Penginderaan Jauh TINJAUAN PUSTAKA
Parameter yang digunakan untuk menilai bahaya banjir dalam penelitian ini adalah morfologi bentuklahan elevasi dan bentuk lereng dan morfogenesisnya
serta sejarah kejadian banjir persebaran dan frekuensi. Dalam hal ini bentuklahan dapat digunakan sebagai satuan pemetaan mapping unit untuk
bahaya banjir. Untuk penilaian bahaya banjir, masing-masing parameter diberi bobot berdasarkan tingkat kemudahan terkena banjir susceptibility. Namun
demikian, karena tidak mudah untuk menentukan besarnya bobot berdasarkan keempat parameter tersebut, maka dalam penelitian ini masing-masing parameter
akan diberi bobot yang sama, yaitu 25 ; adapun untuk skor parameter disesuaikan dengan tingkat kemudahannya atau peluangnya untuk tergenangi oleh
banjir yang dipertimbangkan secara logis. Pemberian skor pada dasarnya juga tidak mudah karena tidak ada acuan
yang baku, namun dalam penelitian ini akan mengacu pada hasil verifikasi lapangan, yaitu mengacu pada sejarah banjir masa lalu di wilayah penelitian.
Sejarah banjir meliputi wilayah genangan dan frekuensi terjadinya banjir di masa lalu. Semakin tinggi frekuensi kejadian banjir pada variabel ini, maka semakin
tinggi nilai skornya. Pemberian skor untuk masing-masing variabel diurutkan dari yang paling rendah ke paling tinggi dengan interval yang sama yaitu satu. Agar
terjadi keseragaman nilai skor pada seluruh variabel yang dipertimbangkan, maka skor tersebut distandarisasi terlebih dahulu sehingga apabila nilai skor
diakumulasikan pada setiap variabel maka akan diperoleh nilai sebesar satu. Tabel 1, 2, 3 dan 4 memperlihatkan variabel-variabel dan skor yang digunakan
untuk menilai bahaya banjir. Gambar 3 memperlihatkan tahapan dalam mengidentifikasi bentuklahan hingga menghasilkan komponen-komponen dari
masing-masing variabel yang dipilih.
Tabel 1 Skor penilaian susceptibility bentuklahan detil berdasarkan morfogenesis
Bobot 25
No Variabel
Skor
1. Delta
0,23 2.
Dataran banjir dan terras aluvial 0,23
3. Dataran banjir tidak aktif
0,15 4.
Dataran fluvio marin 0,15
5. Dataran rawa
0,15 6.
Dataran aluvial 0,08
7. Beting gisik
0,00 8.
Dataran urugan 0,00
9. Gisik pantai
0,00
Jumlah 1.00
Tabel 2 Skor penilaian parameter morfologi bentuklahan elevasi lahan Bobot
25
No Variabel
Skor
1. 0 – 2 meter
0,43 2.
2 – 2,5 meter 0,29
3. 2,5 – 3 meter
0,14 4.
3 meter 0,14
Jumlah 1.00
Keterangan : 0 dari dasar sungai sampai ketinggian 10 meter
Tabel 3 Skor penilaian parameter morfologi bentuklahan bentuk lereng Bobot
25
No Variabel
Skor
1. Cekung
0,67 2.
Lurus datar 0,33
3. Cembung
0,00
Jumlah 1.00
Tabel 4 Skor penilaian untuk parameter sejarah kejadian banjir frekuensi Bobot 25
No Variabel
Skor
1. Setiap tahuntergenang
0,50 2.
2 - 5 tahuntergenang 0,33
3. 5 tahuntergenang
0,17
Jumlah 1.00
Gambar 3 Skema penentuan tahapan bahaya banjir.
Penilaian Bahaya Banjir
Sejarah Kejadian frekuensi
Morfogenesis Bentuklahan
Bentuklahan Rentan Banjir
Parameter Bahaya Banjir
Morfologi Bentuklahan
- Setiap tahuntergenang - 2 - 5 tahuntergenang
- 5 tahuntergenang Bentuk Lereng:
- Cekung - Datar
- Cebung Elevasi Lahan
- Delta - Dataran Banjir dan Terras Aluvial
- Dataran Banjir Tidak Aktif - Dataran Fluvio Marine
- Dataran Rawa - Dataran Aluvial
- Dataran Urugan - Gisik Pantai
- Beting Gisik