Pemecahan Ampas Kempa Pemurnian Minyak Sawit

strainer, dan ditampung dalam bak sebelum dipompakan ke purifierCST. Sedangkan ampas kempa dipecahkan menggunakan cake breaker conveyor untuk mempermudah pemisahan biji dan serat.

2.7.3.6. Pemecahan Ampas Kempa

Ampas press masih bercampur dengan biji berbentuk gumpalan-gumpalan, dipecahkan dan dibawa untuk dipisahkan antara ampas dan biji. Alat ini terdiri atas pedal-pedal yang diikat pada poros yang berputar, kemiringan pedal diatur sehingga pemecahan gumpalan-gumpalan terjadi dengan sempurna, sambil mendorongnya pelan-pelan menuju depricarper agar penguapan air dapat berlangsung dengan lancar. 2.7.3.7.Pemisahan Ampas dan Biji Depricarper adalah alat untuk memisahkan ampas dan biji, serta membersihkan biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat pada biji. Alat ini terdiri atas kolam pemisah separating column dan drum pemolish polishing drum. Ampas dan biji dari conveyor pemecah ampas kempa cake breaker conveyor masuk kedalam kolam isapan blower. Ampas kering berat jenis kecil masuk kedalam siklon ampas kedalam conveyor bahan bakar. Sedangkan biji yang berat jenisnya lebih besar jatuh kebawah dan dihantar oleh conveyor ke dalam drum pemolis.

2.7.3.8. Pemurnian Minyak Sawit

a. Pemisahan Pasir Universitas Sumatera Utara Minyak yang keluar dari screw press melalui oil gutter di alirkan ke dalam sand tank dengan tujuan untuk mengendapkan pasir. b Penyaringan Bahan Padat Crude oil yang telah diencerkan dialirkan ke vibrating screen yang berukuran 20-40 mesh untuk memisahkan bahan asing seperti pasir, serabut, dan bahan-bahan lain yang mengandung minyak dan dapat dikembalikan ke digester. Untuk mengetahui ketepatan penambahan air pengencer, setiap dua jam sekali diambil sample crude oil sebelum masuk ke vibrating screen. Selanjutnya, menggunakan hand centrifuge electric centrifuge dapat diketahui komposisi, minyak, N-O-S Non Oily Solid, dan air. Komposisi yang tepat diperoleh jika perbandingan minyak dan sludge 1:2 konvensional dan jika dengan decanter perbandingan minyak dan sludge 1:1. Minyak kasar yang telah disaring di alirkan kedalam crude oil tank dan suhu dipertahankan 90-95 c. Pemisahan minyak dengan sludge settling tank Clarifier Tank C. selanjutnya crude oil dipompa ke settling tank. Fungsi settling tank adalah untuk mengendapkan sludge minyak kotor atau lumpuryang terkandung dalam crude oil. Tempratur minyak dalam settling tank harus dipertahankan 90-95 d. Pemurnian Minyak C. Minyak yang berada dilapisan atas dikutip dengan bantuan skimmer ke oil tank, sedangkan sludge yang masih mengandung minyak dialirkan ke sludge tank. Sludge dan pasir di dasar bejana harus dibuang flashed out agar pemisahan minyak dapat berjalan dengan baik. Universitas Sumatera Utara Fungsi oil purifier adalah untuk memisahkan sludge yang melayang emulsi dalam minyak dan mengurangi kadar air yang terkandung dalam minyak sehingga kadar kotoran minyak produksi menjadi 0,02 . Suhu minyak dalam oil purifier 90-95 e. Pengeringan Minyak C. Selanjutnya minyak dari oil purifier dimasukkan ke dalam vacuum oil dryer. Minyak dari oil purifier dengan suhu 90-95 f. Penimbunan Minyak Produksi C dipompa dan ditampung dalam float tank untuk seterusnya diisap oleh vacumm dryer. Dibawah pelampung terpasang toper spindle untuk mengatur minyak yang disalurkan ke dalam bejanan vacuum dryer sehingga kehampaan dalam vacuum dryer tetap terkendali 50 TORR. Selanjutnya melalui nozzle minyak akan disemburkan melalui bejana sehingga penguapan air lebih sempurna. Untuk menjaga keseimbangan minyak masuk dan keluar dari bejana, digunakan float valve dibagian bawah bejana. Minyak yang terkumpul didasar bejana akan disalurkan ke pompa di lantai bawah, selanjutnya dipompakan ke tangki timbun. Pada tangki timbun secara priodik dilakukan pengurasan mengikuti prosedur pencucian tangki suhu penyimpanan hendaknya 40-50 C. 2.7.3.9.Pengolahan Sludge Universitas Sumatera Utara a. Sand Cyclone Sludge dari sludge tank sebelum dimasukkan ke sludge separator dipompakan ke sand cyclone. Ditempat ini pasir halus akan dipishkan oleh gaya sentrifugal. Pasir halus yang berhasil dipisahkan kemudian di blow down. Sand Cyclone berfungsi dengan baik jika perbedaan tekanan inflow dan out flow sludge 2 bar. Untuk memisahkan atau mengambil minyak yang masih terkandung pada sludge, sludge diproses pada sludge separator. b.. Pemisahan Lumpur Cairan sludge yang telah melalui pre cleaner dimasukkan ke dalam sludge separator untuk dikutip minyaknya. Akibat gaya sentrifugal minyak yang berat jenisnya lebih kecil bergerak menuju poros dan terdorong keluar melalui sudu- sudu disc ke ruang pertama tangki pisah settling tank. Cairan dan ampas yang memiliki berat jenis lebih berat dari minyak terdorong kebagian bowl dan keluar melalui nozzle. Padatan yang menempel pada dinding bowl dicuci secara manual. c. Penampung limpahan minyak Preclaim oil tank Endapan-endapan dari clarifier tank, oil tank, dan sludge tank, yang di drain setiap pagi sebelum diolah, ditampung di dalam tangki penampungan limpah minyak. Demikian juga minyak kutipan dari bak penampung sludge fat fit, jika ALB asam lemak bebas masih memenuhi syarat.Untuk pemanasan tangki ini dilengkapi dengan system pemanas uap injeksi. Minyak yang terapung dibagian atas dialirkan ke clarifier tank, sedangkan lumpur pekat dibuang ke bak penampung sludge, yaitu fat fit. Pembersihan dan pemeriksaan keseluruhan dilakukan seminggu sekali. Universitas Sumatera Utara d. Pengutipan Minyak Parit Fat fit Fat fit dipergunakan untuk menampung cairan-cairan yang masih mengandung minyak yang berasal dari air kondensat dan stasiun pemurnian minyak. Minyak yang terkutip akan dipompa ke preclaim oil tank. Pembersihan bak dan pemeriksaan dilakukan setiap bulan. 10. Pengolahan Biji Stasiun pengolahan biji adalah stasiun pengolahan terakhir untuk memperoleh inti sawit. Biji dari pemisah biji dan ampas depericarper dikirim ke stasiun ini untuk diperam, dipecah, dipisahkan antara cangkang dan inti. Inti dikeringkan sampai batas yang ditentukan, cangkang dikirim ke pusat pembangkit tenaga uap sebagai bahan bakar. a. Timba Biji dan Transpor Biji Timba dan transport biji dipakai untuk mengangkut biji yang berasal dari pemisah biji dan ampas ke silo biji. Dari silo biji ke pemecah biji nut creaker. Alat ini terdiri atas timba-timba yang diikatkan pada rantai, dan digerakkan oleh electromotor dan berputar tegak vertika. b. Pemeraman Biji Nut Silo Alat ini berfungsi sebagai tempat pemeraman biji. Biji yang telah keluar dari depericarper perlu diperam agar lebih mudah dipecah dan kernel terpecah dari cangkang. Pada silo ini kadar air yang terkandung di dalam biji akan Universitas Sumatera Utara dikurangi dengan cara meniupkan udara panas yang dialirkan melalui elemen pemanas heating treatment. Lapisan biji dalam alat umumnya terdiri atas tiga tingkat suhu yang berbeda bagian atas 70 C, bagian tengah 60 C, dan bagian bawah 50 c. Alat pengantar Conveyor C. Pemeraman dilakukan selama 8-12 jam sampai kadar air dalam biji mencapai ± 9 dalam kondisi ini biji dapat dipecahkan dengan baik dan inti mudah lepas dari cangkang. Terdapat beberapa alat pengantar conveyor biji. Fungsi conveyor mengantar biji dari silo ke timba biji, mengantar biji pecah dari saringan getar ke kolom pemisah dan mengantar biji dari saringan ke timba biji. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengoperasiannya adalah baut harus terikat kuat, pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu. d. Tabung Pemisah Biji Nut Grading Drum Tabung pemisah biji adalah alat pembagi biji menurut besarnya diameter biji agar biji yang masuk kedalam setiap creaker diusahakan merata. Alat ini berupa tabung berputar yang dilengkapi dengan lubang-lubang perforasi. e. Pemecah biji Alat pemecah biji terdiri dari dua type yaitu type nut cracker dan ripple mill. Nut cracker sebaiknya dioperasikan dengan mengatur kecepatan putar sesuai dengan ukuran biji untuk fraksi kecil. 13 mm -:1.400 rpm, fraksi sedang. 13 – 15 mm: 1.300 rpm dan fraksi besar 15 mm -:1.250 rpm. Jika pemecah biji menggunakan ripple mill, magnet yang terdapat pada corong pemasukan harus sering dibersihkan dari logam yang melekat. Efisiensi Universitas Sumatera Utara nut cracker atau ripple mill dinyatakan dengan persentase biji yang dapat dipecah terhadap umpan. f. Pemisahan Basah atau Kering Kernel yang masih bercampur dengan cangkang dapat dipisahkan melalui pemisahan basah atau kering, Pemisah basah menggunakan tanah liat clay bath atau air pusingan hydrocylone sedangkan pemisahan kering menggunakan isapan angin. Pemisahan menggunakan tanah liat clay bath Cracked mixture dipisahkan menggunakan larutan tanah liat dengan berat jenis 1,13 yaitu dengan mencampurkan tanah liat kaolin dengan air. Campuran kernel dimasukkan ke dalam bak dan massa yang memiliki berat jenis 1,13 akan turun menuju dasar cone, kemudian dipompa ke alat penapis cangkang. selanjutnya dikirim ke shell hopper. Sementara kernel yang mengapung karena berat jenisnya kurang dari 1,13 dialirkan melalui talang penapis dan dikirim ke kernel dryer untuk dikeringkan. Silo inti dipakai untuk mengeringkan inti yang berasal dari hydrocylone sampai kadar air sesuai dengan ketentuan. Pengeringan dilakukan dengan udara yang ditiup oleh kipas melalui elemen pemanas. Suhu pemanasan pada tingkat paling bawah sama dengan suhu udara luar, suhu ubtuk tingkat ke dua 50 C, suhu untuk tingkat ketiga atas adalah 60 C. Inti yang sudah kering diturunkan melalui shaking grade. Hal yang menyebabkan inti mentah adalah elemen pemanas kotor, blower tidak dijalankan kontinu, lama pemanasan kurang, serta isian silo inti tidak penuh. Universitas Sumatera Utara

2.7.4. Mesin dan Peralatan

Dokumen yang terkait

Peningkatan Efektifitas Mesin Blowing Berdasarkan Evaluasi Overall Equipment Effectiveness dan FMEA pada Industri Manufaktur Plastik

13 124 92

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

12 167 136

Penerapan Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listriktenaga Gas Gt 2.1 Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

29 159 132

Studi Aplikasi Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness Di PT. Rolimex Kimia Nusa Mas

1 37 117

Ulasan Perbaikan Effektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effektiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive maintenance Di PTPN IV Pabatu

3 63 161

Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para

2 46 124

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DALAM PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DI PT. MULTI BINTANG INDONESIA

1 6 69

Analisis Total Productive Maintenance dengan Metode Overall Equipment Effectiveness Sebagai Solusi Six Big Losses dan Cacat Produk

0 3 6

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE)(Study kasus : PT. Hartono Istana Teknologi).

6 15 14

Penerapan Overall Equipment Effectiveness (Oee) Dalam Implementasi Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus di Pabrik Gula PT. “Y”.)

1 2 7