Variabel Rerata Tinggi Gelombang

51 Untuk menghasilkan peta raster beresolusi 30 meter yang dijadikan sumber untuk mengekstrak nilai variabel rerata perubahan muka laut dilakukan dengan menggunakan metode interpolasi krigging dan resample menggunakan teknik raster to feature point. Pengekstrasian nilai rerata laju perubahan muka laut dalam tiap shoreline grid dilakukan menggunakan zonal statistic tool.

3.5.5 Variabel Rerata Tinggi Gelombang

Sumber data yang digunakan dalam penelitian untuk mengekstrak parameter tinggi rerata gelombang adalah data Mean Significant Wave Height yang diperoleh dari ECMWF European Centre for Medium-Range Weather Forecasts dan bisa didownload dari internet beralamat di http:ecmwf.int. Tinggi gelombang yang digunakan adalah interval data pengamatan tiap 6 jam pada domain perairan Laut Jawa dan sekitarnya dari tahun 2002 - 2003 Gambar 20. Gambar 20 Domain poin grid untuk menurunkan data significant wave height ECMWF meter. Data significant wave height dari ECMWF ini memiliki resolusi spasial sebesar 1,5° DD. Tahapan metode pengumpulan data rerata tinggi gelombang 111°400E 109°350E 107°300E 0° 2 5 S 2°3 S 4 °35 S 6° 4 S Keterangan Daerah kajian AOI Daratan Point Grid Gelombang Kalimantan Laut Jawa 60 120 180 30 Km Ü SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 FAIZAL KASIM C551060031 120°00E 108°00E 10°0 N 2°0 N 6° S 14°0 S INSET 52 disajikan pada Gambar 21. Pengolahan seluruh data dikerjakan pada sistim proyeksi UTM zona 49 SUTM 49. Gambar 21 Metode pengumpulan data tinggi rerata gelombang dan relasinya dalam basis data Selengkapnya pengolahan data gelombang hingga menjadi basis data dalam tiap shoreline grid adalah sebagai berikut: 1. Membuat domain sebaran poin grid yang diinginkan domain Indonesia untuk perairan sekitar pulau Laut Jawa dan sekitarnya, di mana waktu pengamatan adalah 1 siklus tahunan Desember 2002 – November 2003. 2. Menghitung seasonal mean wave height dari data interval 6 jam-an pada tiap bulan. Data ini diolah lanjut sehingga dihasilkan luaran data grid poin mean seasonal significant wave height menurut cakupan domain yang telah ditentukan. 3. Melakukan resample yakni menginterpolasi luaran data musiman tahap-2 menggunakan metode spline interpolation Hemer et al. 2007. Dari tahapan ini dihasilkan luaran berupa raster seasonal mean wave height beresolusi spasial 0.009090909091° DD ekuivalen dengan ±1 km. 4. Mengolah data spasial seasonal mean wave height yang dihasilkan pada tahap-3 menjadi annual mean height menggunakan statistic overlay Data Model Gelombang ECMWF Indonesia Grid Garis Pantai Hitung Tinggi Musiman Interpolasi Spline Overlay Statistic mean Data Rerata Tinggi Gelombang Tahunan Tiap Grid meter Poin Grid Tinggi gelombang Musiman Raster Tinggi gelombang Musiman Raster Tinggi gelombang Tahunan Cropping dan Resample Raster Tinggi gelombang Tahunan AOI Spasial Statistic 53 sehingga diperoleh luaran raster tinggi rerata gelombang tahunan melalui penapisan musim. 5. Melakukan langkah smoothing data luaran annual mean wave height untuk menghasilkan data yang beresolusi seragam dengan data variabel lain 30 meter yang menjadi atribut tiap shoreline grid. Untuk kebutuhan ini digunakan teknik cropping, konversi data raster to poin dan interpolasi spline. 6. Mengidentifikasi nilai variabel tinggi rerata gelombang annual mean significant wave height pada tiap shoreline grid menggunakan zonal statistic tool.

3.5.6 Tinggi Rerata Kisaran Pasang Surut