Rebusan Pengoperasian Mesin produksi di PKS Mandoge

dikirim ke afdeling dan digunakan untuk cross check kebenaran pelaksanaan sortasi di TPH. 4. Pengawasan operasional a. Kebersihan lantai atas loading ramp dan kisi-kisi kompartemen b. Dilantai bawah loading ramp bersih brondolan tidak berserakan, sampahpasir dan dibuang pada tempatnya. Tidak ada sampah dan pasir yang masuk ke lori. c. Kualitas pembelian d. Data sortasi loading ramp segera dikirm ke afdeling dan digunakan untuk cross check kebenaran pelaksanaan sortasi TPH.

3.3.3. Rebusan

1. Fungsi a. Mempermudah brondolan lepas dari tandan b. Mempermudah buah dilumatkan pada saat diaduk di mesin digester c. Menghentikan proses peningkatan ALB Asam Lemak Bebas pada waktu proses penembahan di tresher. d. Menghentikan aktivitas enzim 2. Spesifikasi Alat Universitas Sumatera Utara a. Jumlah lori untuk kapasitas olah 60 ton TBSjam = 132 unit lori dengan perhitungan masing-masing 40 unit di dalam dan dibelakang ketel rebusan, 20 unit di depan ketel rebusan berisi buah masak, 20 unit di bawah loading ramp untuk pengisian TBS dan 10 dari total lori untuk pemeliharaan. b. Jumlah rebusan sebanyak 5 unit, Setiap unit rebusan dapat memuat maksimum 10 unit lori. 3. Pengoperasian a. Jumlah rebusan yang dibutuhkan untuk PKS berkapasitas 60 tonjam = 4 unit dengan siklus perebusan ≤100 menit b. Tekanan 2,8 sd 3,0 kgcm 2 1 kgcm 2 = 14,223 psi dan temperatur 135 sd 140 c. Waktu Perebusan C. Puncak I berlangsung selama 15 menit, kran blow up ditutup dan kran pemasukan uap dibuka selama 15 menit untuk mencapai tekanan 2,3 kgcm 2 , kemudian kran steam inlet ditutup kran pembuangan kondensat dibuka terlebih dahulu dan 1 menit kemudian kran pembuangan kondensat dibuka terlebih dahulu dan 1 menit kemudian kran steam blow up di buka dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0 kgcm 2 , kran kondensat dan kran steam out let ditutup kembali kemudian kran steam inlet dibuka utuk puncak kedua. Puncak ke II berlangsung selama 14 menit pengoperasian sama dengan puncak pertama tetapi tanpa pembuangan udara. Tekanan puncak ke dua adalah 2,5 kgcm 2 . Waktu yang diperlukan untuk menaikkan steam 12 menit dan untuk pembuangan 2 menit. Kran kondensat dan kran steam outlet ditutup kembali, kemudian kran Universitas Sumatera Utara steam inlet dibuka untuk puncak ke III. Puncak ke III berlangsung selama 63 menit. Kran steam inlet dibuka penuh untuk mencapai tekanan 3,0 kgcm 2 selama 14 menit. Puncak ke tiga ditahan selama 40-45 menit. Selama holding time dilakukan pembuangan kondensat sebanyak 3 kali sehingga tekanan menurun sampai 2,7 kgcm 2 , selesai holding time pembukaan kran dilakukan secara berurutan mulai dari kran pembuangan kondensat kemudian kran steam outlet sehingga tekanan turun menjadi 0 kgcm 2 . Waktu penurunan steam 4 menit. Setelah tekanan dalam rebusan turun hingga 0 kgcm 2 . Kran control steam dibuka untuk memastikan tekanan dalam rebusan benar-benar sudah mencapai 0 kgcm 2 . Urutan pembukaan kran dan kecepatan pembuangan steam sangat menentukan keberhasilan pembuangan udara dalam rebusantandan. Pembuangan udara dalam rebusan dilakukan sebelum puncak pertama dengan cara menutup kran steam outlet dan tetap membuka kran air kondensat pada saat steam dimasukkan ke rebusan. Kran air kondensat baru ditutup bila steam telah nampak keluar dari silencer. Pembuangan udara dalam tandan terjadi pada perebusan puncak-I dan puncak-II dengan cara melakukan kejutan pembuangan steam secepat mungkin. Kejutan atau pembuangan steam yang dianggap baik dari 2,0-2,5 kgcm 2 .adalah maksimum 2 menit. Pemeriksaan berkala dilakukan 1 x dalam 4 tahun oleh Depnaker berdasarkan peraturan uap tahun 1930 pasal 40 ayat 23. Setiap 2 jam contoh air kondensat diambil sebanyak 200 ml di silencer, dimulai satu jam setelah pabrik beroperasi dari masing-masing rebusan. Rebusan dapat dilihat pada Gambar 3.2. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.2. Rebusan Sterilizer 3.3.4. Penembahan Thresher 1. Fungsi a. Hoisting crane berfungsi mengangkat dan menuangkan buah masak ke auto feeder b. Thresher berfungsi melepaskan brondolan dari tandan c. Bunch crusher berfungsi melepaskan brondolan yang masih terikut dalam tandan kosong 2. Spesifikasi alat Kapasitas hoisting crane adalah 5 tonunit, Putaran auto feeder maksimal 2 rpm gear box dilengkapi dengan tipe variable speed, diameter thresher 1,9 -2 meter, panjang 3-5 meter dan dindingnya berupa kisi-kisi dengan jarak 50 mm. Hoisting crane pada saat mengangkat lori yang sudah dikosongkan dan lori diletakkan pada rel dengan bantuan operator dapat dilihat pada Gambar 3.3. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.3. Hoisting Crane 3. Pengoperasian a. Interval penuangan hoisting crane harus kontinu dengan perhitungan = 60 menit 30 tonjam:2,5tonlori=5 menit. b. Operator hoisting crane harus mempunyai sertifikasi dari depnaker. Hoisting crane harus diperiksa 1 x setahun oleh depnaker. c. rpm thresher distel ± 23, semakin besar tandan, semakin cepat putarannya. d. Membersihkan kisi-kisi tromol sebelum mengolah agar brondolan yang sudah terpisah dari tandan kososng cepat jatuh ke bottom fruit conveyor. e. Mengambil contoh untuk dianalisa setiap 2 jam sebanyak 5 tandan kosong yang keluar dari tromol thresher.

3.3.5. Kempa Press

Dokumen yang terkait

Peningkatan Efektifitas Mesin Blowing Berdasarkan Evaluasi Overall Equipment Effectiveness dan FMEA pada Industri Manufaktur Plastik

13 124 92

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

12 167 136

Penerapan Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listriktenaga Gas Gt 2.1 Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

29 159 132

Studi Aplikasi Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness Di PT. Rolimex Kimia Nusa Mas

1 37 117

Ulasan Perbaikan Effektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effektiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive maintenance Di PTPN IV Pabatu

3 63 161

Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para

2 46 124

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DALAM PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DI PT. MULTI BINTANG INDONESIA

1 6 69

Analisis Total Productive Maintenance dengan Metode Overall Equipment Effectiveness Sebagai Solusi Six Big Losses dan Cacat Produk

0 3 6

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE)(Study kasus : PT. Hartono Istana Teknologi).

6 15 14

Penerapan Overall Equipment Effectiveness (Oee) Dalam Implementasi Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus di Pabrik Gula PT. “Y”.)

1 2 7