69 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, diperoleh produktivitas
rata-rata padi sehat dari petani responden sebesar 2615,67 kg dengan luasan lahan rata-rata 0,52 hektar ha. Bila luas lahan dikonbversikan ke dalam satu hektar
maka diperoleh produktivitas padi sehat. Produktivitas padi sehat yang diperoleh oleh petani responden Gapoktan Silih Asih adalah 5388,81 kilo gram kg per ha.
Nilai penerimaan yang diperoleh petani merupakan nilai dari perhitungan hasil panen dari seluruh petani responden yang dikalikan dengan harga GKP rata-
rata yang sudah terlebih dahulu dikonversi ke dalam luasan satu hektar. Analisis penerimaan usahatani petani responden yang dilakukan tidak dikurangi dengan
iuran-iuran seperti iuran pengairan, zakat produksi, dan sebagainya, karena hal ini dilakukan bukan atas dasar kewajiban, namun tergantung keiklasan dari para
petani, dan biasanya iuran ini berlaku pada petani yang menggarap lebih dari satu ha lahan.
Seluruh petani responden, menjual GKP yang dihasilkan dari usahataninya ke koperasi Lisung Kiwari. Harga yang ditetapkan oleh pihak koperasi adalah
sama ke seluruh anggota. Seluruh anggota Gapoktan Silih Asih bergabung menjadi anggota Gapoktan, sehingga harga jual output yang diperoleh oleh
seluruh petani responden adalah sama, yakni Rp 2.500,00 per kg. Penerimaan yang diperoleh petani padi sehat dari produktivitas rata-rata sebesar 5388,81 kg
per ha dan harga Rp 2.500,00 per kg adalah Rp13.472.024,00. Adapun rincian penerimaan padi dari petani responden Gapoktan Silih Asih dapat dilihat pada
Tabel 16. Tabel 16. Produktivitas, Harga, dan Penerimaan Rata-Rata Usahatani Padi Sehat
Gapoktan Silih Asih Desa Ciburuy pada Musim Tanam Desember 2010-Maret 2011
No. Uraian
Satuan Nilai
3. Produktivitas
kgha 5.388,81
4. Harga
Rpkg 2.500,00
5. Penerimaan
Rp 13.472.024,00
6.2.2. Analisis Biaya Usahatani
Pengeluaran usahatani adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam usahatani padi sehat pada suatu periode tanam tertentu. Biaya usahatani
70 pada penelitian ini terbagi menjadi dua kelompok. Biaya usahatani padi sehat
yang tergolong pada biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai pada usahatani padi sehat di Gapoktan Silih Asih adalah biaya benih, kompos, urea,
phonska, pestisida nabati, Tenaga Kerja Luar Keluarga TKLK, sewa lahan, dan sewa traktor atau ternak. Sedangkan biaya yang termasuk pada biaya
diperhitungkan tidak tunai pada usahatani padi sehat ini adalah biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK, sewa lahan milik sendiri yang dikonversikan
pada sewa lahan umum, dan penyusutan alat. Biaya tunai dan biaya diperhitungkan pada usahatani tersebut menghasilkan Total biaya, seperti yang
dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Komponen Biaya Usahatani Padi Sehat Gapoktan Silih Asih Desa
Ciburuy pada Musim Tanam Desember 2010-Maret 2011
No. Komponen
Jumlah Harga per
Satuan Rpsatuan
Nilai Rp A
Biaya tunai 1.
Benih Kg 18,46
7.000,00 129.202,78
1,17 2.
Pupuk kompos Kg 2.726,68
300,00 818.003,49
7,39 3.
Pupuk urea Kg 61,62
2.000,00 123.237,78
1,11 4.
Pupuk phonska Kg 140,85
3.000,00 422.537,81
3,82 5.
Pestisida nabati liter 49,66
1.500,00 74.483,99
0,67 6.
Tenaga kerja Luar Keluarga HOK
121,31 21.666,67
2.628.468,06 23,75
7. Sewa lahan
- -
2.101.851,85 18,99
8. Sewa ternaktraktor
- -
106.562,50 0,96
Jumlah biaya tunai -
- 6.404.348,26
B Biaya yang diperhitungkan biaya tidak tunai
1. Penyusutan alat
- -
18.862,08 0,17
2. Tenaga kerja dalam
keluarga HOK 57,40
21.666,67 1.243.773,91
11,24 3.
Sewa lahan lahan milik sendiri
- -
3.400.000,00 30,72
Jumlah biaya yang diperhitungkan -
- 4.662.635,99
- C
Total biaya -
- 11.066.984,25
100,00
71 Biaya tunai pada suatu usahatani cenderung lebih tinggi dibanding biaya
diperhitungkan. Berdasarkan Tabel 17 di atas, diperoleh biaya tunai sebesar Rp 6.404.348,26 sedangkan biaya diperhitungkan sebesar Rp 4.662.635,99. Total
biaya yang diperoleh pada usahatani tersebut adalah Rp 11.066.984,25. Berdasarkan uraian biaya tersebut, maka biaya yang paling tinggi dalam usahatani
padi sehat adalah biaya yang dikeluarkan untuk sewa lahan pada biaya diperhitungkan, yakni sebesar 30,72 persen dan biaya terkecil adalah penyusutan
alat, yakni sebesar 0,17 persen. Benih yang digunakan pada usahatani padi sehat di lokasi penelitian
diperoleh dari Koperasi Lisung Kiwari, dan varietas yang ditanam oleh petani responden adalah Varietas Ciherang, Sintanur, dan IR-64. Harga beli yang
diperoleh petani responden dari koperasi adalah sama untuk setiap varietas, yakni Rp 7.000,00. Biaya yang dikeluarkan untuk benih adalah Rp 129.202,78 atau
sebesar 1,17 persen dari total biaya yang dikeluarkan. Usahatani padi di Gapoktan Silih Asih menggunakan kompos dan
penggunaan pupuk pun sudah dikurangi. Kompos Digunakan untuk menambah unsur hara tanah, mengurangi kerusakan tanah, dan khususnya untuk memperbaiki
struktur organik tanah yang sudah hilang akibat penggunaan bahan kimia pada usahatani beberapa tahun sebelumnya. Jenis kompos yang digunakan oleh petani
responden adalah jenis kompos yang berasal dari campuran jerami dan pupuk kandang sebagai bahan dasar. Jika dinominalkan berdasarkan harga yang
umumnya berlaku di Desa Ciburuy, maka harga kompos per kg adalah Rp 300,00. Jumlah pupuk kompos rata-rata yang digunakan oleh petani responden adalah Rp
2.726,68, sehingga biaya total yang dikeluarkan untuk kebutuhan benih adalah Rp 818.003,49 atau sebesar 7,39 persen dari biaya total.
Terdapat dua macam pupuk kimia yang masih digunakan dalam usahatani padi sehat, yakni pupuk urea dan pupuk phonska. Biaya yang dikeluarkan untuk
pupuk urea lebih kecil dibanding biaya yang digunakan untuk pupuk phoska. Pupuk urea yang digunakan petani responden berada pada rata-rata sebesar 61,62
kg per hektar, dan penggunaan pupuk phonska adalah 140,85 kg per ha. Jika dilihat berdasarkan biaya total yang dikeluarkan pada usahatani padi sehat di
72 gapoktan ini, maka pupuk urea mengkontribusi sebesar 1,11 persen dan pupuk
phoska sebesar 3,82 persen. Disamping pupuk kompos yang mengandung unsur organik, pestisida
nabati juga digunakan dalam mendukung keorganikan dalam usahatani padi yang dihasilkan di Gapoktan Silih Asih. Pestisida nabati digunakan untuk membasmi
hama dan penyakit secara dan penyakit secara alami. Pestisida nabati yang digunakan adalah dalam bentuk cair. Berdasarkan wawancara di lapangan, jumlah
rata-rata pestisida nabati yang digunakan petani responden dalam usahatani padi sehat adalah 49,66 liter per ha, dengan kisaran harga sebesar Rp 1.500,00 per liter.
Sehingga biaya yang dikeluarkan petani untuk pembelian pestisida nabati adalah Rp 74.483,99 per ha untuk musim tanam Desember 2010-Maret 2011 atau sekitar
0,67 persen dari total biaya seluruhnya. Tenaga kerja mempunyai peran penting dalam menjamin keberlangsungan
usahatani. Tenaga kerja diperlukan dalam setiap tahap dalam usahatani,yakni dari tahap persiapan lahan hingga tahap panen. Tenaga kerja yang digunakan dalam
usahatani padi sehat terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Dalam setiap kelompok tenaga kerja tersebut terdapat pula tenaga kerja
laki-laki, tenaga kerja anak, dan tenaga kerja perempuan. Tenaga kerja yang cenderung digunakan dalam usahatani padi sehat ini adalah tenaga kerja laki-laki.
Tenaga kerja luar keluarga cenderung lebih banyak digunakan dibanding tenaga kerja dalam keluarga. Tenaga kerja dalam keluarga yang digunakan sekitar 67,88
persen sedangkan tenaga kerja dalam keluarga hanya 32,12 persen. Perbedaan penggunaan jenis tenaga kerja tersebut dalam usahatani padi sehat dapat dilihat
pada Tabel 18. Tabel 18. Penggunaan TKDK dan TKLK dalam Usahatani Padi Sehat di
Gapoktan Silih Asih Desa Ciburuy Periode Tanam Desember 2010- Maret 2011
Uraian Jumlah
Nilai Rp Tenaga kerja dalam keluarga
57,41 1.243.774,00
32,12 Tenaga kerja dalam keluarga
121,31 2.628.468,00
67,88 Total Tenaga Kerja
178,71 3.872.242,00
100,00
73 Lahan yang digunakan oleh petani responden Gapoktan Silih Asih dalam
usahatani padi sehat adalah lahan yang disewa, bagi hasil, dan milik sendiri. Lahan yang disewa dan lahan melalui sistem bagi hasil dijumlahkan kemudian
dirata-ratakan dan dijadikan menjadi sewa lahan saja dalam komponen biaya tunai. Sedangkan lahan milik sendiri dijadikan terpisah pada komponen biaya lain,
yakni biaya diperhitungkan sebagai sewa lahan yang dikonversi dari lahan milik sendiri. Biaya yang dikeluarkan dalam menyewa lahan lahan sewa dan bagi hasil
adalah Rp 2.101.851,85 dan biaya sewa lahan milik sendiri adalah Rp 3.400.000. Pada umumnya lahan bagi hasil lebih banyak digunakan pada petani responden,
walaupun sudah dijumlah dengan lahan yang disewa, proporsi sewa lahan milik sendiri tetap lebih tinggi disbanding lahan yang disewa pada biaya tunai. Biaya
sewa lahan milik sendiri mencapai 30,72 persen, sedangkan sewa lahan pada biaya tunai hanya mencapai 18,99 persen dari total biaya yang digunakan.
Sewa traktor atau ternak digunakan pada saat pengolahan lahan. Pada umumnya petani responden menggunakan traktor dalam proses pengolahan lahan
tersebut, dan hanya sebagian petani yang menggunakan ternak dalam tahap usahatani ini. 73,33 persen petani menyewa traktor dalam usataninya, dan sisanya
sebesar 26,67 persen menggunakan tenaga ternak. Penggunaan sewa ternak atau traktor pada usahatani padi semi organic ini dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Penggunaan Sewa Traktor dan Ternak dalam Usahatani Padi Sehat di Gapoktan Silih Asih Desa Ciburuy Periode Tanam Desember 2010-
Maret 2011 Uraian
Julah Petani Responden Orang Sewa traktor
22 73,33
Sewa Ternak 8
26,67 Jumlah
30 100,00
Alat-alat yang digunakan oleh petani responden dalam usahatani padi sehat cenderung berasal dari alat yang dipinjamkan oleh Koperasi Lisung Kiwari
untuk anggotanya. Seperti misalnya sorongan, garokan, karung dan sebagainya. Disamping itu, karena petani responden juga menggunakan tenaga kerja luar
keluarga dalam usahataninya, sehingga alat-alat usahatani lainya juga cenderung dibawa sendiri oleh tenaga kerja luar keluarga tersebut. Alat pertanian yang
74 biasanya dibawa oleh tenaga kerja luar keluarga tersebut adalah cangkul dan
parang. Sehingga alat pertanian yang dimiliki sendiri dan digunakan untuk usahatani padi sehat adalah cangkul, ember dan parang; karena dalam usahatani
juga digunakan tenaga kerja dalam keluarga, dan biasanya tenaga kerja dalam keluarga tersebut akan membawa alat pertaniannya sendiri untuk digunakan.
Berdasarkan hal tersebut sehingga diperlukan perhitungan penyusutan alat. Penyusutan alat hanya dihitung pada alat-alat yang dimiliki petani. Penyusutan
alat pertanian terbesar terdapat pada cangkul, yakni Rp 11.597,86 atau sebesar 62,92 persen seperti yang ditunjukkan pada Tabel 20.
Tabel 20. Penyusutan Alat-Alat Pertanian yang Digunakan pada Usahatani Padi Sehat di Gapoktan Silih Asih Desa Ciburuy Periode Tanam Desember
2010-Maret 2011 Nama
alat Nilai Ekonomis
Rp,00 Nilai Sisa
Rp Umur
Ekonomis Tahun
Penyusutan Rp
Cangkul 62.166,67
15.002,78 4,07
11.597,68 62,92 Parang
34.333,33 16.002,78
3,40 5.391,34 29,25
Ember 7.916,67
3.486,11 3,07
1.444,75 7,84
Jumlah 104.416,67
34.491,67 10,53
18.433,76 100,00
6.2.3. Analisis Pendapatan Usahatani dan RC Rasio Padi Sehat