Gambaran Umum GAMBARAN UMUM

V. GAMBARAN UMUM

5.1. Gambaran Umum

Lokasi Penelitian Desa Citaman secara administratif terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Desa ini berbatasan dengan Desa Pondok Kahuru dan Sungai Cibarugbug di sebelah utara, Desa Sukabares dan Sungai Cidanghian di sebelah barat, Kabupaten Pandeglang di sebelah selatan, dan Desa Cisitu, Lebak dan Sungai Cikempong di sebelah timur. Citaman merupakan daerah hulu DAS Cidanau dengan ketinggian berada pada 600 meter dpl. Luas area Desa Citaman sebesar 509 ha dan proporsi peruntukan lahannya terbagi ke dalam sawah tadah hujan sebesar tujuh ha, ladang sebesar 95 ha, pemukiman sebesar 100 ha, tanah perkebunan rakyat sebesar 200 ha, tanah fasilitas umum sebesar tujuh ha, hutan lindung dan hutan produksi masing-masing sebesar 50 ha Potensi Desa Citaman, 2008. Orbitrasi Desa Citaman dari kantor kecamatan tiga km dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Aksesibilitas menuju kantor kecamatan tergolong sulit karena jalan cenderung rusak dan transportasi umum yang ada hanyalah motor sewaan. Orbitrasi desa dari kantor Pemda 24 km dengan waktu tempuh sekitar satu jam dan dapat dilalui oleh angkutan umum. Desa Citaman merupakan desa sekitar hutan. Vegetasi didominasi oleh beraneka macam pepohonan. Kualitas udara tergolong baik karena tingkat polusi udara rendah. Aksesibilitas menuju desa tergolong sulit karena kondisi jalan utama menuju desa sebagian besar rusak. Kondisi ini disebabkan oleh buruknya drainase di sepanjang jalan. Keberadaannya yang dapat dikatakan terpencil dan jauh dari pusat perekonomian menyebabkan hal-hal yang bersifat mempermudah akses tidak terlalu diperhatikan oleh pemerintah setempat. Menuju dataran yang lebih tinggi, kawasan didominasi oleh lebih banyak lagi pepohonan tanpa ada kawasan pemukiman. Jenis pepohonan terbagi menjadi pohon kayu-kayuan dan buah-buahan yang umurnya cenderung masih muda, hal ini terlihat dari ketinggian pohon yang masih rendah. Jenis pohon didominasi oleh jenis Gnetum gnemon atau lebih dikenal dengan pohon melinjo. Kawasan tersebut adalah lokasi model pembayaran jasa lingkungan DAS Cidanau atau masyarakat lokal menyebut kawasan tersebut dengan Blok Kajaroan. Blok kajaroan memiliki luas 25 ha dengan jumlah pohon sebanyak 14.835 batang FKDC, 2005. Awalnya Blok Kajaroan merupakan kawasan hulu DAS Cidanau yang tergolong lahan kritis. Kondisi ini diakibatkan oleh perambahan hutan yang dilakukan masyarakat sekitar. Adanya program PJL membawa dampak positif terhadap perbaikan kualitas lingkungan di Desa Citaman. Program ini mengharuskan setiap anggota yang menerima dana pembayaran jasa lingkungan untuk menjaga kelestarian lahan. Usaha konservasi direalisasikan dalam bentuk tidak menebang sejumlah pohon di atas lahan milik anggota yang sudah terikat kontrak. Penebangan pohon yang dapat dicegah membawa dampak terhadap terjaganya kelestarian. Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Citaman diantaranya, lima Sekolah Dasar SD atau sederajat dengan kondisi tiga SD baik dan dua SD dalam keadaan rusak serta 16 lembaga pendidikan agama. Selain itu di desa ini terdapat sarana kesehatan berupa lima buah posyandu dan sarana olahraga berupa satu buah lapangan sepak bola. Sementara itu, untuk sarana peribadatan terdapat empat unit masjid dan 12 unit mushola dengan enam unit mushola diantaranya dalam keadaan rusak.

5.2. Kependudukan

Dokumen yang terkait

JUDUL INDONESIA: KESEDIAAN MENERIMA PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN AIR SUB DAS WAY BETUNG HULU OLEH MASYARAKAT KAWASAN HUTAN REGISTER 19 (Studi Kasus di Desa Talang Mulya Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran) JUDUL INGGRIS: WILLINGNESS TO ACCEPT PAYMEN

1 11 61

Penentuan Dasar Biaya Kompensasi untuk Pembayaran Jasa Lingkungan dengan Memanfaatkan Teknologi Inderaja (Studi Kasus : DAS Cidanau, Banten)

0 3 106

Analisis willingness to pay dan willingness to accept masyarakat terhadap tempat pembuangan akhir sampah Pondok Rajeg Kabupaten Bogor

3 16 155

Analisis nilai ekonomi lahan sebagai dasar bagi upaya peningkatan nilai pembayaran jasa lingkungan (kasus desa Citaman DAS Cidanau)

1 20 137

Analisis Willingness To Pay Masyarakat terhadap Pembayaran Jasa Lingkungan Mata Air Cirahab (Desa Curug Goong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten)

2 19 126

Analisis Willingness To Accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Kegiatan Penambangan Batu Gamping (Studi Kasus Desa Lulut Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor)

1 15 213

Analisis willingness to accept masyarakat terhadap pembayaran jasa lingkungan DAS Brantas

4 18 166

Dampak Pembayaran Jasa Lingkungan Daerah Aliran Sungai Cidanau Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Citaman, Serang

0 11 84

Peran pembayaran jasa lingkungan (PJL) hutan terhadap sifat hidrologi lahan di DAS Cidanau, Banten

0 3 34

Penentuan Dasar Biaya Kompensasi untuk Pembayaran Jasa Lingkungan dengan Memanfaatkan Teknologi Inderaja (Studi Kasus DAS Cidanau, Banten)

0 2 96