Sumber Modal Karakteristik Petani

60 Tabel 13. Karakteristik Responden Petani Padi Sehat Berdasarkan Luas Lahan Luas Lahan Ha Jumlah responden Orang Persentase 0-0,25 13 43,33 0,26-0,50 13 43,33 0,51-1 2 6,67 1 2 6,67 Jumlah 30 100,00

5.3.8. Status Penguasaan Lahan

Kepemilikan lahan yang kurang menjadikan petani responden di Gapoktan Silih Asih menggarap lahan yang akan dijadikan untuk membudidayakan padi sehat dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga petani. Lahan yang digarap oleh petani biasanya akan dibayar melalui sistem sewa ataupun bagi hasil. Sistem bagi hasil yang berlaku adalah 50 persen banding 50 persen, yang artinya 50 persen ke penggarap lahan dan 50 persen lain ke pemilik lahan. Dari ke-30 petani responden, terhitung hanya 3 orang petani yang memiliki lahan sendiri, dan sisanya yakni sebesar 90 persen merupakan lahan yang berstatus kepemilikan sewa danatau sistem bagi hagi hasil. Status penguasaan lahan petani responden terhadap lahan yang digarap untuk padi sehat di Gapoktan Silih Asih dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini. Tabel 14. Karakteristik Responden Petani Padi Sehat Berdasarkan Status Penguasaan Lahan Status Penguasaan Lahan Jumlah responden Orang Persentase Pemilik 3 10,00 Sewa 8 26,67 Bagi hasil 19 63,33 Jumlah 30 100,00

5.3.9. Sumber Modal

Sumber modal pertanian menjadi penting untuk diketahui karena modal yang digunakan mempengaruhi pendapatan yang akan diterima petani dari hasil usahatani yang dilakukan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada saat penelitian, sumber modal yang pada umumnya digunakan petani responden dalam 61 menjalankan usahataninya berasal dari koperasi. Modal yang biasanya diperoleh dari koperasi adalah input atau faktor-faktor produksi yang akan digunakan dalam pertaniannya. Tabel 13 menunjukkan bahwa sekitar 76,67 persen petani meminjam modal dari koperasi, dan hanya 23,33 pesen petani responden yang menggunakan modal sendiri. Tabel 15. Karakteristik Responden Petani Padi Sehat Sumber Modal Sumber Modal Jumlah responden Orang Persentase Koperasi 23 76,67 Sendiri 7 23,33 Jumlah 30 100,00 62 VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Usahatani Padi Sehat di Gapoktan Silih Asih Budidaya padi sehat di Gapoktan Silih Asih dimulai sejak tahun 2002. Teknik budidaya ini masih tergolong baru. Pada awal terbentuknya, petani yang bergabung dalam gapoktan ini masih melakukan teknik produksi padi secara konvensional. Peralihan teknik ini dilakukan dalam mendukung program pemerintah Go Organic 2010, dan melihat bahwa peluang pasar beras dari hasil pertanian ramah lingkungan cukup berprospek karena permintaannya yang cukup tinggi pada era ini. Budidaya padi sehat yang dilakukan petani adalah proses produksi padi sawah yang tidak menggunakan pestisida kimia, menggunakan teknologi terapan lainnya yang mendukung sistem pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan. Teknik usahatani atau budidaya padi sehat ini disesuaikan dengan standar operasional produksi seperti yang terdapat pada Lampiran 8. Beras yang dihasilkan dari padi organik akan mendapat pengawasan dari dinas kesehatan, untuk mendapatkan sertifikasi POM Pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan kadar pestisida dan unsur kimia yang terkandung dalam makanan. Pada umumnya produktivitas padi yang dihasilkan berkisar antara 4 sampai 7 ton per ha padi kering panen. Dalam kurun waktu yang masih tergolong baru, ketergantungan petani terhadap penggunaan bahan kimia khususnya pupuk kimia pun masih belum dapat dilepaskan secara langsung. Penggunaan pestisida sudah mampu dilepas, namun penggunaan pupuk masih tetap dilakukan dengan jumlahnya berangsur menurun dengan harapan untuk menghasilkan padi yang benar-benar pure organik dalam jangka panjang. Ketergantungan penggunaan pupuk kimia ini juga disebabkan oleh penurunan produktivitas padi secara drastis apabila pengunaan pupuk benar- benar dihentikan, karena unsur hara tanah yang sudah sangat tergantung pada unsur sintetik akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan yang dilakukan selama ini. Seperti teknik usahatani komoditi lain, usahatani padi sehat ini dimulai dari persiapan lahan, persemaian hingga panen. Teknik budidaya yang dilakukan oleh para petani responden secara umum dapat digambarkan sebagai berikut. 63

6.1.1. Pengolahan Tanah