Air Tanah Pencemaran Air

16 metode tidak terdapat perbedaan hasil yang signifikan. Hasil evaluasi metode STORET, lebih tinggi dibanding dengan menggunakan indeks pencemaran. Perbedaan hasil karena perbedaan mendasar pada data masukan dalam perhitungan. Metode STORET membutuhkan data maksimum, minimum dan data rata-rata untuk perhitungan. Indeks Pencemaran hanya diperlukan data rata-rata saja. Penelitian yang ketiga yaitu penelitian Riony Rihardhika Purnama dengan judul “Estimasi Nilai Kerugian dan WTA εasyarakat akibat Pencemaran Air Tanah dan Udara di Kawasan Industri: Industri Kabel di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor”. Hasil yang didapatkan adalah masyarakat tidak puas pada kompensasi yang telah diberikan oleh perusahaan. Total rata-rata kerugian masyarakat yaitu sebesar Rp 154.708bulan. Nilai rata- rata WTA Rp 275.000bulan. Faktor-faktor yang mempengaruhi WTA yaitu ada atau tidaknya upaya mengatasi pencemaran, jumlah tanggungan Penelitian yang keempat merupakan penelitian dari Luthfi Adhitya dengan judul Estimasi Biaya Eksternal dan Willingness to Accept Masyarakat Akibat Pencemaran di Sekitar Kawasan Pabrik Gula Cepiring, Kendal. Penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu Analisis Deskriptif, CVM, Regresi Linier Berganda, Cost of Illness, Replacement Cost, Change of Productivity. Hasil yang didapatkan adalah eksternalitas yang terjadi diantaranya adalah berupa pencemaran air dan udara, serta hilang keanekaragaman hayati. Total biaya eksternal Rp 544.565.336. Besarnya rata-rata nilai kompensasi adalah sebesar Rp 440.132bulanKK. Faktor-faktor yang berpengaruh yaitu pendidikan, tempat tinggal, dan tingkat kebisingan. Penelitian kelima yaitu penelitian Bahroin Idris Tampubolon yang berjudul Analisis willingness to accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Kegiatan Penambangan Batu Gamping Studi Kasus Desa Lulut, Kec. Klapanunggal, Kab. Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui eksternalitas yang timbul akibat penambangan batu gamping dan mengetahui nilai WTA masyarakat. Hasil yang didapatkan dari penelitian yaitu eksternalitas negatif yang timbul akibat penambangan batu gamping yaitu getaran, kebisingan, perubahan kualitas udara, perubahan kualitas dan kuantitas air. Mayoritas 17 responden bersedia menerima kompensasi. Rataan WTA yang didapat yaitu Rp 137.500,00bulannKK. Faktor yang berpengaruh dalam model diantaranya adalah pendidikan, jumlah tanggungan, wiraswasta dan pegawai swasta. Perbedaan penelitian yang dibuat kali ini dengan penelitian sebelumnya adalah perbedaan lokasi, sumber pencemaran, dan menghitung kerugian yang dirasakan masyarakat akibat pencemaran air tanah dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, averting behaviour methods, cost of illness, willingness to accept, dan analisis regresi berganda. Untuk lebih jelasnya, semua penilitian terdahulu yang disebut diatas, dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Penelitian terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian Pristy. S 2012 Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Akibat Banjir Pasang Analisis Deskriptif Kualitatif dan Averting Behaviour Methods Persepsi responden: kotor, banjir cukup menggangu, fasilitas cukup. Total kerugian banjir Rp 7.888.747,457. Pengelolaan lingkungan yang sesuai yang melibatkan masyarakat Mochamad Solichin 2010 Use of Pi and Storet Methods to Evaluate Water Quality Status Of Brantas River Indeks Pencemaran dan Metode STORET Kualitas air yang sangat buruk, terutama di daerah hilir seperti Kali Surabaya sampai ke Selat Madura. Riony Rihardhika Purnama 2012 Estimasi Nilai Kerugian dan WTA Masyarakat akibat Pencemaran Air Tanah dan Udara di Kawasan Industri: Industri Kabel di Kel. Nanggewer, Kec. Cibinong, Kab. Bogor Analisis deskriptif, Cost of Illness, Replacement Cost, CVM, Regresi Linier Berganda Masyarakat tidak puas pada kompensasi. Total rata-rata kerugian Rp 154.708bulan. Faktor-faktor yang mempengaruhi WTA: adatidaknya upaya mengatasi pencemaran, jumlah tanggungan. Nilai rata-rata WTA Rp 275.000bulan. Luthfi Adhitya 2013 Estimasi Biaya Eksternal dan Willingness to Accept Masyarakat Akibat Pencemaran di Sekitar Kawasan Pabrik Gula Cepiring, Kendal Analisis Deskriptif, CVM, Regresi Linier Berganda, Cost of Illness, Replacement Cost, Change of Productivity Terjadi pencemaran air dan udara, hilang keanekaragaman hayati. Total biaya eksternal Rp 544.565.336. Faktor-faktor yang berpengaruh: pendidikan, tempat tinggal, dan tingkat kebisingan. Besarnya rata-rata WTA adalah Rp. 440.132bulanKK. Bahroin Idris. T 2011 Analisis Willingness To Accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Kegiatan Penambangan Batu Gamping Studi Kasus Desa Lulut, Kec. Klapanunggal, Kab. Bogor. Analisis Deskriptif, CVM, Regresi Linier Berganda, dan Regresi Logit Terjadi getaran, kebisingan, perubahan kualitas udara, perubahan kualitas dan kuantitas air. Rataan WTA Rp 137.500,00blnKK. Faktor berpengaruh: pendidikan, jumlah tanggungan, wiraswasta, pegawai swasta. 18

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Averting Behaviour Methods ABM Metode ini menggambarkan pengeluaran yang dibuat atau dikeluarkan masyarakat dengan tujuan untuk mencegah atau mengurangi dampak negatif degradasi lingkungan. Averting Behaviour Methods menggunakan biaya dari pembelian barang produk tertentu untuk menilai kualitas lingkungan. Secara umum, metode ini sangat sesuai diaplikasikan untuk kasus-kasus dimana pencegahan kerusakan atau pengeluaran untuk barang-barang pengganti benar-benar ada atau benar-benar akan dibuat Jones et al. 2000. Averting behaviour methods didasarkan pada asumsi bahwa apabila orang menerima biaya untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh hilangnya jasa lingkungan atau mengganti jasa ekosistem, maka nilai jasa lingkungan tersebut setidaknya harus sama dengan harga yang dibayarkan individu untuk penggantian tersebut. Terdapat 3 tipe metode pendekatan dalam ABM Jones et al. 2000 yaitu : a. Preventive Expenditure Metode preventive expenditure mengestimasi nilai ekonomi berdasarkan biaya yang dihasilkan akibat hilangnya jasa lingkungan. Pendekatan ini menggunakan nilai properti yang dilindungi atau biaya dari tindakan yang diambil untuk mencegah kerusakan sebagai sebuah ukuran dari manfaat yang disediakan ekosistem lingkungan. Pendekatan ini secara khusus sangat bermanfaat dalam penilaian ekosistem yang menyediakan suatu bentuk perlindungan alami. b. Replacement Cost Replacement Cost adalah metode yang mengestimasi nilai jasa lingkungan sebagai biaya penggantian jasa tersebut dengan barang dan jasa alternatif buatan. Metode ini menggambarkan jasa lingkungan yang bisa ditiru dengan menggunakan teknologi. Pada dasarnya, dalam metode ini diasumsikan bahwa sejumlah uang yang dikeluarkan masyarakat untuk mengganti aset jasa lingkungan secara umum sama dengan manfaat yang hilang dari jasa yang tersedia untuk masyarakat. Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah biaya pengganti replacement cost, karena diindikasikan masyarakat mengeluarkan sejumlah biaya untuk mengganti kerugian akibat dari pencemaran yang terjadi.