembangan kawasan agropolitan. Dalam analisis tersebut di atas akan terdapat pengaruh galat yang dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti kesalahan dalam pembuatan skor karena kesalahan pemahaman terhadap atribut atau kondisi lokasi penelitian yang belum sempurna, variasi skor akibat perbedaan opini atau penilaian oleh peneliti, proses analisis MDS yang berulang-ulang, kesalahan input data atau ada data yang hilang, dan tingginya nilai stress nilai stress dapat diterima jika nilainya 25 Kavanagh dan Pitcher, 2004. Untuk mengevaluasi pengaruh galat pada pendugaan nilai ordinasi pengembangan kawasan agropolitan digunakan analisis Monte Carlo.

c.2. Analisis Prospektif