8 STRATEGI PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
8.1 Identifikasi SWOT
Sebagaimana yang dijabarkan dalam metodologi, bahwa unit yang dijadikan basis analisis dalam menentukan para pihak internal dan eksternal adalah lahan
pertanian pangan berkelanjutan di Kabupaten Bogor dan petani, artinya diluar lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kabupaten Bogor dan petani akan
terkategori sebagai pihak eksternal.
8.1.1 Identifikasi Faktor Kekuatan Strengths
Identifikasi faktor kekuatan, antara lain meliputi :
1. Potensi lahan pertanian pangan di Kabupaten Bogor
Menurut Kementerian Pertanian Republik Indonesia, luas lahan sawah di Pulau Jawa pada tahun 2010 mencapai 3 445 755.25 Ha.Propinsi Jawa Barat
memiliki luas lahan sawah mencapai 922 25289 Ha 26.77 persen dari luas lahan sawah di Pulau Jawa. Sementara untuk Kabupaten Bogor, luas lahan sawah
mencapai 39 817.91 Ha, yang berarti proporsi luas lahan sawah di Kabupaten Bogor mencapai 4.32 persen terhadap luas lahan pertanian di tingkat Propinsi
Jawa Barat atau menempati nomor 12 dari 26 KabupatenKota di Jawa Barat. 2.
Lahan pertanian beririgasi Potensi lahan sawah di Kabupaten Bogor terdiri dari sawah beririgasi dan
sawah tadah hujan. Penggunaan lahan sawah pada tahun 2010 meliputi irigasi teknis seluas 2173 Ha 4.48 ; irigasi setengah teknis 9 904 Ha 20.43; 14833
Ha 30.59 ; Irigasi desanon PU 12421 Ha 25.62 .Sisanya merupakan sawah tadah hujan seluas 9 153 Ha 18.88 .Hai ini menunjukkan bahwa lahan
pertanian pangan berkelanjutan di Kabupaten Bogor lebih dari 80 persen telah tercakup dalam layanan irigasi.
Sumber : Distanhut, diolah
Gambar 16. Luas Lahan Sawah di Kabupaten Bogor Tahun 2010
3. Produksi padi yang meningkat
Program revitalisasi pertanian dan pembangunan pedesaan sebagai salah satu kebijakan dari Pemerintah Kabupaten Bogor melalui intensifikasi pertanian
4 20
31 26
19 - Irigasi Teknis
- Irigasi Setengah Teknis - Irigasi Sederhana
- Irigasi DesaNon PU - Tadah Hujan
menunjukkan adanya peningkatan produksi padi. Peningkatan produksi juga didukung adanya ketersediaan irigasi serta ketersediaan sarana dan prasarana
pertanian lainnya.Perkembangan produksi padi ditunjukkan dalam Gambar 17.
Sumber : Distanhut, diolah
Gambar 17. Perkembangan Produksi Padi Di kabupaten Bogor
4. Intensitas panen mampu mencapai 3 kali dalam setahun
Irigasi sebagai salah satu faktor dalam usaha produksi padi memegang peranan sangat penting. Pelayanan irigasi pada lahan sawah di Kabupaten Bogor
yang mencapai 80 persen lebih dari total penggunaan lahan, memungkinkan lahan pertanian untuk meningkatkan jumlah produksinya. Hal ini dapat dilihat dari
tercapainya luas panen pada tahun 2010 sebesar 87 704 Hektar, dengan luas lahan baku sawah sebesar 39 817.91 hektar.
Sumber : Distanhut, diolah
Gambar 18. Luas Sawah, Realisasi Tanam dan Realisasi Panen Di kabupaten
Bogor Tahun 2006-2010
2006 2007
2008 2009
2010 Produksi ton
401.065, 479.754,
480.211 505.978
542.893 400.000,00
420.000,00 440.000,00
460.000,00 480.000,00
500.000,00 520.000,00
540.000,00 560.000,00
Ju m
lah P
ro d
u k
si to
n
40000 50000
60000 70000
80000 90000
100000
2006 2007
2008 2009
2010 Luas Sawah Ha
Realisasi tanam Ha Realisasi panen Ha
5. Motivasi petani padi yang tinggi dalam bertani