7.4 Pengaruh
Pengaruh dari pemangku kepentingan, antara lain meliputi : 1.
Pemerintahpemerintah daerah :
Mampu memenuhi kebutuhan pangan.
Mengurangi tingkat pengangguran.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi di bidang pertanian.
Potensi luas
lahan pertanian
pangan berkelanjutan
dapat dipertahankan dari alih fungsi lahan.
2. Swasta :
Mampu menciptakan lapangan kerja baru.
Ketersediaan sarana produksi di bidang pertanian.
Menyerap hasil produksi pertanian.
3. Akademisi:
Terwujudnya sinergi kesepahaman bersama dalam memahami kebijakan yang akan diberlakukan.
4. Masyarakatpetani :
Peningkatan pemenuhan ketersediaan kebutuhan pangan.
7.5 Sumberdaya Yang Dimiliki
Salah satu hal yang diperhatikan pada pengelolaan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan yakni keberadaan sumber daya yang dimiliki para
pemangku kepentingan. Sumber daya tersebut antara lain :
Pemerintah pemerintah daerah dengan sumber daya berupa kemampuan anggaran, produk hukum sebagai bentuk pelaksanaan dari komitmen
bersama dalam perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan, dan kualitas sumber daya manusia.
Swasta dengan sumber daya berupa anggaran sebagai modal investasi
beserta kemampuan sumber daya manusia.
Akademisi dengan ketersediaan sumber daya manusianya sebagai tenaga ahli di bidang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan.
Petani dengan sumber daya yang dimiliki berupa potensi lahan dan sebagai
tenaga kerja.
7.6 Kedudukan Aktor
Kedudukan aktor atau pemangku kepentingan antara lain :
Pemerintah daerah sebagi regulator atas perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan sekaligus operator atas kebijakan yang sudah
ditetapkan bersama-sama dengan DPRD.
Swasta berkedudukan sebagai pengguna dan pengambil manfaat dari kebijakan yang telah ditetapkan.
Akademisi berkedudukan memberikan kajian kebijakan atas rencana
perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan.
Masyarakatpetani berkedudukan sebagai objek atau penerima
manfaat.
7.7 Konflik Kepentingan Antar Aktor