Bahaya dan Risiko Banjir

memperoleh bentuk digital elevation model DEM sehingga dapat memudahkan atau membantu dalam proses interpretasi bentuklahan. DEM dihasilkan dari perangkat lunak ArcGis dengan metode TIN Triagulated Irregular Network menggunakan extension 3D analyst.

3.3.2. Perhitungan Debit Puncak Sungai Cisadane

Debit sungai, terutama debit puncak, merupakan faktor yang penting dalam analisis banjir. Dalam penelitian ini debit sungai digunakan untuk membantu analisis karakteristik sub DAS yang terkait dengan banjir di daerah penelitian yang dikaitkan dengan kondisi morfologi bentuklahan. Dalam penelitian ini penghitungan debit sungai menggunakan metode rasional Persamaan 2, sedangkan tahapan perhitungan diilustrasikan pada Gambar 2. Q = 0.00278C.I.A ………………………………….2 dimana, C = Koefisien aliran permukaan Q = Debit puncak m 3 dtk -1 I = Intensitas hujan mmjam A = Luas DAS m 2 Gambar 2 Diagram alir tahapan menghitung Qp dengan Metode Rasional. Peta Topografi Data hujan Harian maksimum Peta Penggunaan lahan Morfometr i Slope SungaiS Panjang SungaiS Luas DASA Waktu Konsentrasi TC Intensitas Hujan I Debit Puncak Banjir Qp Qp = 0,00278CIA Koefisien Aliran C Hujan Rancangan Mononobe Gumbel’s type I Koefisien aliran C merupakan nisbah antara aliran dan curah hujan pada selang waktu tertentu dan pada kondisi fisik DAS tertentu. Untuk mengukur besarnya C dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu Suyono 1984 : • Dihitung dari karakteristik fisik DAS Metode Cooke, 1974 • Dihitung dari debit aliran tahunan, debit aliran sesaat, dan laju aliran Koefisien aliran mempunyai peranan yang penting dalam studi banjir maupun pengelolaan DAS, karena dapat berfungsi sebagai indikator aliran permukaan dalam DAS dan sebagai tolak ukur untuk mengevaluasi besarnya aliran. Dalam penelitian ini perhitungan nilai C menggunakan metode dari Cooke. Variabel yang digunakan adalah penggunaan lahan yang menggambarkan lokasi studi. Penentuan koefisien aliran permukaan dilakukan dengan melakukan pembobotan pada masing-masing variabel berdasarkan nilai koefisien.

3.3.3. Penilaian Bahaya, Kerentanan, dan Risiko Banjir

Konsep untuk menilai bahaya dan kerentanan banjir pada penelitian ini mengacu pada Davidson dan Shah 1997, sedangkan untuk risiko banjir mengacu pada metode Wang et al. 2011 dan Maskrey 1989. Metode Wang et al. 2011 dan Maskrey 1989 merupakan metode penilaian risiko banjir yang memadukan antara analisis menggunakan sistem informasi geografis SIG dan multiple criteria evaluation MCE. Dalam multiple criteria evaluation MCE nilai berkisar dari 0 sampai 1.

3.3.3.1. Bahaya Banjir

Dalam kaitan dengan penilaian bahaya banjir, Citra Landsat resolusi 30 m dan citra SRTM resolusi 30 m dianalisis dan diinterpretasi untuk memperoleh jenis bentuklahan di DAS Cisadane. Dari jenis bentuklahan yang telah ditetapkan kemudian dilakukan pemilahan terhadap bentuklahan-bentuklahan yang rentan susceptible dan yang tidak rentan terhadap banjir. Untuk bentuklahan yang rentan banjir selanjutnya dikaji lebih rinci dengan menggunakan citra ALOS AVNIR 2 resolusi 10 m guna mendapatkan bentuklahan yang lebih detil. Berdasarkan parameter-parameter terpilih untuk menilai bahaya banjir, maka penilaiannya dapat diterapkan terhadap bentuklahan detil tersebut.