Biaya Berobat Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah

53 pendidikan, pendapatan, lama tinggal, jumlah tanggungan keluarga, jarak tempat tinggal, kualitas air tanah, biaya air bersih, dan biaya kesehatan sebesar 57,4, sedangkan 42,6 sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model Lampiran 3. Penelitian ini termasuk penelitian yang terkait dengan benda-benda lingkungan yang dapat mentolerir nilai R 2 terkoreksi hingga 15 Mitchell and Carson 1989 dalam Garrod and Willis 1999. Oleh karena itu, hasil pelaksanaan CVM dalam penelitian ini dapat diyakini kebenaran dan keandalannya.

6.4 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai WTA

Pengambilan setiap keputusan seseorang untuk memberikan nilai pada suatu sumberdaya, tentu ada sebab faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan penelitian sosial dimana banyak faktor baik tangible maupun intangible yang dapat mempengaruhi. Untuk itu perlu adanya pendugaan variabel- variabel bebas berdasarkan literatur maupun keadaan lapang saat wawancara agar memudahkan penelitian . Pada penelitian kali ini, pendugaan variabel-variabel yang mempengaruhi responden dalam menentukan nilai kompensasi WTA akan di analisis menggunakan model regresi linear berganda. Model regresi yang baik tidak diperbolehkan melanggar asumsi klasik, yaitu tidak terjadi multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi, dan uji asumsi normalitas. Hasil uji tersebut dalam analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTA adalah sebagai berikut: 1. Uji Multikolinearitas Variabel-variabel bebas diatas berpengaruh nyata terhadap model, namun ada dua variabel bebas yang berpengaruh secara kuat terhadap model yaitu jarak tempat tinggal dan pendidikan. Pemeriksaan asumsi untuk menguji masalah multikolinieritas didasarkan pada nilai VIF, pada tabel diatas masing-masing variabel bebas menunjukkan nilai kurang dari 10 VIF10, hasil ini menunjukkan tidak ada pelanggaran multikolinieritas Lampiran 6. 2. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan software SPSS 17 Lampiran 3. Nilai Asymp. Sig. 2-tailed yang 54 diperoleh yaitu sebesar 0,851 atau lebih besar dari taraf nyata 20. Hasil tersebut menunjukkan bahwa data residual menyebar normal. 3. Uji Autokorelasi Asumsi selanjutnya regresi berganda adalah tidak adanya autokorelasi. Uji autokorelasi menggunakan Uji Durbin-Watson. Hasil menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 1,739 Lampiran 5. Firdaus 2004 menyatakan bahwa nilai DW yang berada di antara selang 1,55 - 2,46 menunjukkan tidak adanya autokorelasi. Karena nilai DW yang dihasilk berada diantara selang tersebut, maka menunjukkan tidak ada autokorelasi. 4. Uji Homoskedastisitas Asumsi homoskedastisitas dilakukan dengan melihat Grafik Scatterplot. Hasil dari Grafik Scatterplots Lampiran 4 memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Tidak terjadi pelanggaran asumsi klasik dalam model regresi, hal ini menunjukkan model layak untuk digunakan. Dalam penelitian kali ini, ada sepuluh variabel bebas yang digunakan pada model regresi untuk menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya nilai WTA yaitu jenis kelamin, jumlah tanggungan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jarak tempat tinggal terhadap industri, lama tinggal, usia responden, kualitas air tanah, biaya pembelian air bersih dan biaya pengobatan sedangkan variabel dependennya adalah nilai Willingness to Accept WTA responden. Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, kesepuluh faktor- faktor tersebut dianalisis untuk mengetahui variabel apa saja yang berpengaruh nyata terhadap besarnya nilai WTA dan yang tidak berpengaruh nyata terhadap besarnya nilai WTA. Berdasarkan hasil analisis, model regresi berganda yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: WTA = 1549910,56 - 8843,27 UR - 67138,14 PNDK – 0,09 PDPT + 15689,48 JT – 102,42 LT – 1384,26 JTT + 1,59 BPAB + 2,35 BKSH+ 160885,26 DJK – 16751,39 KWA Hasil analisis nilai WTA responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 55 Tabel 12 Faktor-faktor yang mempengaruhi WTA responden Variabel B t Sig. VIF Constant 1549910,562 5,019 0,000 Jenis Kelamin DJK 160885,258 2,301 0,028 1,430 Usia Responden UR -8843,273 -2,132 0,040 2,076 Pendidikan PNDK -67138,136 -4,848 0,000 1,463 Pendapatan PDPT -0,092 -1,423 0,164 1,364 Jumlah Tanggungan JT 15689,479 0,496 0,623 1,448 Lama Tinggal LT -102,418 -0,046 0,964 1,569 Jarak Tempat Tinggal JTT -1384,256 -3,000 0,005 1,363 Kualitas Air Tanah DKWA -16751,390 -0,591 0,559 1,327 Biaya Pembelian Air Bersih BPAB 1,590 2,649 0,012 1,326 Biaya Kesehatan BKSH 2,353 3,798 0,001 1,326 R-Square 67,7 Adjusted R-Square 57,4 Asymp. Sig. 2-tailed 0,851 Durbin-Watson 1,739 Ket: Nyata pada taraf α = 1 Nyata pada taraf α = 5 Nyata pada taraf α = 20 Variabel usia responden UR memiliki nilai koefisien sebesar -8843,27 yang berarti jika usia responden naik satu tahun, maka nilai WTA akan turun sebesar Rp 8843,27. Hal ini berarti menunjukkan responden dengan usia yang semakin tua semakin tidak peduli dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Usia responden berpengaruh nyata terhadap nilai WTA dengan nilai sig. 0,028 pada taraf nyata 5. Variabel jenis kelamin JK memiliki nilai koefisien sebesar 160885,26 dan bertanda positif, artinya jenis kelamin laki-laki lebih bersedia menerima WTA sebesar Rp 160.885,26 dibanding dengan jenis kelamin perempuan. Jenis kelamin responden berpengaruh nyata terhadap nilai WTA dengan nilai sig. 0,040 pada taraf nyata 5. Variabel pendidikan PNDK memiliki nilai koefisien sebesar -67138,14 yang berarti jika lama menempuh pendidikan formal naik satu tahun, maka nilai WTA akan turun sebesar Rp 671,38,14. Tingginya tingkat pendidikan seseorang juga berbanding lurus dengan nilai kompensasi yang diinginkan responden. Hal tersebut karena responden yang berpendidikan tinggi menyadari seberapa besar kerugian yang ditanggung. Berbeda dengan responden dengan tingkat pendidikan