Kerangka Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

Y i = α+β 1 X t1 + β 2 X t2 + ... + β k X tk + u i Tanda ’i’ merupakan jumlah observasi dan bervariasi dari satu sampai n. Pada regresi ini diasumsikan terdapat term gangguan berupa u i atau biasa dikenal sebagai komponen galat. Komponen ini merupakan variabel acak yang tidak teramati, dihitung sebagai akibat dampak faktor lain pada respon dengan masing-masingnya terdistribusi normal. Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen dan akan mempengaruhi variabel dependennya secara positif maupun negatif.

3.2. Kerangka Operasional

DAS Cidanau mempunyai peran penting bagi pembangunan ekonomi di wilayah barat Provinsi Banten, khususnya Kota Cilegon. Dua hal yang menjadikannya penting adalah perannya sebagai penyedia air baku bagi berbagai industri di Kota Cilegon dan keberadaan Cagar Alam Rawa Danau yang merupakan situs konservasi rawa pegunungan satu-satunya yang masih tersisa di Pulau Jawa. Pola aktivitas ekonomi masyarakat yang menyebabkan terjadinya perambahan hutan di daerah hulu telah mengakibatkan penurunan debit air secara signifikan setiap tahunnya, sehingga ketersediaan air menunjukkan kecenderungan yang terus menurun. Padahal di sisi lain kebutuhan industri akan ketersediaan air terus mengalami peningkatan. Berangkat dari masalah tersebut muncul gagasan mengenai hubungan hulu-hilir dengan program pembayaran jasa lingkungan yang diharapkan menjadi solusi untuk pengelolaan DAS Cidanau secara umum, khususnya untuk keberlanjutan ketersediaan air. Program pembayaran jasa lingkungan ini telah berjalan selama lima tahun, terhitung sejak tahun 2005. Nilai kompensasi yang dibayarkan kepada masyarakat didasarkan pada hasil negosiasi antara tim ad hoc FKDC dengan tokoh masyarakat setempat. Pengambilan keputusan nilai kompensasi yang diwakilkan oleh tokoh setempat bukan masyarakat secara keseluruhaan boleh jadi hasilnya tidak mencerminkan keinginan sebenarnya dari masyarakat untuk menerima kompensasi akibat diharuskannya upaya konservasi terhadap pohon yang berada di atas lahan miliknya. Apabila hal itu terjadi dikhawatirkan masyarakat akan kembali menebang pohon di atas lahan miliknya karena nilai ekonomi kayu lebih besar dari nilai kompensasi yang diberikan. Berdasarkan masalah tersebut dilakukan serangkaian penelitian untuk mengkaji mekanisme pembayaran jasa lingkungan, persepsi masyarakat sebagai penyedia jasa lingkungan terhadap program pembayaran jasa lingkungan yang ada, kesediaan masyarakat menerima nilai pembayaran sesuai skenario yang diusulkan, estimasi nilai WTA dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai WTA. Kajian mengenai mekanisme pembayaran jasa lingkungan akan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis mengenai persepsi penyedia jasa lingkungan terhadap program pembayaran jasa lingkungan yang ada akan dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis mengenai kesediaan masyarakat menerima nilai pembayaran sesuai skenario yang dibuat akan dilakukan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis mengenai nilai keinginan masyarakat untuk menerima kompensasi WTA dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut akan dilakukan menggunakan tahapan-tahapan dalam pendekatan CVM dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kebijakan apa yang sebaiknya diterapkan dalam mekanisme pembayaran jasa lingkungan. Alur penelitian yang lebih jelas dapat dilihat pada diagram alur kerangka berpikir yang dapat dilihat dalam Gambar 3. Gambar 3. Diagram Alur Kerangka Berpikir Peran penting DAS Cidanau Penyedia air baku bagi industri Keberadaan cagar alam Penurunan debit air Perambahan hutan Mekanisme pembayaran jasa lingkungan Nilai kompensasi berdasarkan negosiasi Persepsi penyedia jasa lingkungan Analisis Regresi berganda Estimasi nilai WTA Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTA Rekomendasi kebijakan mekanisme pembayaran jasa lingkungan Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif Kuantitatif Tahapan CVM Analisis kesediaan dan ketidaksediaan menerima nilai pembayaran sesuai skenario yang dibuat Analisis Deskriptif

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Citaman, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa desa tersebut merupakan desa yang ditetapkan sebagai lokasi model penyedia jasa lingkungan, terjadi proses negosiasi dalam penentuan nilai pembayaran jasa lingkungan, dan memasuki tahun terakhir kontrak pada tahun ini. Pengumpulan data primer dilaksanakan dari bulan Maret hingga April 2009.

4.2. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode sensus. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 43 kepala keluarga. Teknik sensus digunakan karena jumlah populasi yang menjadi responden dapat dijangkau untuk dilakukan wawancara. Responden dalam penelitian ini adalah kepala keluarga dari tiap-tiap rumah tangga.

4.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang dibutuhkan meliputi: karakteristik seluruh responden, respon responden mengenai peran penting DAS Cidanau, respon responden terhadap mekanisme pembayaran jasa lingkungan, respon responden terhadap cara penetapan nilai kompensasi yang telah ada, respon responden mengenai seberapa besar nilai WTA responden akibat adanya program pembayaran jasa lingkungan yang mengharuskan upaya konservasi terhadap pohon di atas lahan miliknya. Data primer ini diperoleh melalui kuisioner dan wawancara langsung secara mendalam indepth

Dokumen yang terkait

JUDUL INDONESIA: KESEDIAAN MENERIMA PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN AIR SUB DAS WAY BETUNG HULU OLEH MASYARAKAT KAWASAN HUTAN REGISTER 19 (Studi Kasus di Desa Talang Mulya Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran) JUDUL INGGRIS: WILLINGNESS TO ACCEPT PAYMEN

1 11 61

Penentuan Dasar Biaya Kompensasi untuk Pembayaran Jasa Lingkungan dengan Memanfaatkan Teknologi Inderaja (Studi Kasus : DAS Cidanau, Banten)

0 3 106

Analisis willingness to pay dan willingness to accept masyarakat terhadap tempat pembuangan akhir sampah Pondok Rajeg Kabupaten Bogor

3 16 155

Analisis nilai ekonomi lahan sebagai dasar bagi upaya peningkatan nilai pembayaran jasa lingkungan (kasus desa Citaman DAS Cidanau)

1 20 137

Analisis Willingness To Pay Masyarakat terhadap Pembayaran Jasa Lingkungan Mata Air Cirahab (Desa Curug Goong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten)

2 19 126

Analisis Willingness To Accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Kegiatan Penambangan Batu Gamping (Studi Kasus Desa Lulut Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor)

1 15 213

Analisis willingness to accept masyarakat terhadap pembayaran jasa lingkungan DAS Brantas

4 18 166

Dampak Pembayaran Jasa Lingkungan Daerah Aliran Sungai Cidanau Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Citaman, Serang

0 11 84

Peran pembayaran jasa lingkungan (PJL) hutan terhadap sifat hidrologi lahan di DAS Cidanau, Banten

0 3 34

Penentuan Dasar Biaya Kompensasi untuk Pembayaran Jasa Lingkungan dengan Memanfaatkan Teknologi Inderaja (Studi Kasus DAS Cidanau, Banten)

0 2 96