6.3 Analisis Peluang exp
β
Berdasarkan Tabel 17 diatas dapat diketahui perihal analisis peluang exp
β
. Analisis
peluang dengan
menggunakan metode
regresi logistik
ini menggambarkan “kecenderungan responden memilih terima variabel X untuk
menerima Y sebesar Exp
β
kalinya dibandingkan dengan memilih tolak variabel X”.
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik diatas, untuk peluang variabel diperoleh bahwa :
a. Kecenderungan responden memilih terima adanya insentif-disinsentif
berupa fisik dalam mendukung menerima pelaksanaan kebijakan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan sebesar 1.718 kalinya
dibandingkan dengan memilih adanya insentif dan disinsentif berupa non fisik yang diberikan.
b. Peluang variabel penyuluhan menggambarkan, kecenderungan responden
memilih terima adanya penyuluhan yang berkaitan dengan kelembagaan tani dalam mendukung pelaksanaan kebijakan perlindungan lahan pertanian
pangan berkelanjutan sebesar 0.650 kalinya dibandingkan dengan memilih adanya penyuluhan yang berkaitan dengan non-kelembagaan.
c. Sedangkan
peluang variabel
mekanisme perizinan
digambarkan, kecenderungan responden memilih terima jika alih fungsi lahan dilakukan
dengan ganti ruang lahan dan sarana pendukungnya dalam mendukung pelaksanaan kebijakan perlindungan lahan pertanian berkelanjutan sebesar
0.026 kalinya dibandingkan dengan responden memilih tidak setuju jika alih fungsi lahan dilakukan dengan ganti rugi ruang lahan dan sarana
pendukungnya.
7 MANAJEMEN KOLABORASI DALAM PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
Sumberdaya lahan sebagai sumberdaya yang terbatas keberadaannya, perlu mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Daerah.Salah satunya berupa
perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan dari alih fungsi lahan ke non- pertanian.Mengingat adanya kepentingan dari berbagai pihak dalam upaya
perlindungan ini, dapat dilakukan dengan pengembangan jejaring yang berbasis komunitas.Pengembangan komunitas melalui inti lokal menuju ke tingkat yang
lebih tinggi dengan melibatkan berbagai pihak. Pengembangan jejaring berbasis komunitas tergambar dalam Gambar 15berikut :
Sumber : Tonny, 2011
Gambar 15. Pengembangan jejaring berbasis komunitas
7.1 Identifikasi Aktor Para Pihak