masyarakat terhadap ketua tani yang menjadikan banyak responden menilai cara penetapan nilai pembayaran jasa lingkungan tergolong baik. Responden yang
memberikan penilaian buruk terhadap cara penetapan nilai pembayaran memberikan alasan, akibat cara penetapan nilai pembayaran yang seperti itu responden merasa
tidak dapat mengungkapkan penawaran sesuai dengan keinginannya.
7.7. Kepuasan terhadap Nilai Pembayaran Jasa Lingkungan Hasil Negosiasi
Negosiasi penetapan nilai pembayaran jasa lingkungan menghasilkan nilai pembayaran yang disepakati sebesar Rp 1.200.000,00 per ha per tahun atau Rp
2.400,00 per pohon per tahun. Kepuasan terhadap nilai pembayaran jasa lingkungan hasil negosiasi didasarkan pada kesesuaian nilai pembayaran jasa lingkungan hasil
negosiasi dengan keinginan sebenarnya responden untuk menerima nilai pembayaran dan tercukupinya kebutuhan pokok responden akibat adanya pendapatan tambahan
dari pembayaran jasa lingkungan. Sebanyak 86,05 responden merasa tidak puas akan nilai pembayaran jasa lingkungan hasil negosiasi dan sebanyak 13,95 merasa
puas. Keterangan dapat dilihat pada Gambar 20.
13.95
86.05 Puas
Tidak puas
Sumber: Data Primer Diolah, 2009
Gambar 20.
Kepuasan Responden terhadap Nilai Pembayaran Jasa Lingkungan Hasil Negosiasi
Sebagian besar responden merasa tidak puas dengan nilai pembayaran hasil negosiasi. Hal ini terjadi karena sejak awal penetapan nilai pembayaran, masyarakat
tidak setuju dengan nilai yang ditetapkan. Alasan masyarakat menerima nilai pembayaran jasa lingkungan hasil negosiasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Alasan Responden Menerima Nilai Pembayaran Jasa Lingkungan Hasil Negosiasi
Alasan Jumlah
Butuh pendapatan tambahan 27,91
Butuh pendapatan tambahan dan sangat percaya pada tokoh setempat Ketua Kelompok Tani Karya Muda II
20,93 Butuh pendapatan tambahan, sangat percaya pada tokoh setempat
Ketua Kelompok Tani Karya Muda II, dan tidak dapat berbuat apa-apa selain menerima keputusan yang ada
46,51 Lainnya
6,98
Total 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2009
Hampir seluruh responden memberikan alasan menerima nilai pembayaran hasil negosiasi karena butuh pendapatan tambahan. Hal ini terkait dengan tingkat
pendapatan mereka yang rendah. Pendapatan yang rendah menyebabkan masyarakat sering mengalami kekurangan finansial dalam hal menutupi kebutuhan sehari-hari.
Adanya pembayaran jasa lingkungan dianggap masyarakat sebagai kesempatan untuk mendapatkan sumber pendapatan tambahan, sehingga berapa pun besarnya nilai
pembayaran akan mereka terima guna membantu menutupi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, sebanyak 67,44 responden merasa sangat percaya pada Ketua
Kelompok Tani Karya Muda II sehingga berapa pun nilai hasil negosiasi, masyarakat bersedia menerimanya. Sebanyak 46,51 dari 67,44 responden memberikan alasan
tambahan bahwa responden bersedia menerima nilai hasil negosiasi karena merasa tidak dapat berbuat apa pun selain menerima keputusan yang ada.
VIII. ANALISIS WILLINGNESS TO ACCEPT