Stasiun Penerimaan Buah Stasiun Perebusan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan untuk menyelesaikan suatu produk dan ikut dalam proses produksi tetapi pemakaiannya lebih sedikit. Bahan tambahan merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang dibutuhkan untuk mengolah tandan buah segar TBS adalah steam uap dan air panas. Steam disuply dari back preassure vessel. Air panas diperoleh dari hasil pemanasan air bersih oleh uap bekas pada suatu tangki, dari tanki ini air disalurkan pada setiap unit yang memerlukannya.

2.7.3. Uraian Proses Produksi

Proses pengolahan Tandan Buah segar menjadi crude palm oil dan inti sebagai berikut :

2.7.3.1. Stasiun Penerimaan Buah

Stasiun ini berfungsi untuk menerima tandan buah segar yang berasal dari kebun, melalui tahap penimbangan dan penimbunan buah di loading ramp. Tandan Buah Segar TBS yang masuk ke pabrik ditimbang di jembatan timbang, Tujuan dari penimbangan ini adalah sebagai proses control untuk mendapatkan rendemen yang baru dan kapasitas pabrik. Tandan Buah segar TBS di pindahkan ke loading ramp setelah ditimbang, Loading ramp adalah tempat penimbunan sementara, sebelum tandan buah dimasukkan kedalam lori rebusan, sortasi dilakukan di loading ramp untuk mengetahui mutu TBS.

2.7.3.2. Stasiun Perebusan

Universitas Sumatera Utara Lori diisi penuh dengan buah yang akan diolah, Lori diisi berdasarkan standard fraksi kematangan buah. Keseragaman pengisian buah dalam satu rebusan sangat menentukan lamanya holding time dalam perebusan. Pengisian yang baik jika lori dapat memuat tandan buah sebanyak kapasitas nominal. Pengisian yang tidak penuh menyebabkan penurunan kapasitas olah sterilizer. Pengisian yang terlalu penuh akan mengakibatkan pintu, maupun plat water plate rusak atau buah terjatuh dalam rebusan. Lori yang telah penuh berisi buah dimasukkan ke dalam sterilizer menggunakan capstand. Kemudian pintu sterilizer ditutup dan dikunci menggunakan handle, sehingga kemungkinan terbuka pada saat proses perebusan tidak terjadi. Tujuan dari perebusan adalah untuk melunakkan buah, menurunkan kadar air buah dan menghentikan aktivitas enzim. Proses perebusan terdiri atas tiga puncak, Puncak I berlangsung selama 15 menit. Kran blow up ditutup dan kran pemasukan uap dibuka selama 15 menit untuk mencapai tekanan 2,3 kgcm 2 , kemudian kran steam inlet ditutup kran pembuangan kondensat dibuka terlebih dahulu dan 1 menit kemudian kran pembuangan kondensat dibuka terlebih dahulu dan 1 menit kemudian kran steam blow up di buka dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0 kgcm 2 . Kran kondensat dan kran steam out let ditutup kembali kemudian kran steam inlet dibuka utuk puncak kedua. Puncak ke II berlangsung selama 14 menit pengoperasian sama dengan puncak pertama tetapi tanpa pembuangan udara. Tekanan puncak ke dua adalah 2,5 kgcm 2 , Waktu yang diperlukan untuk menaikkan steam 12 menit dan untuk pembuangan 2 menit. Kran kondensat dan Universitas Sumatera Utara kran steam outlet ditutup kembali, kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak ke III. Puncak ke III berlangsung selama 63 Menit Kran steam inlet dibuka penuh untuk mencapai tekanan 3,0 kgcm 2 selama 14 menit. Puncak ke tiga ditahan selama 40-45 menit. Selama holding time dilakukan pembuangan kondensat sebanyak 3 kali sehingga tekanan menurun sampai 2,7 kgcm 2 . Selesai holding time pembukaan kran dilakukan secara berurutan mulai dari kran pembuangan kondensat kemudian kran steam outlet sehingga tekanan turun menjadi 0 kgcm 2 . Waktu penurunan steam 4 menit. Setelah tekanan dalam rebusan turun hingga 0 kgcm 2 . Kran control steam dibuka untuk memastikan tekanan dalam rebusan benar-benar sudah mencapai 0 kgcm 2 . Urutan pembukaan kran dan kecepatan pembuangan steam sangat menentukan keberhasilan pembuangan udara dalam rebusantandan. Pembuangan udara dalam rebusan dilakukan sebelum puncak pertama dengan cara menutup kran steam outlet dan tetap membuka kran air kondensat pada saat steam dimasukkan ke rebusan. Kran air kondensat baru ditutup bila steam telah nampak keluar dari silencer. Pembuangan udara dalam tandan terjadi pada perebusan puncak-I dan puncak-II dengan cara melakukan kejutan pembuangan steam secepat mungkin. Kejutan atau pembuangan steam yang dianggap baik dari 2,0-2,5 kgcm 2 maksimum 2 menit. Buah yang telah masak dikeluarkan dari dalam sterilizer dengan membuka pintu rebusan secara perlahan-lahan, agar packing door lebih aman. Setelah itu lori ditarik dengan menggunakan tali, bersamaan dengan pemasukan buah yang akan direbus. Siklus Perebusan tandan buah segar TBS dapat dilihat pada Gambar 2.2. Universitas Sumatera Utara 15 2,3 kgcm 2,7 kgcm 3,0 kgcm Tekanan Waktu Menit 29 45 90 94 100 2 2 2 Gambar 2.2. Siklus Perebusan TBS Buah yang telah masak dikeluarkan dari dalam sterilizer dengan membuka pintu rebusan secara perlahan-lahan, agar packing door lebih aman. Setelah itu lori ditarik dengan menggunakan tali, bersamaan dengan pemasukan buah yang akan direbus. 2.7.3.3.Stasiun Penebahan Buah Buah rebusan dari sterilizer diangkat dengan hoisting crane atau melalui tipper dituangkan ke dalam thresher melalui hopper yang berfungsi untuk menampung buah rebus, kemudian auto feeder akan mengatur peluncuran buah agar tidak masuk sekaligus, Penebahan dilakukan dengan membanting buah dalam drum berputar dengan putaran 23-25 rpm. Buah lepas akan masuk melalui kisi-kisi dan ditampung oleh fruit elevator untuk didistribusikan ke setiap unit digester oleh distributing conveyor. Selanjutnya tandan kosong janjangan melalui empty bunch conveyor dibawa ke ke empty bunch hopper untuk Universitas Sumatera Utara penimbunan sementara sebelum diangkut ke kebun sebagai mulsa. Janjangan tandan kelapa sawit berpotensi untuk menambah hara. Kandungan hara dalam janjangan tergolong cukup tinggi. Satu ton janjangan tandan kelapa sawit setara dengan ± 3 kg urea. ‘ 2.7.3.4.Pelumatan Buah Buah yang masuk kedalam digester disebut dengan material passing to degester MPD, diaduk sedemikian rupa sehingga sebagian besar daging buah sudah terlepas dari biji. Proses pengadukan dan pelumatan buah dapat berlangsung dengan baik bila isi digester selalu dipertahankan penuh. Minyak bebas dibiarkan keluar secara kontinu melalui lubang dasar digester. Terhambatnya pengeluaran minyak akan menyebabkan minyak berfungsi sebagai pelumas pisau sehingga mengurangi efektivitas pelumatan pisau digester. Suhu massa digester harus selalu dipertahankan pada 90-95 C. 2.7.3.5.Pengempaan Buah Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw press pada tekanan cone 30-50 bar menggunakan air pengencer screw press sebanyak 9 terhadap TBS dengan suhu 90-95 C. Untuk menurunkan viskositas minyak, penambahan air dapat pula dilakukan di oil gutter. Kemudian dialirkan melalui oil gutter ke stasiun pemurnian minyak. Screw press meliputi dua batang screw ulir yang berputar saling berlawanan arah, bubur sawit pulp akan terdorong dan ditekan sehingga menyebabkan sawit terperas. Pulp hasil perasan keluar lewat perforated Universitas Sumatera Utara strainer, dan ditampung dalam bak sebelum dipompakan ke purifierCST. Sedangkan ampas kempa dipecahkan menggunakan cake breaker conveyor untuk mempermudah pemisahan biji dan serat.

2.7.3.6. Pemecahan Ampas Kempa

Dokumen yang terkait

Peningkatan Efektifitas Mesin Blowing Berdasarkan Evaluasi Overall Equipment Effectiveness dan FMEA pada Industri Manufaktur Plastik

13 124 92

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

12 167 136

Penerapan Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listriktenaga Gas Gt 2.1 Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

29 159 132

Studi Aplikasi Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness Di PT. Rolimex Kimia Nusa Mas

1 37 117

Ulasan Perbaikan Effektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effektiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive maintenance Di PTPN IV Pabatu

3 63 161

Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para

2 46 124

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DALAM PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DI PT. MULTI BINTANG INDONESIA

1 6 69

Analisis Total Productive Maintenance dengan Metode Overall Equipment Effectiveness Sebagai Solusi Six Big Losses dan Cacat Produk

0 3 6

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE)(Study kasus : PT. Hartono Istana Teknologi).

6 15 14

Penerapan Overall Equipment Effectiveness (Oee) Dalam Implementasi Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus di Pabrik Gula PT. “Y”.)

1 2 7