Profesi Sampingan Nelayan Sebaran Usia Nelayan di Wilayah Kecamatan Kei Besar Tengah
                                                                                Tabel 22 Pendapatan nelayan per bu pada empat
No Kecamatan
1 Kei Kecil
2 Kei Kecil Timur
3 Kei Kecil Barat
4 Kei Besar Tengah
Hasil produksi  perikanan sebesar  57  dari  volume
Tual  dan  sisanya  dipasarkan kepada  kapal-kapal  penampung
nelayan  langsung  di  la dilaksanakan oleh pedagang pe
dipasarkan  di  pasar  lokal Maluku  Tenggara  jumlahnya
merupakan pedagang pengumpul untuk jenis ikan kecil.
Mengacu pada Berita sementara  ekspor  Maluku
16.135.571,00  kg  atau  sekitar sebesar US10.649.360. Ekspor M
dari  kelompok  komoditi antara lain:
 Ikan beku lainnya US7,31 juta;  Udang kecil dan udang biasa lainnya
 Udang kecil dan udang biasa lainnya  Filletbeku ikan tuna, cakalang atau
 Cumi lainnya beku US0,  Udang kecil dan udang biasa lainnya
 lainnya US0,26 juta. Adapun  nilai  ekspor
sebagaimana disajikan pada g
endapatan nelayan per bulan 20 hari kerja pada empat Kecamatan di Maluku Tenggara
Kecamatan Rata-rata Pendapatan Rp
Maksimum Minimum
Rata
n = 51 9.836.667
5.907.407 8.107.729
n = 14 9.821.429
7.738.095 8.729.642
n = 7 9.777.778
7.765.238 8.621.547
r Tengah n = 28
9.990.000 8.753.750
9.402.900
produksi  perikanan  skala  besar  dipasarkan  keluar  negeri volume  hasil  tangkap  melalui  pelabuhan  perikanan  nasional
dipasarkan  secara  langsung  di  laut  oleh  nelayan-nelayan kapal  penampung  dari  luar  yang  membeli  ikan  hasil  tangkapan
di  laut.  Pemasaran  hasil  tangkapan  nelayan  tradisional pedagang pengumpul yang bermukim di desa-desa nelayan da
pasar  lokal  di  wilayah  Maluku  Tenggara. Pedagang  pengumpul Tenggara  jumlahnya  tidak  banyak,  dan  pada  umumnya
n pedagang pengumpul untuk jenis ikan kecil. pada Berita Resmi Statistik Tahun 2012 diketahui bahwa
Maluku  bulan  Januari  2012  memiliki volume  ekspor atau  sekitar  16,14  ribu  ton.  Nilai  ekspor  bulan  Januari
649.360. Ekspor Maluku pada awal tahun 2012 seluruhnya komoditi  ikan dan  udang,  dengan  komoditi  spesifik  menca
beku lainnya US7,31 juta; dang kecil dan udang biasa lainnya beku dengan kepala US0,90 j
dang kecil dan udang biasa lainnya beku tanpa kepala US0,68 juta; beku ikan tuna, cakalang atau stripe
‐bellied bonito US0,57 juta; umi lainnya beku US0,49 juta;
dang kecil dan udang biasa lainnya beku US0,44 juta; dan lainnya US0,26 juta.
nilai  ekspor  Maluku  menurut  Negara  tujuan  ekspornya gaimana disajikan pada gambar 12 di bawah ini :
an Rp Rata-rata
8.107.729 8.729.642
8.621.547 9.402.900
negeri  ekspor perikanan  nasional  di
nelayan  kecil hasil  tangkapan
nelayan  tradisional desa nelayan dan
Pedagang  pengumpul  di umumnya  mereka
diketahui bahwa Angka ekspor  sebesar
bulan  Januari  2012 seluruhnya berasal
spesifik  mencakup
beku dengan kepala US0,90 juta; pa kepala US0,68 juta;
bonito US0,57 juta;
ekspornya  adalah
Gambar 12 Nilai Ekspor M
Seluruh  aktivitas  ekspor Pelabuhan Ambon dan Pelabuhan
ditunjukkan  pada Gambar  12 dengan  nilai ekspor  mencapai
Maluku  bulan  Januari menurut Gambar 13 di bawah ini.
Gambar 13 Volume dan Nilai Ekspor
Angka  sementara  ekspor Maluku  pada  bulan  Januari  2012
Nilai  ekspor  komoditi  asal  Maluku Ekspor  komoditi  asal  Maluku
melalui  Pelabuhan  Tanjung  Perak 2012 ini datang dari kelompok komodit
biji
‐bijian berminyak. Komoditi  Ikan tuna sirip kuning beku US0
 Fillet ikan tuna loin lainnya beku US0,39 juta  Rumput laut dan ganggang lainnya
Mengacu  pada  data  sebagaimana diketahui bahwa pada pelabuhan
yang  tertinggi  dibandingkan  pada bahwa  kapasitas  produksi  ikan
kontribusi  nyata  dalam  transaksi luas. Adapun kontribusi secara
wilayah  Kabupaten  Maluku  Tenggara, lanjut. Hal ini disebabkan data
simultan terintegrasi dari data s
Transaksi  perdagangan ekonomi  di  wilayah  Maluku  khususnya
terindikasi  dari  data  menurut perikanan  memberikan  kontribusi
Produk Domestik Bruto PDRB
Nilai Ekspor Maluku Menurut Negara Tujuan Ekspor Januari 2011 US
itas  ekspor  Maluku  pada  Januari  2012  dilakukan  melalui Pelabuhan Tual dengan 9 negara tujuan sebagaimana
Gambar  12.  Thailand  menjadi negara  tujuan  ekspor  utama mencapai US6,04 juta.  Komposisi volume  dan  nilai ekspor
menurut pelabuhan  muat adalah seperti digambarkan pada
Volume dan Nilai Ekspor Maluku Menurut Pelabuhan Ekspor Januari 2011 US
ntara  ekspor  komoditi  asal  Maluku yang  diekspor  dari 2012  adalah  volume  ekspor  sebesar  0,17  ribu  ton.
asal  Maluku  bulan  Januari  2012 sebesar  US0,94  ju Maluku  namun  yang  diekspor  dari  luar  Maluku  dimuat
Tanjung  Perak  di  Surabaya,  Jawa  Timur. Pada  awal  tahun kelompok komoditi ikan dan udang, serta kelompok komoditi
bijian berminyak. Komoditi spesifik dari kedua kelompok komoditi adalah rip kuning beku US0,50 juta;
Fillet ikan tuna loin lainnya beku US0,39 juta; dan n ganggang lainnya eucheuma spp. US0,05 juta.
data  sebagaimana  disajikan  pada  Gambar  13  dapat da pelabuhan Tual memiliki berat atau volume dan nilai ekspor
dibandingkan  pada  pelabuhan  Ambon. Hal  ini  menjadi  indikator produksi  ikan  di  Maluku  Tenggara  telah  mampu  memberikan
transaksi  perdagangan  ekspor  di  wilayah  Maluku  secara secara lebih terperinci untuk setiap jenis ikan tangkap
Maluku  Tenggara,  belum  dapat  dilakukan  penelaahan  lebih disebabkan data kontribusi volume dan nilai ekspor tersedia secara
ri data setiap kabupaten sehingga menjadi data provinsi. perdagangan  ekspor  tersebut  dapat  memicu  pertumbuhan
Maluku  khususnya  di  Kabupaten  Maluku  Tenggara. Hal menurut  BPS  2012  bahwa  secara  sektoral,  sub  sek
kontribusi  yang  nyata  terhadap  sektor  perikanan  dalam PDRB Kabupaten Maluku Tenggara. Pada Tahun 2011
dilakukan  melalui sebagaimana telah
ekspor  utama ekspor
digambarkan  pada
nurut Pelabuhan Ekspor
or  dari luar 0,17  ribu  ton.
US0,94  juta. dimuat
awal  tahun ok komoditi
adalah:
13  dapat nilai ekspor
menjadi  indikator memberikan
Maluku  secara tangkap di
penelaahan  lebih tersedia secara
sehingga menjadi data provinsi. pertumbuhan
Hal  ini sub  sektor
perikanan  dalam Tahun 2011
tercatat  sub  sektor  perikanan  mampu  memberikan  kontribusi  sebesar  22,88 terhadap  sektor  pertanian,  dan  sektor  pertanian  itu  sendiri  memberi  kontribusi
sebesar 37,68 terhadap PDRB Kabupaten Maluku Tenggara. Subsektor  Perikanan  sangat  besar  kontribusinya  di  Kecamatan  Kei Kecil,
namun  berdasarkan  data  BPS  2012  diketahui  bahwa  masih  didominasi  oleh nelayan  tradisional.Hal  itu  terlihat  dari  perahu  yang  digunakan,  yang  sebagian
besar  Perahu  tak  bermotor,  dan  alat  penangkapan  ikan  utama  yang  digunakan yaitu Pancing. Produksi Ikan Laut pada Kecamatan Kei Kecil selama tahun 2011
sebesar 10.547,1 ton BPS Maluku Tenggara, 2012.
Berdasarkan  pada  data  BPS  2012,  subsektor  Perikanan  sangat  besar kontribusinya  di  Kecamatan  Kei  Kecil  Timur,  dengan  produksi  Ikan  Laut  di
Kecamatan  Kei  Kecil  Timur  selama  tahun  2009  sebesar  6.471  Ton. Pada Kecamatan  Kei  Kecil  Barat,  produksi  ikan  selama  tahun  2011  adalah  sebesar
5.461,40  Ton. Pada  Kecamatan  Kei  Besar  Tengah  produksi  ikan  selama  tahun 2011 sebesar 9.914,2 Ton.
Secara  Sektoral,  sektor  Pertanian  adalah  penyumbang  terbesar  dalam perekonomian  daerah  Maluku  Tenggara dengan  sub  sektor  andalannya  yakni
Perikanan.  Pada  tahun  2011  kontribusi  Sektor  Pertanian  sebesar  37,68  dengan konstribusi  terbesar  dari sub  sektor  Perikanan  terhadap  PDRB  Maluku  Tenggara
yakni sebesar 22,88 Rp.113.542,45Rp.496.306,63  x 100. Data  lengkap PDRB berdasarkan lapangan usaha pertanian, adalah sebagaimana disajikan pada
tabel berikut:
Tabel 23 Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kabupaten Maluku Tenggara menurut lapangan usaha pertanian atas dasar harga berlaku
2009 – 2011[Jutaan  Million Rp]
Lapangan Usaha S e c t o r
2009 2010
2011
1 2
3 4
I.
Pertanian Agriculture
a. Tanaman Bahan Makanan
Farm Food Crops b. Tanaman Perkebunan
Non Food Crops c.
Peternakan  Hasil-hasilnya Livestock  Products
d. Kehutanan Forestry
e. Perikanan
Fishery
153.253,15 40.140,21
15.035,13 2.729,16
4.043,90 91.304,74
164.390,27 42.701,85
16.356,25 2.900,36
3.707,94 98.723,87
186.989,92 47.273,77
18.174,99 3.447,04
4.551,67 113.542,45
Sumber: BPS Maluku Tenggara 2012
Mengacu pada Tabel 23 diketahui bahwa dari keempat wilayah Kecamatan lokasi  penelitian,  dapat  diketahui  bahwa  terkait  distribusi  pemasaran  ikan  pada
Kecamatan  Kei  Kecil  Barat  memiliki  nilai  rata-rata  paling  kecil  dibandingkan pada  kecamatan  lainnya.  Pada  kecamatan  ini,  waktu  yang  dibutuhkan  pada  saat
menjual  ikan  di  saluran  distribusi  menjadi  lebih  lama  dibandingkan  pada kecamatan lainnya. Hal ini dikarenakan nelayan harus melewati laut sebagaimana
posisinya  yang  tidak  berada  dalam  satu  pulau,  atau  terpisah,  sehingga  terjadi disparitas antar wilayah.
Beberapa  upaya  yang  dapat  dilakukan  untuk  mengurangi  disparitas khususnya di bidang tata niaga pemasaran ikan, di antaranya sebagai berikut:
a. Pemerataan investasi Dengan  mendorong  pemerataan  investasi  yang  terjadi  pada  semua  sektor,
maka  semua  wilayah  secara  simultan  akan  berkembang  infrastrukturnya. Dengan  terjadinya  perkembangan  infrastruktur  yang  baik,  maka  akan  turut
meminimalisir disparitas dalam rantai distribusi pemasaran ikan.
b. Pemerataan permintaan Untuk  mengoptimalkan  perolehan  margin  pada  setiap  rantai  dalam  saluran
distribusi pemasaran, maka diperlukan adanya pemerataan permintaan dengan cara mengembangkan indsutri dan wilayah secara simultan. Dengan demikian
kondisi  ini  bisa  menciptakan  permintaan-permintaan  untuk  tiap  produk  ikan tangkap nelayan.
c. Pemerataan tabungan Tabungan  sangat  diperlukan  agar  dapat  menstimulus  investasi  bagi
pengembangan  pemasaran  ikan  nelayan.  Jika  jumlah  tabungan  di  suatu wilayah meningkat, maka potensi investasi juga akan meningkat.
Beberapa  upaya  tersebut  di  atas  dapat  diinisiasi  oleh  Pemerintah  pusat maupun  Daerah,  dengan  melibatkan  seluruh  stakeholder bagi  pengembangan
pembangunan wilayah
perdesaan di
Maluku Tenggara.
Optimalisasi pengembangan  wilayah  perdesaan  akan  sangat  terkait  dengan  kondisi  tingkat
pengeluaran  per  kapitanya.  Hal  ini  dapat  dijadikan  dasar  bagi  pemerintah  pusat maupun  daerah,  dalam  memfokuskan  wilayah  mana  yang  perlu  lebih
diprioritaskan pengembangan pembangunannya.
Tabel 24 Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan menurut KabupatenKota 2010-2011
Kabupaten Kota 2010
2011
Maluku Tenggara Barat 411.011
499.587 Maluku Tenggara
422.240 572.021
Maluku Tengah 490.709
745.708 Buru
460.063 782.000
Kepulauan Aru 378.104
739.413 Seram Bagian Barat
429.637 570.014
Seram Bagian Timur 442.948
771.037 Maluku Barat Daya
319.637 531.713
Buru Selatan 507.954
584.593 Ambon
839.144 1.114.681
Tual 397.661
676.578 Sumber: BPS Maluku Tenggara 2012
Mengacu pada data pada Tabel 24, diketahui bahwa rata-rata pengeluaran per Kapita sebulan pada Kabupaten Maluku Tenggara masih relatif rendah, yakni
Rp.422.240  pada  tahun  2010 dan  Rp.572.021  pada  Tahun  2011,  atau  meningkat sebesar 35,47. Meskipun mengalami kenaikan, namun rata-rata pengeluaran per
kapita  sebulan  untuk  wilayah  Maluku  Tenggara  masih  jauh  lebih  rendah  jika dibandingkan Ambon maupun Maluku.
Kontribusi  sub  sektor  perikanan  terhadap  PDRB  Maluku  Tenggara  yang mampu  mencapai  22,88,  perlu  mendapatkan  perhatian  serius  dari  pemerintah
pusat  maupun  daerah,  dalam  upaya  meningkatkan  pengembangan  pembangunan wilayah  perdesaaannya  berbasis  perikanan.  Berbagai  kebijakan  dan  program-
program  pengembangan  pembangunan  wilayah  perdesaan  di  wilayah  Maluku Tenggara  berbasis  sektor  pertanian  khususnya  pada  sub  sektor  perikanan,  dapat
dilakukan secara mendalam dengan memperhatikan kondisi faktor-faktor internal dan eksternalnya.
Kemampuan  memacu  pertumbuhan  suatu  wilayah  sangat  tergantung  dari keunggulan  atau  daya  saing  sektor-sektor  ekonomi di  wilayahnya,  dalam  hal  ini
pada  Kabupaten Maluku Tenggara adalah sektor perikanan. Sebagai sebuah nilai strategis,  sektor  perikanan memacu  atau  menjadi pendorong utama  pertumbuhan
daerah-daerah yang ada di wilayahnya. Dengan demikian optimalisasi pemasaran ikan  khususnya ikan tangkap memiliki  relevansi erat  dalam kerangka  konseptual
pembangunan  wilayah  yang  digunakan  secara  luas,  di  samping  sektor-sektor lainnya. Permintaan terhadap input dapat meningkat melalui perluasan permintaan
terhadap  output  yang diproduksi  oleh  sektor  basis  ekspor  dan  sektor  non-basis lokal  atau  services.  Permintaan  terhadap  produksi  sektor  lokal  hanya  dapat
meningkat jika pendapatan lokal meningkat. Peningkatan pendapatan akan terjadi jika  sektor  basis  ekspor  meningkat.  Dengan  demikian  optimalisasi  pemasaran
ikan  tangkap  secara  basis  dan  non-basis  merupakan  faktor  penentu  dalam pembangunan  ekonomi  bagi  pembangunan  wilayah  di  Kabupaten  Maluku
Tenggara.
Rustiandi,  dkk  2011  menjelaskan  bahwa  arus  pendapatan  yang dihasilkan  dari  aktivitas  ekonomi  industri  basis  akan  meningkatkan  investasi,
kesempatan  kerja,  pendapatan  dan  konsumsi,  pada  gilirannya  akan  menaikkan pendapatan  dan  kesempatan kerja  serta menaikkan  permintaan  hasil industri  non
basis. Hal ini berarti kegiatan industri basis memiliki peranan penggerak utama di mana  setiap  perubahan  kenaikan  atau  penurunan  memiliki  efek  pengganda
terhadap perekonomian wilayah.
Pengelolaan  sumber  daya  alam  yang  berkelanjutan  juga  menuntut perlakuan  dan  cara  pandang  yang  berbeda  untuk  berbagai  karakteristik
sumberdaya alam. Laut merupakan sumberdaya alam yang bersifat esensial selain lahan,  udara,  hutan,  dan  lain  sebagainya. Berbagai  sumberdaya  alam  ini  bersifat
melekat  dengan  posisi  atau  lokasi  di  atas  permukaan  bumi. Oleh  karenanya inventarisasi  dan  evaluasi  sumberdaya  alam  memerlukan  pendekatan  geografik
serta memerlukan pendekatan dan analisis spasial.
Pengelolaan  sumberdaya  alam  sangat  ditentukan  oleh  sikap  mental  dan cara  pandang  manusia  terhadap  sumberdaya  alam  tersebut.  Pandangan  yang
konservatif  terhadap  sumberdaya  alam  menyebabkan  sikap  manusia  yang sangat berhati-hati  di  dalam  memanfaatkan  sumberdaya  alam,  karena  manusia
dihadapkan  pada  ketidakpastian  masa  depan.  Pandangan  lainnya  adalah pandangan  eksploitatif,  yakni  memandang  sumberdaya  alam  sebagai  mesin
pertumbuhan. Potensi ikan tangkap di wilayah Maluku Tenggara yang melimpah perlu  dieksploitasi  secara  bijak,  artinya  mengoptimalkan  keberadaannya  secara
efektif  namun  dengan  tetap  menjaga  kelestariannya  bagi  keberlangsungan  hidup manusia di masa depan.
                