2.5 Strategi
Strategi merupakan
alat untuk
mencapai tujuan
dan dalam
perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang.Hal ini dapat ditujukan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun
terakhir.Dalam Rangkuti 2007 strategi didefinisikan sebagai suatu alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.Definisi lain strategi
merupakan tindakan yang bersifat incremental senantiasa meningkat dan terus menerus, dilakukan di masa depan.
Perencanaan strategis hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi, bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan
perubahan pola konsumen memerlukan inti core competencies.Perusahaan perlu mencari kompetisi inti dalam bisnis yang dilakukan.
Pemahaman yang baik mengenai konsep strategis dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-
konsep tersebut yaitu: a.
Distinctive Competence: tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya.
b. Competitive Advantage: kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh
perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Menurut Rangkuti 2007, strategi dapat dikelompokkan berdasarkan 3
tiga tipe strategi, yaitu: 1.
Strategi manajemen. Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen
dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi pengembangan
produk, strategi akuisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya.
2. Strategi investasi
Strategi investasi merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi, misalnya, apakah perusahaan ini melakukan strategi pertumbuhan yang
agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi diiventasi, dan
sebagainya.
3. Strategi bisnis.
Strategi bisnis ini juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena bisnis ini berorientasi kepada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi
pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan startegi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.
2.6 SWOT
Menurut David 2009, analisa SWOT
1
adalah metode perencanaan strategis yang berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Para analisis SWOT memberikan informasi untuk membantu dalam hal mencocokkan perusahaan sumberdaya dan kemampuan untuk menganalisis
kompetitif lingkungan dimana bidang perusahaan itu bergerak.Informasi tersebut dibuat berdasarkan perumusan strategi dan seleksi.
1
Menurut Wikipedia, analisis SWOT singkatan bahasa Inggris dari kekuatanstrengths, kelemahanweaknesses, kesempatanopportunities, dan ancamanthreats, adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis
3 METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Salah satu bentuk tujuan bernegara adalah melakukan perlindungan segenap bangsa dan peningkatan kesejahteraan umum.Wujud perlindungan tersebut berupa
terjaminnya hak atas pangan bagi segenap rakyat yang merupakan hak asasi manusia yang sangat fundamental sehingga menjadi tanggung jawab Negara
untuk memenuhinya. Upaya pemenuhan tersebut antara lain berupa membangun ketahanan dan kedaulatan pangan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat
melalui pembangunan pertanian pangan berkelanjutan.
Dalam rangka memenuhi hak atas pangan tersebut, Pemerintah Kabupaten Bogor berupaya mewujudkannya melalui rencana kebijakan tentang perlindungan
lahan pertanian pangan berkelanjutan.Kebijakan ini ditempuh karena berbagai tantangan kedepan yang semakin besar, diantaranya terjadinya alih fungsi lahan
pertanian ke lahan non-pertanian, jumlah penduduk yang semakin meningkat yang disebabkan oleh pertumbuhan alami dan migrasi masuk serta pemenuhan tingkat
kecukupan pangan yang belum mencapai 100 persen.
Dampak yang diakibatkan dari tingginya laju pertumbuhan penduduk antara lain tingginya alih fungsi lahan dari aktivitas-aktivitas sektor pertanian ke
aktivitas-aktivitas sektor non-pertanian. Berdasarkan data citra satelit Kementrian Pertanian tahun 2010 lahan sawah di Kabupaten Bogor seluas 39 299.68 Ha
13.15 , sedangkan berdasarkan citra satelit tahun 2008 yang dimuat dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Bogor luas lahan sawah adalah 39 782 Ha. Pengurangan lahan sawah harus dicegah oleh Pemerintah Kabupaten Bogor guna
memenuhi kebutuhan pangan penduduk secara optimal.
Guna mencegah tingginya alih fungsi lahan tersebut, dikaji strategi pengelolaan kepentingan para pihak terhadap upaya kebijakan perlindungan lahan
pertanian pangan di Kabupaten Bogor: a. Mengidentifikasi kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perlindungan
lahan pertanian pangan berkelanjutan. Kebijakan yang diidentifikasi berupa kebijakan pemerintah yang berkaitan
dengan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan, baik pada pemerintah tingkat pusat maupun pada pemerintahan daerah.
b. Intervensi Pemerintah Daerah pada upaya perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan.
Menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, Pemerintah Daerah dapat
melakukan pengendalian pada lahan pertanian pangan berkelanjutan. Pengendalian dimaksud berupa pemberian melalui: 1 Insentif; 2
Disinsentif; 3 Mekanisme perizinan; 4 Proteksi; dan 5 Penyuluhan. Strategi pengelolaan kepentingan para pihak terhadap upaya kebijakan
perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan dilihat melalui faktor pemberian insentif dan disinsentif; mekanisme perizinan dan penyuluhan.
Identifikasi dan analisis dengan metode yang tepat, diharapkan akan muncul alternatif dan prioritas strategi yang tepat untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan diatas. Hasil perumusan strategi diharapkan dapat dijadikan bahan kebijakan bagi daerah untuk mewujudkan pelaksanaan perlindungan lahan
pertanian pangan berkelanjutan.
Pada Gambar 3 dapat dilihat kerangka alur pikir penelitian yang meliputi identifikasi kebijakan yang berkaitan dengan perlindungan lahan pertanian pangan
berkelanjutan, kebijakan Pemerintah Kabupaten Bogor melalui intervensi yang dapat dilakukan, pengelolaan kepentingan para pihak terhadap kebijakan serta
perumusan strategi.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian