Pemurnian Minyak Pengoperasian Mesin produksi di PKS Mandoge

Gambar 3.4. Mesin Screw Press

3.3.6. Pemurnian Minyak

1. Fungsi a. Vibrating screen atau saringan getar berfungsi untuk memisahkan massa padatan berupa ampas, yang terikut minyak kasar. b. Bak RO atau crude oil tank adalah untuk meningkatkan suhu dan dimanfaatkan juga untuk pengendapan. c. Balance tank adalah untuk mengurangi gejolak cairan di CST. d. Continuous settling tank adalah untuk memisahkan minyak dari sludge. e. Sludge dan oil tank adalah untuk menampung sludge dan minyak. f. Desanding cyclone adalah untuk mengutip pasir dalam sludge. Universitas Sumatera Utara g. Sludge separator adalah untuk mengutip minyak dalam sludge. h. Decanter adalah untuk mengutip minyak dalam sludge. i. Oil purifier adalah untuk mengurangi kadar kotoran dalam minyak 2. Spesifikasi a. Vibrating screen memiliki double screen dengan ukuran 30 dan 40. mesh b. Bak RO dengan kapasitas olah terpasang x 60 x 3060 x 43. untuk kapasitas pabrik Mandoge 24 m 3 c. Pompa Minyak 3 buah 60 ton jam . d. Balance tank, Posisi balance tank lebih tinggi 5-10 cm dari CST. e. CST memiliki kapasitas 3 buah untuk PKS kapasitas 60 tonjam =35 m 3 f. Sludge tank dengan kapsitas olahjam x 35 x 7560x43. Untuk PKS kapasitas 60 tonjam =35 m . 3 g. Oil tank dengan kapsitas olahjam x 25 x 6060x43. Untuk PKS kapasitas 60 tonjam = 20 m . 3 h. Strainer dengan jumlah 2 unit 1 unit beroperasi dan 1 unit cadangam untuk PKS 30 ton jam dan 3 unit strainer untuk PKS 60 ton jam. Jumlah brush dalam strainer 6 buah. . i. Sludge separator dengan jumlah 7 unit untuk PKS 60 ton jam. Kapasitas 4,5 ton sludgejam. Setiap 5000 jam ganti bearingbalancing dan setiap 10.000 jam over haul. Umur teknis nozzle 1.200 jam Alva laval dan 400 jam stork, screw dan friction pad = 2500 jam. j. Oil purifier dengan jumlah 3 buah untuk PKS 30 ton tbsjam kapasitas 4 ton minyak kasar setiap 6000 jam ganti bearing dan setiap 19000 jam overhaul. Universitas Sumatera Utara k. Vacuum drier dengan jumlah 3 buah untuk PKS 60 ton TBSjam. Kapasitas 10 ton CPOjam. 3. Pengoperasian a. Sand trap Melakukan spui setiap pagi sebelum mengolah, suhu pada sand trap ≥95 b. Bak RO C, melakukan spui setiap 4 jam pada saat pengoperasian, pencucian dilakukan setiap minggu. Melakukan spui setiap pagi sebelum mengolah, pencucian dilakukan setiap minggu. suhu ≥95 c. Pompa minyak di Bak RO C, Mengambil contoh minyak kasar setelah vibrating screen atau setelah keluar dari pompa, setiap 2 jam sebanyak 200 ml untuk dianalisa komposisinya dengan metode ekstrak Pompa minyak baru dioperasikan jika bak RO minimal telah terisi ½ bagian, menghidupkan pompa terus-menerus selama mengolah. d. CST Melakukan spui setiap pagi sebelum mengolah, temperatur operasional cairan ≥ 95 ≥ C, ketebalan minyak pada saat pengutipan dan akhir olah 50 cm, melakukan pencucian setiap 6, air panas diisi setelah pencucian ± 75 sebelum diisi minyak kasar dari bak RO, selama pengutipan minyak pemanasan hanya menggunakan steam coil. Mengambil contoh sludge di pipa outlet sludge pada masing-masing CST pipa inlet sludge tank setiap 2 jam sebanyak 200 ml untuk dianalisa kandungan minyaknya. Universitas Sumatera Utara e. Sludge Tank Melakukan spui setiap pagi sebelum mengolah, suhu ≥95 f. Oil tank C, Melakukan spui setiap pagi sebelum mengolah, menjalankan pompa crude oil tank apabila tangki sudah terisi ½ atau ¾ volume, suhu ≥95 g. Strainer C Membuang serabutkotoran dari bagian bawah strainer setiap 2 jam sekali, brush kawat setiap 6 jam harus dicuci h. Sand cyclone Membuang pasir pada tabung bagian bawah setiap 30 menit, menyediakan tempatdrum penampung pasir untuk sand cyclone otomatic i. Sludge separator Temperatur sludge dan air panas ≥95 j. Oil purifier C, melakukan pencucian setiap 4 jam, nozzle diganti bila diameter 1,8 mm, Melakukan pencucian jika sludge separator sudah kotor ada kelainan suara, getaran dan beban ampere tinggi, mengambil contoh sludge di masing-masing outlet sludge separator setiap 2 jam, sebanyak 200 ml untuk dianalisa kandungan minyaknya. Membilas setiap jam sekali, jika air hasil pembilas terlalu kotor maka lakuka n pembilasan setiap ½ jam. Mengoperasikan oil purifier jika oil tank telah terisi minimal ½ dari volume tangki. Temperatur minyak harus mencapai 90 C -95 C. Mengambil contoh minyak di inlet dan outlet sebelum dan sesudah masing- Universitas Sumatera Utara masing oil purifier setiap 2 jam sebanyak 200 ml untuk dianalisa kandungan air dan kotoran k. Vacuum drier Memeriksa ke vacuum-an telah mencapai ± 760 mmHg, mengambil contoh minyak setelah vacuum drier setiap 2 jam sebanyak 200 ml untuk dianalisa kandungan ALB, air dan kotoran. 4. Pengawasan operasioanal a. Suhu minyak kasar di bak RO ≥95 b. Jumlah Volume minyak kasar di bak RO stabilkonstan. C. c. Komposisi ideal minyak kasar di bak RO : minyak ± 60 , air ± 25 , dan NOS ± 15 . d. Suhu cairan minyak kasar dalam CST ≥95 e. Ketebalan minyak pada saat operasional dan akhir olah C. ≥50 cm. f. Suhu di oil tank ≥95 g. Suhu di sludge tank C. ≥ 95 h. Kandungan minyak dalam sludge yang keluar CST 5,0 . C, i. Kandungan minyak dalam sludge yang keluar sludge separator norma ≤ 0.5 terhadap contoh j. Kadar air dalam minyak produksi ≤ 0.5 dan kadar kotoran ≤ 0.02 . k. Kadar ALB minyak produksi CPO super ≤ 2.5 , Sedangkan kadar ALB untuk CPO non super ≤ 3,5 .

3.3.7. Tangki Timbun Minyak

Dokumen yang terkait

Peningkatan Efektifitas Mesin Blowing Berdasarkan Evaluasi Overall Equipment Effectiveness dan FMEA pada Industri Manufaktur Plastik

13 124 92

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

12 167 136

Penerapan Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listriktenaga Gas Gt 2.1 Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

29 159 132

Studi Aplikasi Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness Di PT. Rolimex Kimia Nusa Mas

1 37 117

Ulasan Perbaikan Effektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effektiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive maintenance Di PTPN IV Pabatu

3 63 161

Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para

2 46 124

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DALAM PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DI PT. MULTI BINTANG INDONESIA

1 6 69

Analisis Total Productive Maintenance dengan Metode Overall Equipment Effectiveness Sebagai Solusi Six Big Losses dan Cacat Produk

0 3 6

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE)(Study kasus : PT. Hartono Istana Teknologi).

6 15 14

Penerapan Overall Equipment Effectiveness (Oee) Dalam Implementasi Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus di Pabrik Gula PT. “Y”.)

1 2 7