Sebaran Usia Nelayan di Wilayah Kecamatan KeiKecil Barat

biaya operasi, baik biaya tetap fixed cost maupun biaya variabel variable cost yang besarannya berbanding lurus dengan volume ikan hasil tangkap nelayan. Rantai tata niaga pemasaran ikan di Maluku Tenggara yang menggambarkan saluran distribusi dan perkembangan harga jual ikan khususnya dalam hal ini adalah ikan layang pada setiap saluran distribusi pemasaran, dapat diilustrasikan pada Gambar 11 di bawah ini. Ket : = Rantai Pasok Pasar Lokal = Nilai Keuntungan Margin 1 bakul = 30 Kg Gambar 11 Tata niaga pemasaran ikan di Maluku Tenggara Mengacu pada Gambar 11, maka tata niaga pemasaran ikan di Maluku Tenggara pada dasarnya semua pihak mengambil keuntungan sebagai selisih antara harga jual dengan harga beli. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa asumsi perkiraan margin keuntungan pada setiap jalur distribusi cukup beragam. Dalam hal ini rantai tata niaga diawali oleh aktivitas penjualan ikan yang dapat dijual secara langsung kepada pedagang pengumpul, maupun terlebih dahulu dijual melalui TPI, terdistribusi sampai ke tangan konsumen akhir. Harga jual ikan layang pada masa panen dalam volume 30 Kg per-bakul. Rantai pasok dimulai dari nelayan yang menjual kepada TPI sebesar Rp.200.000 atau Rp.6.667Kg, kemudian oleh TPI dijual kembali kepada pedagang pengumpul sebesar Rp.230.000 atau Rp.7.667Kg yang artinya TPI mengambil margin keuntungan sebesar 15 atau Rp.1.000Kg. Rantai tata niaga kemudian berlanjut yakni aktivitas pemasaran ikan dari pedagang pengumpul kepada pedagang pengecer sebesar Rp.253.000 atau Rp.8.433Kg artinya pedagang pengumpul mengambil margin keuntungan sebesar 10 Rp.766Kg. Aktivitas terakhir dari tata niaga pemasaran ikan adalah dari pedagang pengecer kepada konsumen akhir sebesar Rp.300.000 atau Rp.10.000Kg dengan margin keuntungan sebesar 18,58 Rp.1.567Kg. Rantai tata niaga selain dari pedagang pengumpul kepada pedagang pengecer, dapat juga terjadi dari pedagang 18,58 = Rp.1.567Kg 15 = Rp.1.000Kg Bakul Kecil dan Pedagang Pengumpul TPI Bakul Kecil Nelayan Restoran per-bakul Rp.200.000 per-bakul Rp.230.000 per-bakul Rp.253.000 per-bakul Rp.300.000 per-bakul Rp.210.000 per-bakul Rp.280.000 Konsumen Akhir Pedagang Pengecer Pedagang Pengumpul Rp.6.667Kg Rp.10.000Kg Rp.9.333Kg Rp.7.667Kg Rp.8.433Kg Rp.7.000Kg 10 = Rp.667Kg 10 = Rp.766Kg 10,67 = Rp.1.666Kg pengumpul kepada konsumen bisnis pengusaha restoran sebesar Rp.280.000 atau Rp.9.333Kg dan margin keuntungan sebesar 10,67 Rp.1.666Kg. Meskipun harga jual ikan secara langsung dari nelayan kepada pedagang pengumpul lebih besar atau lebih mahal Rp.10.000 per-bakul atau Rp. 333Kg dibandingkan dijual melalui TPI, namun nelayan membutuhkan biaya operasional khususnya di bidang biaya transportasi yang lebih besar dibandingkan dijual kepada TPI. Hal ini dikarenakan para nelayan harus menjual ikan dalam jumlah yang besar sesuai permintaan pedagang pengumpul, sehingga nelayan membutuhkan sarana transportasi untuk memasarkannya dan hal ini tentu saja memiliki konsekuensi terhadap biaya. Dengan demikian para nelayan pada umumnya lebih memilih memasarkan ikan melalui TPI, karena meski harganya lebih murah namun biaya operasional mereka pun menjadi lebih rendah. Dengan demikian TPI memiliki peranan yang sangat penting dalam kelancaran distribusi pasokan tata niaga ikan dari nelayan sampai dengan ke tangan konsumen. Adapun gambaran tata niaga dalam hal besar pendapatan rata-rata pada nelayan di empat kecamatan per-hari pada masa non panen sangat beragam dan tidak dapat dipastikan perolehannya. Namun demikian dapat dilakukan dugaan dengan mengacu pada kisaran biaya operasional setiap kali melaut dan hasil tangkapan rata-rata, sehingga dapat diperoleh nilai rata-rata pendapatannya yang merupakan laba atau keuntungan. Hasilnya adalah sebagaimana disajikan datanya pada tabel 21 berikut ini. Tabel 21 Pendapatan setiap melaut nelayan padaempatKecamatandi Maluku Tenggara No Kecamatan Rata-rata Pendapatan Rp Maksimum Minimum Rata-rata 1 Kei Kecil n = 51 8.925.000 5.260.667 6.451.526 2 Kei Kecil Timur n = 14 7.416.667 5.416.667 6.302.071 3 Kei Kecil Barat n = 7 8.800.000 5.435.667 6.175.762 4 Kei Besar Tengah n = 28 8.925.000 5.456.667 6.251.970 Mengacu pada Tabel 21 tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pendapatan terbesar adalah pada nelayan yang berada di wilayah Kecamatan Kei Kecil, yakni sebesar Rp.6.451.256. Meskipun demikian secara keseluruhan, rata-rata pendapatan per hari nelayan di empat kecamatan penelitian tidak terlalu besar perbedaannya Sesuai dengan hukum permintaan, diketahui bahwa jika pasokan ikan atau hasil tangkapan ikan oleh nelayan mengalami penurunan yang signifikan sedangkan permintaan mengalami peningkatan, maka secara otomatis harga jual ikan akan mengalami peningkatan. Kondisi ini terjadi pada masa-masa di luar panen, yakni antara Mei sampai dengan Desember pada setiap tahunnya. Hasil wawancara dengan nelayan diketahui bahwa khususnya pada ikan layang, pada saat hasil tangkapan ikan secara agregat mengalami penurunan maka harganya bisa mencapai pada kisaran Rp.400.000 hingga Rp.600.000 per-bakul, di mana 1 bakul setara dengan 30 kilogram.