Identifikasi dan analisis dengan metode yang tepat, diharapkan akan muncul alternatif dan prioritas strategi yang tepat untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan diatas. Hasil perumusan strategi diharapkan dapat dijadikan bahan kebijakan bagi daerah untuk mewujudkan pelaksanaan perlindungan lahan
pertanian pangan berkelanjutan.
Pada Gambar 3 dapat dilihat kerangka alur pikir penelitian yang meliputi identifikasi kebijakan yang berkaitan dengan perlindungan lahan pertanian pangan
berkelanjutan, kebijakan Pemerintah Kabupaten Bogor melalui intervensi yang dapat dilakukan, pengelolaan kepentingan para pihak terhadap kebijakan serta
perumusan strategi.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitiandilakukan di Kabupaten Bogor dengan pertimbangan : a. Kabupaten Bogor sebagai daerah yang strategis yakni menjadi hinterland atau
penyangga dari Ibu Kota Negara Indonesia maupun terhadap Kota Bogor. b. Luas Kabupaten Bogor yang terbagi dalam 40 Kecamatan dan 430
desakelurahan dengan dominasi mata pencaharian pada sektor pertanian yang dicirikan dengan banyaknya rumah tangga pertanian atau jumlah
penduduk petani yang bekerja pada sektor pertanian.
c. Tingginya laju pertumbuhan penduduk menyebabkan permintaan pemenuhan kebutuhan
dasar masyarakat
dalam hal
kebutuhan pangan
dan perumahanpemukiman semakin meningkat.
d. Terjadinya alih fungsi lahan atau konversi lahan dari sektor pertanian ke sektor non-pertanian.
Penentuan lokasi kecamatan dilakukan secara purposive yakni satu kecamatan mewakili dari satu wilayah pembangunan di Kabupaten Bogor.
Wilayah pembangunan Bogor Barat dengan strategi percepatan diwakili pada Kecamatan Leuwiliang, wilayah pembangunan Bogor Tengah dengan strategi
pengendalian diwakili pada Kecamatan Caringin dan wilayah pembangunan Bogor Timur dengan strategi pemantapan diwakili pada Kecamatan
Jonggoldengan pertimbangan : 1. Potensi luas lahan sawah di tiga kecamatan tersebut menurut strategi
pengembangan wilayah Kabupaten Bogor 2. Tingginya jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani.
3. Luasan lahan baku sawah di Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan Caringin dan Kecamatan Jonggol menurut data luasan lahan baku sawah dari penghitungan
pencitraan satelit yang telah dilaksanakan oleh Kementrian Pertanian Republik Indonesia sebagaimana pada Tabel 3.
Penentuan lokasi desa dilakukan secara purposive yakni untuk Kecamatan
Leuwiliang Desa Karehkel, Kecamatan Caringin Desa Pancawati dan Kecamatan Jonggol Desa Singasari, didasarkan pada luasnya lahan sawah diantara desa-desa
dalam satu kecamatan.
Gambar 3.
Kerangka Pemikiran Penelitian Strategi Pengelolaan Kepentingan Para Pihak Terhadap Upaya Kebijakan Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Bogor
Perumusan Strategi
Kebijakan Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan
di Kabupaten Bogor
Strategi Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Manajaemen Kolaborasi, SWOT dan Road Map Strategy
Pengelolaan kepentingan para pihak terhadap
kebijakan PLP2B
Penelitian
Intervensi Pemerintah Daerah terhadap PLP2B dengan pengendalian melalui :
Insentif Disinsentif
Mekanisme Perizinan Proteksi
penyuluhan
a. Lahan pertanian pangan
b. Petani Analisis Deskriptif
a. Kebijakan pemerintahpemerintah
daerah b. Perkembangan sektor
bangunan c. Harga komoditas
pertanian Analisis Deskriptif
Faktor Eksternal Faktor Internal
Alih fungsi lahan Pertumbuhan penduduk dan kebutuhan konsumsi pangan penduduk
Pertumbuhan produktivitas Kebutuhan dan ketersediaan lahan pertanian pangan
Identifikasi Kebijakan berkaitan dengan PLP2B
Identifikasi pengelolaankepentingan para pihak melalui pemberian :
Insentif disinsentif Penyuluhan
Mekanisme perizinan Analisis Regresi Logistik Biner
Kebijakan Daerah Ket :
langsung tidak langsung
Tabel 3. Luas Lahan Baku Sawah di Kabupaten Bogor
KABUPATENKOTA KECAMATAN
LUAS HA
KECAMATAN LUAS
HA BOGOR
Babakan madang 444.66
Jonggol 4 320.75
Bojong gede 19.78
Kelapa nunggal 1 548.91
Caringin 1 022.39
Kemang 54.37
Cariu 3531.10
Leuwiliang 1 229.89
Ciampea 620.40
Leuwisadeng 710.17
Ciawi 430.29
Mega mendung 540.00
Cibinong 90.28
Nanggung 1 599.27
Cibungbulang 675.51
Pamijahan 1 234.50
Cigombong 632.93 Parung
65.82 Cigudeg
1 492.32 Parungpanjang 1 610.57
Cijeruk 543.54
Ranca bungur 181.99
Cileungsi 891.31 Rumpin
1 379.47 Ciomas
178.05 Sukajaya 2 024.18
Cisarua 350.71 Sukamakmur
3 219.12 Ciseeng
447.88 Sukaraja 541.66
Citeureup 366.84
Tajur halang 105.18
Dramaga 168.04
Tamansari 216.84
Gunung putri 157.85
Tanjungsari 2 953.36
Gunungsindur 204.86
Tenjo 1 499.19
Jasinga 1 795.85 Tenjolaya
718.12
Jumlah 14 064.56
25 753.35 Total Luas Lahan
39 817.91
Sumber : Kementerian Pertanian RI, 2012
Penelitian dilaksanakan dari bulan November 2012 hingga Maret 2013.
3.3 Jenis dan Sumber Data