Pengolahan Tanah Pembibitan Karakteristik Petani

63

6.1.1. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah dilakukan untuk menciptakan struktur tanah yang mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga diharapkan hasil yang diperoleh akan maksimal. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengolahan tanah yaitu pembajakan, perataan, pencangkulan, dan memperbaiki pematang. Pengolahan tanah dimulai dengan kegiatan membajak. Kegiatan membajak tanah dilakukan dengan menggunakan alat bajak kerbau atau traktor. Petani di Desa Ciburuy biasanya menggunakan bajak kerbau karena lahan yang diusahakan memiliki kontur yang bertingkat-tingkat dan luas lahan yang relatif sempit. Kegiatan pembajakan dilanjutkan dengan kegiatan perataan tanah, yaitu kegiatan menghaluskan struktur tanah hasil pembajakan yang masih berupa bongkahan-bongkahan tanah. Pembajakan tanah biasanya tidak mencapai sudut- sudut sawah, sehingga tanah yang tidak terbajak diselesaikan dengan cara dicangkul. Pada waktu yang bersamaan, biasanya petani memperbaiki pematang sawah. Pematang sawah diperbaiki dengan cara dikikis dengan cangkul yang kemudian dilempar ke lahan. Setelah itu, pematang kembali ditambal dengan tanah berlumpur hingga rata. Setelah kegiatan pembajakan selesai dilakukan, kemudian lahan diberakan selama beberapa minggu. Lamanya waktu pemberaan tanah tergantung pada umur bibit disemai.

6.1.2. Pembibitan

Kegiatan pembibitan dilaksanakan dalam rangka penyediaan bibit unggul bersertifikat untuk mendukung pelaksanaan budidaya padi sehat secara berkelanjutan. Benih yang digunakan berlabel biru dan memiliki daya tumbuh minimum 90 persen. Kebutuhan benih kurang lebih 18,46 kilogram per hektar. Tujuan pembibitan ini untuk memperoleh bibit yang siap tanam pada umur 12 sampai 20 hari. a. Persiapan lahan pembibitan Persiapan lahan untuk pembibitan biasanya dilakukan setelah lahan selesai dibajak pembajakan pertama atau saat waktu pemberaan lahan setelah dibajak. Lahan yang telah dibajak pada pengolahan tanah dibuat menjadi beberapa petak. Petak-petakan tersebut dibuat lebih tinggi dari permukaan lahan sekitarnya yang 64 kemudian petak semai tersebut diratakan permukaannya. Media persemaian menggunakan campuran tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1. Luas persemaian yang digunakan adalah 200 m 2 untuk memenuhi kebutuhan bibit seluas 1 hektar. b. Perlakuan benih sebelum sebar Tujuan dari perlakuan ini adalah untuk mendapatkan benih yang bernas, yang dapat menekan dan menghilangkan penyakit yang ada pada benih, merangsang meratanya pengecambahan benih sehingga mengalami pertumbuhan yang serempak. Perlakuan yang dimaksud adalah perendaman benih dengan menggunakan garam atau air abu. Perendaman dilakukan dengan mencampur 1 sendok makan garam atau 3 sendok abu setiap 1 liter air dengan air bersih secukupnya. perendaman dilakukan selama 24 jam. Setelah perendaman, benih dicuci sambil dipisahkan antara benih yang bernas dengan benih hampa dan kotoran lainnya. Setelah itu, benih kembali didiamkan selama 12 jam sebelum tanam.

6.1.3. Penanaman Tandur