5. Motivasi petani padi yang tinggi dalam bertani
Besarnya luas lahan pertanian pangan berkelanjutan memberikan keuntungan tersendiri bagi Kabupaten Bogor, antara lain menyerap tenaga kerja,
dan juga dekat dengan Ibu Kota Negara Jakarta sebagai salah satu pasar terbesar bagi produk-produk sektor pertanian dari Kabupaten Bogor. Dengan terserapnya
produk pertanian, semakin memberikan pengaruh yang baik bagi para petani meskipun tidak memberikan kelayakan secara finansial dan menguntungkan.
Berdasarkan hasil olahan dari responden tentang keberlanjutan lahan sawah, diperoleh informasi bahwa :
a. Sebanyak 97.64 persen dari responden menyatakan bahwa keberlanjutan lahan
sawah adalah untuk mencukupi kebutuhan lahan pangan. b. Sementara 2.36 persen responden menyatakan bahwa keberlanjutan lahan
sawah adalah untuk investasi. Dari sisi finansial, para responden memberikan informasi bahwa :
a. 25.98 dari responden memberikan jawaban bahwa usaha pertanian memiliki kelayakan finansial dan menguntungkan dengan beragam alasan.
b. 74.02 memberikan jawaban bahwa usaha pertanian tidak memiliki kelayakan finansial dan menguntungkan, salah satunya karena tingkat
kepemillikan lahan pertanian rendah sedangkan usaha pertanian membutuhkan biaya yang tinggi.
6. Banyaknya kelompok tani yang aktif
Dengan didukung program agropolitan dan program minapolitan di Kabupaten Bogor, menambah semangat petani dalam pengembangkan usaha
pertanian. Diantaranya, terwujudnya kemitraan antara Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air GP3A Mitra Tani dengan Taiwan Technical Mission
Agribusiness Development Centerdalam pengembangan sayuran organik di Desa Karehkel Kecamatan Leuwiliang.
8.1.2 Identifikasi Faktor Kelemahan Weaknesess
Identifikasi faktor kelemahan antara lain sebagai berikut :
1. Tingkat pertumbuhan penduduk tinggi
Jumlah penduduk di Kabupaten Bogor terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.Rata-rata laju pertumbuhan penduduk selama sepuluh tahun terakhir
2000 – 2010 sebesar 3.13 . Dengan meningkatnya jumlah penduduk akan
menyebabkan permintaan kebutuhan pangan dan perumahan juga meningkat. 2.
Rendahnya tingkat kecukupan pangan Pangan merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Kabupaten
Bogor.Pada tahun 2010, jumlah penduduk di Kabupaten Bogor mencapai 4 763 209 jiwa.Sedangkan produksi setara beras mencapai angka 352 880 ton.Dengan
tingkat konsumsi 105.86 kgkapitatahun, kebutuhan pangan atau beras di Kabupaten Bogor sebesar 504233 ton.Dengan demikian, tingkat kecukupan
pangan atau beras hanya tercapai sebesar 69.98 persen.Hal ini menunjukkan bahwa produksi pangan belum mencukupi untuk kebutuhan pangan masyarakat di
Kabupaten Bogor. Untuk mencapai pemenuhan terhadap kebutuhan pangan tersebut, salah satu yang dilakukan yakni dengan mendatangkan bahan pangan
dari wilayah lain. 3.
Terbatasnya penyebaran informasi pertanian
Luasnya lahan sawah di Kabupaten Bogor belum diimbangi dengan ketersediaan sumberdaya manusia bidang penyuluhan maupun sumberdaya
lainnya.Ketersediaan penyuluh
masih sangat
dibutuhkan dalam
hal kuantitasnya.Salah satu upaya mengatasi permasalahan ini yakni dengan
dilakukannya penambahan tanaga penyuluhan melalui tenaga harian maupun pemanfaatan penyuluh swadaya yang ada di masyarakat.
4.
Kelompok tani belum efektif Belum dikelolanya organisasi kelompok tani secara professional, membuat
keberadaan organisasi kelompok tani hanya sebatas pemenuhan kebutuhan sementara.
5. Ketersediaan sarana produksi pertanian kurang tepat waktu
Kurangnya ketersediaan sarana produksi pertanian ketika musim tanam tiba menyebabkan kelangkaan.Hal ini menyebabkan tingginya biaya dalam usaha
pertanian. 6.
Akses permodalan dan pembiayaan Terbatasnya akses permodalan dan pembiayaan bagi petani sebagai salah
satu kelemahan yang ada.Hal ini dipengaruhi oleh hambatan adanya agunan jika akses permodalan melalui perbankan.
7. Kepemilikan lahan pertanian pangan berkelanjutan terbatas