Endapan Permukaan Kuarter Geologi
Dari 26 jenis bentuklahan yang ada selanjutnya dilakukan pemilahan bentuklahan yang secara morfogenesis rentan susceptible terhadap banjir. Hasil
pemilahan menunjukkan tiga bentuklahan di antarannya tergolong rentan terhadap banjir, yaitu bentuklahan-bentuklahan dataran fluvial, dataran fluvio-marin dan
lembah sungai. Ketiga bentuklahan tersebut semuanya berada di atas bentanglahan dataran plain landscape dimana di atas bentanglahan ini terdapat
dua sub-DAS, yaitu sub-DAS Cisadane Hilir dan sub-DAS Cisadane Tengah yang berturut-turut mempunyai luasan 21,10 dan 53,33 dari total luas DAS
Cisadane. Untuk keperluan studi banjir, di atas bentanglahan dataran tersebut
selanjutnya diinterpretasi lebih detil dengan menggunakan citra ALOS-AVNIR2 resolusi 2,5 meter dengan tujuan untuk memperoleh jenis bentuklahan pada skala
yang lebih besar, yaitu untuk skala 1 : 25.000. Dari bentuklahan detil yang diperoleh selanjutnya dilakukan penilaian terhadap bahaya banjir hazard,
kerentanan elemen risiko vulnerability, dan risiko banjir risk di atas bentanglahan dataran.
Berdasarkan hasil interpretasi bentanglahan dataran didapatkan sembilan jenis bentuklahan detil, yaitu: 1 dataran banjir flood plain dan terras aluvial,
2 dataran fluvio-marin, 3 delta, 4 dataran banjir tidak aktif, 5 dataran rerawaan, 6 dataran aluvial, 7 dataran urugan antropogenik, 8 beting gisik
beachridge, 9 gisik pantai beach, dan 10 situ, dimana yang terakhir ini terklasifikasi sebagai penutup lahan dan bukan sebagai bentuklahan Tabel 21.
Dari 9 jenis bentuklahan tersebut, dataran fluvial merupakan bentuklahan yang memiliki luas terbesar yaitu 74,42 dari total luas bentanglahan dataran.
Bentuklahan yang agak luas selanjutnya adalah dataran rawa 11,13, sedangkan yang lainnya relatif agak kecil hingga gisik pantai sebagai bentuklahan
yang terkecil 0,07 di bentanglahan dataran. Jika melihat jenis-jenis bentuklahan detil seperti tersaji pada Tabel 21, maka dari sisi morfogenesis
bentuklahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi bentuklahan asal proses marin gisik pantai, beting gisik pantai, asal proses fluvio marin delta, dataran fluvio
marin, asal proses fluvial dataran banjir teras alluvial, dataran banjir tidak aktif, dataran aluvial, dataran rawa, dan asal proses fluvio-antropogenik
dataran urugan. Untuk jenis bentuklahan yang terakhir, manusia banyak berkontribusi membentuk bentuklahan aktual dengan melakukan pengurugan dan
perataan tanah pada dataran aluvial, yaitu untuk tujuan membangun bandar udara internasional Soekarno-Hatta. Tabel 21 dan Gambar 28 dan 29.
Gambar 27 Bentuklahan semidetil pada bentanglahan dataran dari hasil interpretasi SRTM resolusi 30 meter dan Citra Landsat, 2011.