Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah BKA dan BKB Uji Kecukupan Data

Sumber: PTPN IV PKS Pasir Mandoge Waktu proses operasi adalah dimulainya screw press machine berproduksi sampai mesin tersebut selesai berproduksi. 5.2. Pengolahan Data 5.2.1. Perhitungan Harga Rata-rata Perhitungan dilakukan dengan menjumlahkan seluruh data dibagi dengan jumlah pengamatan dengan rumus sebagai berikut : n x ∑ = Χ − 1 Untuk sub grup pertama : 90 , 2 20 92 , 2 ... 94 , 2 89 , 2 91 , 2 94 , 2 = + + + + + = Χ −

5.2.2. Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah BKA dan BKB

Perhitungan Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah BKA dan BKB yang merupakan batas-batas kontrol seragam atau tidak seragamnya data dengan menggunakan tingkat keyakinan 99 dan tingkat ketelitian 10. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : BKA = σ 3 + Χ − BKB = σ 3 − Χ − Universitas Sumatera Utara Maka Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah pada screw press machine adalah : n x ∑ = Χ − 1 028 , 20 90 , 2 92 , 2 ...... 90 , 2 89 , 2 90 , 2 91 , 2 90 , 2 94 , 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 = − + + − + − + − =       − = − =     − = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − σ σ σ N X X X X N N N X N X Maka : BKA = 2,90 + 30,028 = 2,98 BKB = 2,90 - 30,028 = 2,81 Keterangan : N = Jumlah sampel pengamatan − Χ = Harga rata-rata σ = Standar deviasi Peta kontrol control chart data waktu operasi screw press machine dapat dilihat pada Gambar 5.1. Universitas Sumatera Utara 2.7 2.75 2.8 2.85 2.9 2.95 3 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 Data Xrata-rata BKA BKB Gambar 5.1. Peta Kontrol Screw Press Machine

5.2.3. Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil pengamatan yang telah diambil cukup atau tidak untuk dapat mewakili populasi data. Jumlah pengamatan yang diperlukan untuk pengolahan data menggunakan tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian. Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Hal ini biasanya dinyatakan dalam persen dari waktu penyelesaian sebenarnya. Sedangkan tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukuran bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tersebut, yang juga dinyatakan dalam persen. Untuk tingkat keyakinan 99 dan tingkat ketelitian 10 maka hal ini dapat dituliskan sebagai berikut : 0,1 X = 3 σ X atau 0,1 N X ∑ = 3 X σ Universitas Sumatera Utara 0,1 X = N X ∑ = 2 2 3 N X X N N ∑ ∑ − 2 2 1 2 30 j j j X X X N N           − = ∑ ∑ ∑ Jumlah data pengamatan yang dibutuhkan untuk screw press machine: 10 1428 , 9 75 , 57 75 , 57 50 , 168 20 30 50 , 168 75 , 57 2 2 1 2 1 = =         − = = = ∑ ∑ = = j n j j n j j N X X Karena N’ ≤ N, berarti jumlah data pengamatan dianggap diperlukan telah cukup dan data dapat digunakan untuk perhitungan selanjutnya.

5.2.4. Perhitungan Ideal Cycle time

Dokumen yang terkait

Peningkatan Efektifitas Mesin Blowing Berdasarkan Evaluasi Overall Equipment Effectiveness dan FMEA pada Industri Manufaktur Plastik

13 124 92

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

12 167 136

Penerapan Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listriktenaga Gas Gt 2.1 Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

29 159 132

Studi Aplikasi Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness Di PT. Rolimex Kimia Nusa Mas

1 37 117

Ulasan Perbaikan Effektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effektiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive maintenance Di PTPN IV Pabatu

3 63 161

Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para

2 46 124

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DALAM PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DI PT. MULTI BINTANG INDONESIA

1 6 69

Analisis Total Productive Maintenance dengan Metode Overall Equipment Effectiveness Sebagai Solusi Six Big Losses dan Cacat Produk

0 3 6

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE)(Study kasus : PT. Hartono Istana Teknologi).

6 15 14

Penerapan Overall Equipment Effectiveness (Oee) Dalam Implementasi Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus di Pabrik Gula PT. “Y”.)

1 2 7