9
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Pertanian Ekologis dan Berkelanjutan
Konsep pertanian ekologis secara umum dapat dikatakan sebagai kegiatan usaha pertanian yang tidak memberikan dampak negatif serta tidak merusak
lingkungan. Pertanian dengan ciri ekologis merupakan usaha pertanian yang terintregasi dengan pengelolaan lingkungan produksi dan menerapkan teknologi
maju adaptif yang ramah lingkungan sehingga mengoptimalkan produktivitas tanpa harus menurunkan kualitas lingkungan.
Sedangkan pertanian berkelanjutan merupakan suatu sistem produksi pertanian yang secara terus menerus mampu mencukupi kebutuhan akan pangan
serta pakan dengan syarat tidak merusak sumberdaya alam pertanian bagi generasi mendatang. Terdapat empat kepentingan pokok yang perlu dipenuhi dalam
pertanian berkelanjutan antara lain: 1 tercukupinya kebutuhan pangan dan pakan untuk saat ini dan saat yang akan datang, 2 kelayakan ekonomi usaha pertanian
saat ini dan masa mendatang, 3 kelestarian serta mutu lingkungan dan
sumberdaya alam serta 4 kelestarian akan keanekaragaman hayati.
Gagasan model pertanian berkelanjutan dikembangkan dalam rangka membangun kembali sistem pertanian yang mampu menjaga, memelihara, dan
melindungi keberlanjutan alam serta dalam rangka menegakkan kembali kedaulatan petani yang telah dihancurkan oleh pertanian modern revolusi hijau.
Konsep pertanian ekologis dan berkelanjutan merupakan harapan yang harus dapat direalisasikan agar dapat memperbaiki keseimbangan antara usaha
peningkatan produksi dengan lingkungan produksi.
2.2. Pengertian Pertanian Organik
Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi pertanian yang holistik dan terpadu yang bertujuan meningkatkan dan mengembangkan kesehatan
agro-ekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah. Pertanian organik juga dapat didefenisikan sebagai suatu sistem pertanian
yang berupaya untuk mengembalikan semua jenis bahan organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk residu dan limbah pertanaman atau ternak yang kemudian
bertujuan menjadi sumber makanan pada tanaman.
10 Menurut Sriyanto 2010 pengertian pertanian organik adalah suatu sistem
pertanian yang didesain dan dikelola sedemikian rupa sehingga mampu menciptakan produktivitas yang berkelanjutan. Tujuan utama dari pertanian
organik adalah untuk menyuburkan kondisi lahan, mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas, serta menjaga keseimbangan ekosistem tanah, tumbuhan, hewan,
dan manusia. Sedangkan Andoko 2008 beranggapan bahwa pertanian organik merupakan kegiatan bercocok tanam yang akrab dengan lingkungan dan berusaha
meminimalkan dampak negatif bagi alam sekitar. Ciri utama yang dimiliki pertanian organik adalah penggunaan varietas lokal yang relatif masih alami,
diikuti dengan penggunaan pupuk organik, dan pestisida organik. Oleh karena dibudidayakan tanpa menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia maka produk
pertanian organik ini pun terbebas dari residu zat berbahaya sehingga aman untuk dikonsumsi dan terjaga kesehatannya.
Pada dasarnya pertanian organik dilandasi pada pengembangan prinsip- prinsip memberi makanan pada tanah yang selanjutnya tanah memberi makanan
pada tanaman. Strategi pertanian organik adalah memindahkan unsur hara dari sisa tanaman, kompos, dan pupuk kandang menjadi biomassa tanah yang
selanjutnya setelah melalui proses mineralisasi akan menjadi hara dalam larutan tanah. Sistem manajemen produksi pertanian organik dirancang untuk:
1. Menghasilkan pangan berkualitas tinggi yang bebas residu pestisida, residu
pupuk kimia lainnya untuk membantu dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
2. Melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati dalam sistem secara
keseluruhan, agar dapat berfungsi dalam mempertahankan interaksi di dalam ekosistem pertanian secara alami.
3. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, kesuburan dan produktivitas
lahan guna menunjang sistem usahatani yang berkelanjutan. 4.
Mengurangi ketergantungan petani terhadap masukan sarana produksi dari luar yang harganya mahal dan berpotensi menyebabkan pencemaran
lingkungan.
11 5.
Mendaur ulang limbah yang berasal dari tumbuhan dan hewan untuk mengembalikan nutrisi ke lahan sehingga meminimalkan penggunaan
sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui. 6.
Mempromosikan penggunaan tanah, air, dan udara secara sehat, serta meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan oleh praktek-praktek
pertanian. 7.
Menangani produk pertanian dengan penekanan pada cara pengolahan yang hati-hati untuk menjaga integritas organik dan mutu produk pada seluruh
tahapan. 8.
Bisa diterapkan pada seluruh lahan pertanian yang ada melalui suatu periode konversi, dimana lama waktunya ditentukan oleh faktor spesifik lokasi seperti
sejarah lahan serta jenis tanaman dan hewan yang akan diproduksi. Tujuan dan keuntungan yang dapat diperoleh dari pengembangan
pertanian organik yaitu: a.
Meningkatkan pendapatan petani karena adanya efisiensi pemanfaatan semberdaya dan
“Impressive Premium” produk. b.
Menghasilkan pangan yang cukup, aman dan berkualitas sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat sekaligus daya saing produk agribisnis.
c. Menciptankan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani.
d. Meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian.
e. Meningkatkan dan menjaga produktivitas lahan pertanian dalam jangka
panjang, serta memelihara kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan. f.
Menciptakan lapangan kerja baru dan keharmonisan sosial di pedesaan.
2.3. Kegunaan Pertanian Organik