29 saja perubahan yang dirasakan masyarakat atas aktivitas tersebut. Analisis ini
meliputi ada atau tidak adanya gangguan atas aktivitas industri, pandangan responden terhadap kualitas lingkungan, dan dampak yang timbul akibat aktivitas
industri. Dampak yang dianalisis adalah dampak terhadap sosial-ekonomi- lingkungan yang dirasakan masyarakat yang diidentifikasi dengan menggunakan
analisis deskriptif kualitatif.
4.4.2 Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah
Perhitungan estimasi nilai kerugian ekonomi akibat terjadinya pencemaran di sumur warga Kelurahan Nanggewer dihitung dan didekati dengan bebeapa
metode, yaitu : a.
Biaya Pengganti Metode yang digunakan untuk mengestimasi kerugian akibat kerusakan
sumbedaya alam dan lingkungan adalah Averting Behaviour Method ABM. Metode ini menggambarkan pengeluaran yang dibuat atau dikeluarkan masyarakat
dengan tujuan untuk mencegah atau mengurangi dampak negatif degradasi lingkungan Jones, et al. 2000.
Biaya pengganti ini menggambarkan nilai dari jasa lingkungan, yaitu air tanah yang diganti dengan konsumsi air minum dalam kemasan atau pembuatan
sumur bor. Biaya rata-rata yang dikeluarkan responden dihitung dengan membagi total jumlah uang yang dikeluarkan responden untuk membeli air pengganti per
bulan dengan jumlah responden yang mengeluarkan biaya tersebut. b. Biaya Pengobatan
Kerugian yang kedua dilihat dari pengeluaran sejumlah biaya oleh responden untuk melakukan pengobatan akibat penyakit yang berasal dari air
yang terkena pencemaran limbah industri. Metode yang digunakan dalam mengesimasi kerugian ini adalah cost of illness. Cost of illness ini terdiri dari 2
jenis yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung itu sendiri terbagi menjadi medical cost dan non-medical cost.
Dalam penelitian ini menggunakan biaya langsung, dimana biaya yang dihitung adalah biaya perawatan medis pasien itu sendiri medical cost dan biaya
dalam usaha mendapatkan pengobatantransportasi non-medical cost yang
30 besanya berbeda setiap individunya. Biaya pengobatan rata-rata yang dikeluarkan
responden dihitung dengan membagi total jumlah uang yang dikeluarkan responden untuk berobat per bulan dengan jumlah responden yang mengeluarkan
biaya tersebut. 4.4.3 Analisis
Willingness to Accept WTA
Besarnya nilai WTA masyarakat dapat diketahui dengan menggunakan pendekatan CVM. Pendekatan CVM memiliki enam tahapan Hanley and Spash
1993, yaitu :
1. Membangun Pasar Hipotetis
Pasar hipotetis dalam penelitian ini dibentuk berdasarkan skenario bahwa industri di Kelurahan Nanggewer akan memberlakukan kebijakan yaitu pemberian
dana kompensasi terhadap masyarakat yang terkena dampak pencemaran sebagai upaya pengurangan dampak negatif yang timbul.
Bentuk kompensasi yang ditawarkan bervariasi, dan responden akan memilih sesuai dengan keinginannya. Adapun bentuk kompensasi yang
ditawarkan berupa perbaikan infrastruktur jalan, jembatan, listrik, dll, pembangunan klinik kesehatan, penyediaan alat penyaring air, dan pemberian
dana kompensasi. Pasar hipotetik dibuat dalam skenario sebagai berikut: Industri keramik
belum mengelola hasil buangan aktivitas produksinya dengan baik, sehingga adanya limbah memberikan dampak negatif kepada masyarakat sekitar. Kondisi
tersebut membuat pihak industri akan memberlakukan pemberian dana kompensasi terhadap masyarakat di sekitar kawasan industri yang terkena
eksternalitas negatif. Besarnya dana kompensasi ditanyakan langsung kepada masyarakat RT 02 RW 05 Kelurahan Nanggewer berapa nilai yang bersedia
mereka terima atas penurunan kualitas lingkungan akibat dampak aktivitas industri keramik. Besar dana kompensasi yang ditawarkan yaitu berkisar antara
Rp 10.0000 –Rp 1.000.000rumahtanggabulan. Harga Rp 10.000 diperoleh dari
harga biaya berobat puskesmas Kelurahan Nanggewer, sedangkan harga Rp 1.000.000 diperoleh dari harga pembuatan sumur bor. Adanya kompensasi ini
diharapkan masyarakat tidak perlu lagi menanggung kerugian yang diakibatkan oleh pihak industri keramik.
31
2. Memperoleh Nilai Penawaran
Alat survei telah dibuat dan survei dilakukan dengan wawancara langsung. Responden ditanya nilai minimum WTA dengan metode payment card metode
kartu pembayaran. Metode ini menawarkan kepada responden suatu kartu yang terdiri dari berbagai nilai kemampuan untuk membayar atau kesediaan menerima,
sehingga responden dapat memilih nilai maksimal atau minimal sesuai dengan preferensinya.
3. Menghitung Dugaan Nilai Rataan WTA Estimating Mean WTA
Perhitungan nilai rata-rata dan median dapat dilakukan setelah nilai WTA diketahui. Dugaan rata-rata dihitung dengan rumus:
∑ .........................................3
dimana: EWTA = Dugaan rataan WTA
Xi = Jumlah tiap data
n = 43
i = Responden ke-i yang bersedia menerima dana kompensasi
4. Memperkirakan Kurva WTA
Kurva penawaran dapat diperkirakann dari nilai WTA sebagai variabel dependen dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut sebagai variabel
independennya. Kurva penawaran berfungsi untuk memperkirakan perubahan nilai WTA karena perubahan sejumlah variabel independen, dan untuk menguji
sensitivitas jumlah WTA terhadap variasi perubahan mutu lingkungan. Pendugaan kurva WTA dilakukan dengan fungsi persamaan:
WTA= f DJK, UR, PNDK, PDPT, JT, LT, JTT, KWA, BPAB, BKSH Dimana:
DJK = Dummy jenis kelamin laki-laki = 1 ; perempuan = 0
UR = Usia responden tahun
PNDK = Pendidikan tahun
PDPT = Pendapatan Rp
JT = Jumlah tanggungan orang
LT = Lama tinggal tahun
JTT = Jarak tempat tinggal meter
KWA = Skor kualitas air sangat tercemar = 1 ; tercemar = 2 ; cukup tercemar = 3 ; sedikit tercemar = 4 ; tidak tercemar = 5
BPAB = Biaya pengeluaran untuk air bersih Rp
BKSH = Biaya kesehatan Rp
32 i
= Responden ke-i i
= Galat
5. Menjumlahkan Data
Penjumlahan data merupakan proses dimana nilai rata-rata penawaran dikonversikan terhadap populasi yang dimaksud. Nilai total WTA dari masyarakat
dapat diketahui setelah menduga nilai tengah WTA. Rumus yang dapat digunakan adalah:
∑ ......................................4
Dimana: TWTA = Dugaan rataan WTA
WTAi = WTA individu ke-i n
= 43 i
= Responden ke-i yang bersedia menerima dana kompensasi
6. Mengevaluasi Penggunaan CVM
Tahap ini merupakan penilaian sejauh mana penggunaan CVM telah berhasil. Pelaksanaan model CVM dapat dilihat dengan melihat tingkat keandalan
reability fungsi WTA. Uji yang dapat dilakukan dengan uji keandalan yang melihat R square dari model Ordinary Least Square OLS.
4.4.4 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai WTA
Analisis fungsi WTA bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya nilai WTA masyarakat yang mengalami
eksternalitas negatif atas pencemaran air yang terjadi di Kelurahan Nanggewer. Fungsi persamaannya sebagai berikut :
midWTA = β – β
1
DJK + β
2
UR + β
3
PNDK – β
4
PDPT + β
5
JT + β
6
LT –
β
7
JTT - β
8
KWA + β
9
BKSH + β
10
BPAB + ε ............................5
dimana: midWTA
= Nilai WTA responden β
= konstanta β
1
,,,β
10
= Koefisien regresi DJK
= Dummy jenis kelamin laki-laki = 1 ; perempuan = 0 UR
= Usia responden tahun PNDK
= Pendidikan tahun PDPT
= Pendapatan Rp JT
= Jumlah tanggungan orang LT
= Lama tinggal tahun JTT
= Jarak tempat tinggal meter