d. Sebaran Usia Nelayan di Wilayah Kecamatan Kei Besar Tengah
Gambar 9 Diagram batang sebaran usiadi Kecamatan Kei Besar Tengah
Mengacu pada Gambar 9, sebagaimana tersaji di atas maka dapat diketahui bahwa pada nelayan di wilayah Kecamatan Kei Besar Tengah, tersebar cukup
merata dari rentang usia 21 tahun sampai dengan 57 tahun. Hal ini berarti mampu menjadi representasi dari nelayan berusia muda sampai dengan nelayan berusia
dewasa.
Gambaran sebaran usia nelayan yang menjadi responden penelitian secara keseluruhan pada 4 kecamatan wilayah penelitian, adalah sebagaimana dapat
dilihat pada Gambar 10 di bawah ini.
Gambar 10 Sebaran usia nelayan 3.2.4 Jumlah Anggota Keluarga
Sebagai data dukung dari status pernikahan dan sebaran usia dari nelayan yang menjadi responden penelitian, maka perlu dianalisis pula sebaran nelayan
berdasarkan kategori jumlah anggota keluarga dalam satu kepala keluarga. Data jumlah anggota keluarga nelayan yang menjadi responden penelitian ini adalah
sebagaimana disajikan pada Tabel 18 sebagai berikut.
7 7
8 6
2 4
6 8
10 20 - 29
30 - 39 40 - 49
50 - 59
Jumlah Orang S
eb a
ra n
U si
a T
a h
u n
Tabel 18 Komposisi jumlah anggota keluarga nelayan di empat Kecamatan
Tabulasi Silang Jumlah Anggota Keluarga
Total 1-4 Orang
5-8 Orang 8 Orang
Kecamatan Kei Kecil
17 22
12 51
Kei Kecil Timur 5
7 2
14 Kei Kecil Barat
3 2
2 7
Kei Besar Tengah 18
8 2
28
Total 43
39 18
100
Mengacu pada Tabel 18 maka dapat diketahui bahwa pada Kecamatan Kei Kecil sebaran nelayan berdasarkan jumlah anggota keluarga cukup tersebar di 3
kategori yang ditetapkan, demikian pula pada Kecamatan Kei Kecil Timur dan Kei Kecil Barat. Kecuali pada Kecamatan Kei Besar Tengah, yang lebih
didominasi pada nelayan yang memiliki jumlah anggota keluarga 1-4 orang dan 5-8 orang dalam 1 kepala keluarga. Bagi nelayan yang berusia muda yakni di
bawah 40 tahun terdapat kecenderungan memiliki anggota keluarga 1-4 orang, yakni sebagai sebuah kecil dan sederhana. Sedangkan bagi nelayan yang telah
berusia lebih dewasa atau di atas 40 tahun, terdapat kecenderungan memiliki jumlah anggota keluarga lebih banyak atau termasuk dalam keluarga besar. Hal
ini bersifat relatif hanya berlaku terbatas pada nelayan yang terpilih menjadi responden penelitian.
3.2.5 Pengalaman Menjadi Nelayan
Deskripsi pengalaman atau sudah berapa lama berprofesi sebagai nelayan pada responden penelitian yang tersebar di 4 kecamatan wilayah penelitian, dapat
memberikan dukungan data dan informasi yang memperjelas profil nelayan. Data deskrptif dari usia nelayan sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, dapat
menjadi lebih bermakna apabila dikaitkan pembahasannya dengan seberapa lama atau pengalaman menjadi nelayan. Hasilnya adalah sebagaimana diuraikan oleh
penulis pada Tabel 19 berikut ini.
Tabel 19 Ukuran deskriptif pengalaman menjadi nelayan
No Kecamatan
Ukuran Pengalaman Tahun Maksimum
Minimum Rata-rata
1 Kei Kecil
n = 51 45
7 26,18
2 Kei Kecil Timur
n = 14 45
5 23,36
3 Kei Kecil Barat
n = 7 50
20 29,86
4 Kei Besar Tengah
n = 28 42
6 23,96
Berdasarkan Tabel 19 tersebut di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata pengalaman sebagai nelayan antara nelayan di Kecamatan Kei Kecil Timur dan
Kecamatan Kei Besar Tengah relatif sama yakni memiliki pengalaman sebagai nelayan rata-rata selama 23 tahun. Rata-rata pengalaman sebagai nelayan pada
nelayan di Kecamatan Kei Kecil Barat merupakan yang terlama dibandingkan
dengan nelayan pada kecamatan lain. Hal tersebut sangat terkait erat dengan data yang tersedia yakni paling sedikit nelayan di Kecamatan Kei Kecil Barat telah
berpengalaman sebagai nelayan, minimal selama 20 tahun dan paling lama atau maksimal selama 50 tahun.
Apabila dibandingkan dengan nelayan di kecamatan lain, maka kondisi ini sangat berbeda jauh. Data ini juga memberikan informasi bahwa pada kecamatan-
kecamatan di luar Kecamatan Kei Kecil Barat, sebarannya sangat beragam dalam hal usia nelayan. Hal ini turut memberikan dukungan informasi dari sebaran usia
nelayan yang tersebar dari usia remajadewasa sampai dengan usia dewasa atau telah matang usianya.
3.2.6 Profesi Sampingan Nelayan
Profesi sampingan nelayan atau aktivitas mencari nafkah selain menangkap ikan di laut, adalah sebagaimana disajikan datanya pada Tabel 20 di
bawah ini.
Tabel 20 Profesi sampingan nelayan
Kecamatan Profesi Sampingan
Total Tidak
Ada Buruh Wirausaha
Tani Lainnya
Kei Kecil 2
21 9
15 4
51 Kei Kecil Timur
2 5
4 3
14 Kei Kecil Barat
5 2
7 Kei Besar Tengah
3 12
2 9
2 28
Total 7
43 15
27 8
100
Berdasarkan Tabel 20 tersebut di atas, dapat diketahui bahwa profesi sampingan nelayan di 4 kecamatan wilayah penelitian didominasi pada pekerjaan
sebagai buruh dan juga sebagai petani. Profesi sampingan sebagai buruh merupakan sebuah pekerjaan lepas, yakni hanya dilakukan bersifat temporer dan
dalam jangka waktu tertentu yang relatif singkat. Pekerjaan sebagai buruh dilakukan oleh nelayan pada saat industri-industri yang berada di sekitar
wilayahnya, membutuhkan tenaga outsourching tambahan untuk memenuhi kapasitas produksinya. Aktivitas bertani dilakukan oleh nelayan sambil mengisi
waktu luang yang tersedia, baik pada saat sepulang berlayar maupun sambil menunggu waktu berlayar untuk mencari atau menangkap ikan. Terdapat 15
responden yang memiliki profesi sampingan sebagai wirausaha, 8 profesi lainnya, dan 7 berprofesi tunggal sebagai nelayan atau tidak memiliki profesi
sampingan selain sebagai nelayan.
3.2.7Tata Niaga
Kegiatan pemasaran ikan-ikan hasil tangkapan nelayan di Maluku Tenggara pada umumnya dilakukan melalui Tempat Pelelangan ikan TPI.
Namun demikian tidak semua nelayan menjual hasil tangkapannya melalui TPI.Nelayan yang menjual hasil tangkapannya melalui TPI adalah nelayan yang
memperoleh hasiltangkapan dalam jumlah banyak, sedang nelayan yang hasil tangkapannya sedikit biasanya langsung menjual kepada pedagang pengumpul
tanpa melalui pelelangan. Selain itu hasil tangkapan nelayan juga terkadang