Kelas Bahaya Banjir Bahaya Banjir

Tabel 32 Kelas kerentanan vulnerability menurut wilayah Sub-DAS dan kecamatan pada bentanglahan dataran DAS Cisadane No. Wilayah DAS dan Kerentanan Kerentanan rendah- aman Kerentanan sedang Kerentanan tinggi Jumlah Wilayah DAS Cisadane Hilir 1 Kec. Batu Ceper 1.904 10 - 1.914 2 Kec. Benda 2.876 21 - 2.897 3 Kec. Kosambi 3.046 47 1.079 4.172 4 Kec. Mauk 900 1 187 1.087 5 Kec. Pakuhaji 4.151 2 908 5.062 6 Kec. Sepatan 2.221 4 1.309 3.534 7 Kec. Tangerang 305 - - 305 8 Kec. Teluknaga 2799 19 811 3.628 Sub Total 18.203 104 4.293 22.600 Wilayah DAS Cisadane Tengah 1 Kec. Batu Ceper 201 2 - 203 2 Kec. Cikupa 0,24 - 39 40 3 Kec. Cipondoh 209 - - 209 4 Kec. Curug 1.424 4 2.278 3.705 5 Kec. Gunung Sindur 3.366 - - 3.366 6 Kec. Jati Uwung 1.845 25 - 1.870 7 Kec. Legok 5.640 8 1.930 7.579 8 Kec. Leuwiliang 34 - - 34 9 Kec. Parung 2.353 - - 2.353 10 Kec. Parungpanjang 136 - - 136 11 Kec. Rumpin 6.116 0,6 - 6.117 12 Kec. Sepatan 183 2 92 278 13 Kec. Serpong 3.404 1 - 3.405 14 Kec. Tangerang 2.287 94 - 2.381 Sub Total 27.199 136 4.340 31.675 Jumlah 45.402 240 8.633 54.275 Sumber: hasil analisis data BPS Kab. Bogor, Kota Bogor, Kab. Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang 20102011, diolah. Gambar 38 Peta kerentanan elemen risiko pada bentanglahan dataran DAS Cisadane.

5.7. Risiko Banjir

Risiko banjir dalam penelitian ini dinilai berdasarkan pada persamaan 6 dalam Bab Metode Penelitian, sedangkan kelas risiko ditetapkan menjadi tiga kelas, yaitu aman-rendah, sedang, dan tinggi, yang tersebar pada bentanglahan dataran. Dari hasil analisis risiko didapatkan bahwa kelas aman-rendah mendominasi bentanglahan dataran DAS Cisadane, disusul oleh kelas sedang, dan kelas tinggi dengan persentase luasan berturut-turut 76,20 , 20,38 , dan 3,42 . Bila dirinci menurut sub-DAS yang ada, maka kelas risiko aman-rendah pada sub-DAS Cisadane Hilir kelas risiko aman-rendah mendominasi dengan luasan 23,14 , yang disusul oleh kelas risiko sedang 15,86 , dan risiko tinggi 3,26 . Demikian halnya pada sub-DAS Cisadane Tengah, kelas risiko aman-rendah masih mendominasi 53,03 yang dikuti oleh kelas risiko sedang dan risiko tinggi berturut-turut seluas 4,52 , dan 0,16 . Tabel 33 Kelas risiko bahaya banjir di derah bentanglahan dataran DAS Cisadane No. Sub-DAS dan Kecamatan Risiko Aman- Rendah Risiko Rendah- Sedang Risiko Sedang- Tinggi Total Sub-DAS Cisadane Hilir 1 Kec. Batu Ceper 1.409 676 101 1.914 2 Kec. Benda 2.285 803 - 2.897 3 Kec. Kosambi 2.323 1.497 333 4.102 4 Kec. Mauk 1.005 278 - 1.087 5 Kec. Pakuhaji 2.324 1.984 573 4.959 6 Kec. Sepatan 1.571 1.509 477 3.535 7 Kec. Tangerang 471 35 - 305 8 Kec. Teluknaga 1.722 1.987 336 3.833 Sub Total 13.110 8.769 1.819 22.632 Sub-DAS Cisadane Tengah 1 Kec. Batu Ceper 141 102 29 203 2 Kec. Cikupa 163 10 - 40 3 Kec. Cipondoh 312 30 - 208 4 Kec. Curug 3.211 159 - 3.717 5 Kec. Gunung Sindur 3.195 305 - 3.366 6 Kec. Jati Uwung 1.450 502 - 1.868 7 Kec. Legok 6.471 202 - 7.539 8 Kec. Leuwiliang 168 - - 34 9 Kec. Parung 2.312 137 - 2.353 10 Kec. Parungpanjang 259 11 - 136 11 Kec. Rumpin 5.406 445 - 6.117 12 Kec. Sepatan 134 119 43 277 13 Kec. Serpong 2.971 58 - 3.405 14 Kec. Tangerang 2.112 121 - 2.379 Sub Total 28.306 2.203 72 31.643 Total 41.415 10.972 1.891 54.275 Sumber: hasil analisis data BPS Kab. Bogor, Kota Bogor, Kab. Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang 20102011. Jika dilihat secara administratif, Kecamatan Legok adalah wilayah yang mempunyai kelas risiko aman-rendah terluas 11,7 , sedangkan yang terkecil berada di Kecamatan Leuwiliang 0,06 . Untuk kelas risiko sedang yang terluas berada di Kecamatan Pakuhaji 4,31 dan yang terkecil berada di Kecamatan Cikupa 0,02 luas. Untuk kelas risiko tinggi, wilayah yang terluas berada di Kecamatan Pakuhaji 1,26 dari luas, dan yang terkecil berada di Kecamatan Kosambi 0,16 Tabel 33 dan Gambar 39. Berdasarkan persebaran spasial kelas risiko banjir seperti yang disajikan pada Gambar 35, terlihat bahwa wilayah paling hilir atau bagian pesisir dari DAS Cisadane merupakan wilayah yang paling berisiko. Hal ini disebabkan penggunaan lahan yang ada di wilayah ini tergolong mempunyai kerentanan yang tinggi, terutama berupa permukimanlahan terbangun. Di wilayah ini bahaya banjir juga tergolong tinggi karena banjir dapat terjadi dari dua penyebab yaitu dari proses air pasang atau penaikan permukaan air laut rab dan dari daerah hulu berupa debit puncak Sungai Cisadane. Berdasarkan kondisi tersebut, maka wilayah yang perlu mendapat prioritas untuk dibangun sistem upaya penanggulangan risiko banjir adalah wilayah pesisir, terutama untuk perencanaan jangka pendek, sedangkan untuk perencanaan jangka panjang, upaya-upaya reboisasi daerah hulu dan perencanaan penggunaan lahan yang cermat perlu dilakukan untuk pengendalian aliran permukaan yang berlebihan.