Identifikasi Kebijakan Berkaitan dengan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

5 IDENTIFIKASI KEBIJAKAN DALAM RANGKA PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

5.1 Identifikasi Kebijakan Berkaitan dengan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

Dasar kebijakan utama yakni diberlakukannya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan.Salah satu hal dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 ini berkaitan dengan usaha untuk mencegah terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non- pertanian. Dimana aktivitas alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non- pertanian akan berimplikasi pada produksi pangan serta ketersediaan pangan. Meskipun di sisi lain, alih fungsi lahan dapat terjadi akibat pertambahan jumlah penduduk yang menyebabkan permintaan kebutuhan perumahan serta lapangan kerja pada sektor yang lain juga meningkat. Dengan diberlakukannya undang- undang ini diharapkan Pemerintah Daerah dapat mewujudkan ketahanan pangan daerah dan kebutuhan pangan daerah sehingga ketahanan pangan secara nasional juga dapat tercapai. Undang-undang ini didukung secara teknis oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia diantaranya : 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Penetapan Peraturan Pemerintah ini bertujuan untuk: mewujudkan dan menjamin tersedianya lahan pertanian pangan berkelanjutan; mengendalikan alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan; mewujudkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional; meningkatkan pemberdayaan, pendapatan dan kesejahteraan bagi petani; memberikan kepastian usaha bagi pelaku usaha tani; mewujudkan keseimbangan ekologis; dan mencegah pemubaziran investasi infrastruktur pertanian. Dimana peraturan pemerintah ini juga didukung secara teknis melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 07PERMENTANOT.14022012 Tentang Pedoman Teknis Kriteria Dan Persyaratan Kawasan, Lahan dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan. 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Insentif Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Peraturan pemerintah ini bertujuan: mendorong perwujudan lahan pertanian pangan berkelanjutan yang telah ditetapkan; meningkatkan upaya pengendalian alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan; meningkatkan pemberdayaan, pendapatan, dan kesejahteraan bagi petani; memberikan kepastian hak atas tanah bagi petani; dan meningkatkan kemitraan semua pemangku kepentingan dalam rangka pemanfaatan, pengembangan dan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan sesuai dengan tata ruang. 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2012 tentang Sistem Informasi Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Peraturan pemerintah ini bertujuan : mewujudkan penyelenggaraan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan secara terpadu dan berkelanjutan; menghasilkan data dan informasi yang akurat, relevan, dan dapat dipertanggungjawabkan yang digunakan sebagai dasar perencanaan, penetapan, pemanfaatan, dan pengendalian kawasan serta lahan dan lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan yang dapat diakses oleh masyarakat dan pemangku kepentingan. 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2012 Tentang Pembiayaan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Peraturan ini bertujuan: untuk menjamin ketersediaan pembiayaan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan yang diselenggarakan Pemerintah, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah KabupatenKota, dan pelaku usaha sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang dalam rangka pencapaian kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. Sejalan dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah tersebut, disahkan pula Peraturan Daerah di Propinsi Jawa Barat yakni Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 27 Tahun 2010 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Peraturan ini bertujuan untuk: mempertahankan luasan lahan pertanian beririgasi dan tidak beririgasi; mempertahankan dan meningkatkan produksi pertanian untuk mencapai ketahanan pangan di daerah, melindungi dan memberdayakan petani dan masyarakat sekitar lahan pertanian beririgasi dan tidak beririgasi, meningkatkan kesejahteraan petani, dan mempertahankan keseimbangan ekosistem. Penetapan peraturan daerah ini diperkuat dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Kemandirian Pangan Daerah. Perda Jabar tentang kemandirian pangan daerah bertujuan: mendukung perwujudan ketahanan pangan nasional; menjamin ketersediaan pangan yang beraneka ragam dan memenuhi persyaratan keamanan pangan, mutu dan gizi secara optimal, terpadu, dan berkelanjutan bagi konsumsi masyarakat, dengan memperhatikan potensi dan kearifan budaya lokal; meningkatkan kemampuan melakukan produksi pangan secara mandiri; memfasilitasi akses pangan bagi masyarakat dengan harga yang wajar dan terjangkau, sesuai dengan kebutuhan masyarakat; meningkatkan ketahanan pangan masyarakat rawan pangan; meningkatkan daya saing komoditas pangan yang dihasilkan daerah di tingkat nasional dan internasional; dan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat. Dengan ditetapkannya berbagai peraturan perundang-undangan tersebut yang meliputi Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Permentan serta Peraturan Daerah Jawa Barat, diharapkan ada tindak lanjut perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kabupaten Bogor.Mengingatmasih tingginya potensi pertanian dan sumberdaya lainnya di Kabupaten Bogor, Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2008-2013 dengan salah satu misinya berupa peningkatan perekonomian daerah yang berdaya saing dengan titik berat pada revitalisasi pertanian dan pembangunan yang berbasis perdesaan dengan tujuan diantaranyameningkatkan ketahanan pangan danpengembangan agribisnis perdesaan dengan sasaran berupa meningkatnya produksi, produktivitas, distribusi dan konsumsi pangan daerah. Misi lainnya yakni meningkatkan infrastruktur dan aksesibilitas daerah yang berkualitas dan terintegrasi secara berkelanjutan bertujuan antara lain : 1 Meningkatkan infrastruktur wilayah yangmampu mendukung aktivitas ekonomi, sosialdan budaya; 2 Meningkatkan akses masyarakat terhadapsarana prasarana dasar permukiman, dan 3Mewujudkan penataan ruang, keseimbanganlingkungan yang terintegrasi danberkelanjutan. Sasaran yang ingin dicapai antara lain : 1 Meningkatnya infrastruktur wilayah yangberkualitas dan terintegrasi untukmendukung pergerakan orang, barang danjasa; 2 Meningkatnya infrastruktur sumber daya air, wadukdan irigasi yang optimal untuk mendukungupaya pemeliharaan hutan konservasi, kawasan lindung, pengendalian daya rusakair dan pendayagunaan sumber daya air; 3 Meningkatnya sarana dan prasaranapermukiman; 4 Meningkatnya perencanaan, kesesuaian danpengendalian pemanfaatan ruang; dan 5 Meningkatnya kepastian hukum pemilikantanah masyarakat; Kebijakan lain sebagai pendukung dari misi pembangunan pada peningkatan perekonomian daerah yang berdaya saing dengan titik berat pada revitalisasi pertanian dan pembangunan yang berbasis perdesaan yakni kebijakan revitalisasi pertanian dan pembangunan perdesaan RP3. Lima strategi didalam revitalisasi pertanian dan pembangunan perdesaan antara lain : 1 Pengembangan zona pertanian; 2 Pengembangan komoditas unggulan; 3 Pengembangan infrastruktur sarana dan prasarana umum; 4 Pengembangan kelembagaan dan tatakelola pembangunan pertanian dan perdesaan; dan 5 Pengembangan industri perdesaan non-pertanian. Program revitalisasi pertanian dan pembangunan perdesaan tersebut diatas sebagai salah satu program yang dapat mendukung program produksi pangan di Kabupaten Bogor. Kebijakan lain dari rencana perlindungan lahan pertanian di Kabupaten Bogor juga telah disusun pendataan lahan pertanian berkelanjutan di Kabupaten Bogor sebagai salah satu bahan dari rencana perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor. Pendataan ini terdiri dari pendataan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan cadangan lahan pertanian pangan berkelanjutan. Dalam rencana tata ruang wilayah Kabupaten Bogor, kawasan pertanian lahan basah dikategorikan kedalam pengelolaan kawasan budidaya pertanian lahan basah.Pengelolaannya ditujukan untuk mempertahankan luas kawasan lahan basah beririgasi guna kelangsungan produksi dan meningkatkan ketahanan pangan, serta menjamin ketersediaan sarana dan prasarana pertanian untuk kelanjutan usaha produksi panen dan pasca panen.Salah satu bentuk usaha untuk mempertahankan kawasan lahan basah tersebut dilakukan dengan menjamin tersedianya kebutuhan air pertanian yang berkelanjutan. Usaha lain dalam rangka pengembangan dan peningkatan budidaya lahan basah dilakukan melalui usaha intensifikasi, ekstensifikasi, danatau diversifikasi pada kawasan yang tersedia sumber air pertanian. Sementara untuk pengelolaan pertanian lahan kering dapat ditujukan untuk 1 mengembangkan dan meningkatkan budidaya lahan kering yang dilakukan melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi dengan komoditas tanaman yang bernilai ekonomi tinggi, 2 pengembangan agribisnis dan terwujudnya kegiatan agroindustri untuk memperkuat budidaya pertanian sebagai basis perekonomian masyarakat dan mewujudkan kawasan agropolitan, 3 konversi lahan ke non-pertanian, dengan tujuan untuk menunjang peningkatan perekonomian masyarakat diprioritaskan pada lahan yang secara teknis, ekonomis dan fisik kurang produktif serta 4 penggunaan lahan untuk kepentingan umum maupun kegiatan lain yang dinilai secara ekonomi dapat memberikan manfaat terhadap perekonomian masyarakat. Pengelolaan kawasan permukiman perkotaan yang dapat mendukung kegiatan jasa perkotaan meliputi 1 integrasi sistem permukiman dengan sarana dan prasarana serta kegiatan jasa skala kota, antara lain industri, jasa, dan perdagangan, 2 pengembangan permukiman yang mendorong penggunaan tanah yang lebih efisien melalui pembangunan perumahan secara vertikal pada wilayah yang berkembang pesatperkotaan dan kawasan industri. Pembangunan perumahan secara vertikal antara lain melalui pembangunan rumah susun sebagai upaya peremajaan permukiman kumuh di atas tanah Negara yang dilengkapi prasarana dan fasilitas lainnya sesuai dengan rencana tata ruang kota yang bersangkutan. Kabupaten Bogor yang secara geografis menjadi hinterlandnya Jakarta dan Kota Bogor, dipandang perlu membuat peraturan perundang- undangan tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan dalam rangka melindungi lahan pertanian pangan berkelanjutan dari alih fungsi guna pemenuhan kebutuhan pangan daerah. Gambar 5.1. Hubungan antar Kebijakan dalam Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Bogor Gambar 9. Hubungan antar Kebijakan Berkaitan dengan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan RTRW Kab. Bogor 2007 Kajian Perencanaan dan Penetapan PLP 2 B UU no 41Tahun 2009 tentang PLP 2 B RPJMD Kab. Bogor 2008-2013 Perda Jabar no 27 2010 PLP 2 B Perda Jabar no 4 Tahun 2012 Kemandirian Pangan Daerah RPJMD Prop Jabar 2008-2013 Rencana PerdaPerBup PLP 2 B Kab Bogor PP no 1 Tahun 2011 PAF LP 2 B PP no 12 Tahun 2012 I PLP 2 B PP no 25 Tahun 2012 SI LP 2 B PP no 30 Tahun 2012 P PLP 2 B PerMenTan no 07PERMENTANOT.14022012 Tentang Pedoman Teknis Kriteria Dan Persyaratan Kawasan, Lahan, Dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan RPJMN 2009-2014 Pem er in tah Pu sat Pem er in tah Pro p in si Pem er in tah k ab u p aten Kebijakan RP3 Produksi Pangan Bahan revisi Ketahanan pangan diacu Bahan

5.2 Faktor yang Menjadi Pertimbangan dalam Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan