Jumlah Tanggungan Karakteristik Sosial Ekonomi Responden

5.3.4. Jumlah Tanggungan

Berdasarkan jumlah tanggungan setiap kepala keluarga, sebagian besar responden adalah kepala keluarga yang memiliki jumlah tanggungan sebanyak 4-6 orang yaitu sebesar 44,19. Sebanyak 32,56 responden memiliki jumlah tanggungan tujuh hingga sembilan orang. Sebagian besar jumlah tanggungan masyarakat Citaman menunjukkan bahwa tiap kepala keluarga minimal memiliki tiga orang anak. Hal itu menandakan tingkat kelahiran di antara anggota kelompok tani tergolong tinggi. Tingginya tingkat kelahiran di tiap kepala keluarga disebabkan program keluarga berencana masih ditakuti akan mendatangkan bahaya bagi diri sendiri. Keterbatasan tingkat pendapatan juga menjadi faktor penyebab anggota tani enggan mengikuti program keluarga berencana. Perbandingan distribusi jumlah tanggungan dapat dilihat pada Gambar 7. Sumber: Data Primer Diolah, 2009 Gambar 7. Sebaran Responden Menurut Jumlah Tanggungan 5.3.5. Tingkat Pendapatan Berdasarkan sebaran pendapatan, sebagian besar responden memiliki tingkat pendapatan per bulan pada kisaran Rp 200.001,00-400.000,00 dan Rp 400.001,00- 16.28 44.19 32.56 6.97 4 4 hingga 6 7 hingga 9 9 600.000,00. Komposisi masing-masing yaitu sebesar 30,23. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa responden memiliki tingkat pendapatan yang rendah. Hal ini terkait dengan jenis pekerjaan utamanya sebagai petani hutan. Jumlah pendapatan bergantung hasil panen dari luasan lahan yang dimiliki dan dari banyaknya pohon produktif. Perbandingan distribusi tingkat pendapatan setiap bulannya dapat dilihat pada Gambar 8. Sumber: Data Primer Diolah, 2009 Gambar 8. Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendapatan 5.3.6. Lama Tinggal Lama tinggal responden di Desa Citaman sebagian besar berkisar antara 42-57 tahun dan 26-41 tahun. Komposisi masing-masing adalah 39,57 dan 25,57. Masyarakat yang menjadi responden sebagian besar merupakan penduduk yang sejak lahir sudah berada di Desa Citaman. Hal ini yang menyebabkan sebagian besar responden cenderung mempunyai lama tinggal tergolong lama di Desa Citaman. Responden dengan lama tinggal lebih kecil dari 26 tahun memiliki persentase sebesar 20,92. Persentase terkecil, sebanyak 13,94 responden mempunyai lama tinggal lebih besar dari 57 tahun. Perbandingan distribusi lama tinggal dapat dilihat pada Gambar 9. 13.95 30.23 30.23 13.95 2.34 9.30 200001 200001-400000 400001-600000 600001-800000 800001-1000000 1000000 Sumber: Data Primer Diolah, 2009 Gambar 9. Sebaran Responden Menurut Lama Tinggal 5.3.7. Status Kepemilikan Lahan Status kepemilikan lahan di lokasi penyedia jasa lingkungan terbagi ke dalam dua kategori, lahan milik dan lahan garapan. Lahan milik merupakan lahan anggota di lokasi penyedia jasa lingkungan yang kepemilikannya bersifat pribadi. Lahan garapan merupakan lahan anggota di lokasi penyedia jasa lingkungan yang dimiliki oleh desa. Responden dengan status kepemilikan lahan berupa lahan garapan memiliki kewajiban untuk membagi hasil panen dari lahan kepada desa. Pembagian dilakukan berdasarkan proporsi empat banding satu dari hasil panen, empat bagian untuk masyarakat yang mengelola lahan dan satu bagian untuk desa. Sebanyak 53,49 responden merupakan responden dengan status kepemilikan lahan milik pribadi. Sebanyak 46,51 merupakan responden dengan status kepemilikan lahan garapan. Perbandingan distribusi status kepemilikan lahan dapat dilihat pada Gambar 10. 20.92 25.57 39.57 13.94 26 26-41 42-57 57 Sumber: Data Primer Diolah, 2009 Gambar 10. Sebaran Responden Menurut Status Kepemilikan Lahan 53.49 46.51 Lahan milik Lahan garapan

VI. MEKANISME PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN

Dokumen yang terkait

JUDUL INDONESIA: KESEDIAAN MENERIMA PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN AIR SUB DAS WAY BETUNG HULU OLEH MASYARAKAT KAWASAN HUTAN REGISTER 19 (Studi Kasus di Desa Talang Mulya Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran) JUDUL INGGRIS: WILLINGNESS TO ACCEPT PAYMEN

1 11 61

Penentuan Dasar Biaya Kompensasi untuk Pembayaran Jasa Lingkungan dengan Memanfaatkan Teknologi Inderaja (Studi Kasus : DAS Cidanau, Banten)

0 3 106

Analisis willingness to pay dan willingness to accept masyarakat terhadap tempat pembuangan akhir sampah Pondok Rajeg Kabupaten Bogor

3 16 155

Analisis nilai ekonomi lahan sebagai dasar bagi upaya peningkatan nilai pembayaran jasa lingkungan (kasus desa Citaman DAS Cidanau)

1 20 137

Analisis Willingness To Pay Masyarakat terhadap Pembayaran Jasa Lingkungan Mata Air Cirahab (Desa Curug Goong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten)

2 19 126

Analisis Willingness To Accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Kegiatan Penambangan Batu Gamping (Studi Kasus Desa Lulut Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor)

1 15 213

Analisis willingness to accept masyarakat terhadap pembayaran jasa lingkungan DAS Brantas

4 18 166

Dampak Pembayaran Jasa Lingkungan Daerah Aliran Sungai Cidanau Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Citaman, Serang

0 11 84

Peran pembayaran jasa lingkungan (PJL) hutan terhadap sifat hidrologi lahan di DAS Cidanau, Banten

0 3 34

Penentuan Dasar Biaya Kompensasi untuk Pembayaran Jasa Lingkungan dengan Memanfaatkan Teknologi Inderaja (Studi Kasus DAS Cidanau, Banten)

0 2 96