14
Gambar 3 Sebaran geografis sepanjang tahun 1993-2003 menurut rekaman data
pengamatan satelit TOPEXPoseidon untuk A arah gejala kenaikan muka laut global dan B pemuaian termal lautan Sumber; US-
CCSP, 2009
2.2.1 Kenaikan Muka Air Laut di Indonesia
Menurut Diposaptono 2009 bahwa terdapat enam faktor yang berkaitan dengan perubahan muka laut di Indonesia sebagai dampak perubahan iklim
global. Dua faktor merupakan proses penyebab, meliputi; 1 pencairan es di kutub, dan 2 proses pemuaian air laut akibat pemanasan global. Sedangkan 4
faktor lainnya merupakan faktor yang bersifat mempengaruhi perubahan muka air laut, mencakup: 3 dampak perubahan kerak bumi akibat aktivitas tektonik, 4
penurunan tanah akibat gempa atau aktivitas seismic dan pemampatan tanah akibat kondisi tanah yang labil, 5 penurunan tanah akibat aktivitas manusia, misal
pengambilan air tanah, ekstraksi gas dan minyak, atau pembebanan dengan bangunan, serta 6 adanya variasi akibat fluktuasi iklim seperti fenomena La Nina
yang membawa aliran air hangat dari Samudra Pasifik ke Indonesia. Ditambahkan bahwa keenam faktor ini penting diketahui di dalam agenda adaptasi dan mitigasi.
Bukti kenaikan muka laut relatif di beberapa perairan Indonesia berdasarkan perekaman data satelit altimetri Topex telah diamati oleh Nurmaulia
et al. 2005 mencakup lokasi wilayah perairan seperti ditunjukkan pada Gambar
4. Pengamatan mereka selama 10 tahun 10 Agustus 1992 - 23 Juli 2002
menunjukkan indikasi rerata kenaikan muka laut wilayah perairan Indonesia sekitar 8 mmtahun, seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Pada Tabel 1 diketahui pula
A B
15 bahwa jika dibandingkan berbagai zona dalam wilayah perairan Indonesia maka
zona yang memiliki arah gejala kenaikan muka laut tertinggi adalah perairan Laut Jawa yakni sebesar 11 mmthn.
Gambar 4 Cakupan zona perairan kajian fenomena kenaikan muka laut yang
dilaporkan di Indonesia oleh Nurmaulia et al. 2005.
Sebagai tambahan, Nurmaulia et al. 2005 mencatat adanya hasil rerata Sea Level Anlomay SLA
yang berbeda berdasarkan penggunaan kedua keragaan contohnya untuk daerah kajian seperti Samudera Hindia 1, Laut Maluku dan Laut
Bangka yang mengindikasikan kesalahan keragaan mismodeling pasut global. Mereka merekomendasikan bahwa untuk daerah yang sifatnya lokal diperlukan
resolusi pasang surut yang lebih baik. Tabel 1 Estimasi laju kecepatan velocity rates kenaikan muka laut untuk
beberapa daerah perairan laut Indonesia berdasarkan hasil perbandingan pengamatan menggunakan 2 jenis keragaan pasang surut global
GOT00.2 dan FES2002. Sumber: Laporan Nurmaulia et al. 2005
No Daerah Kajian Estimasi trend linier pada
GOT00.2 mmtahun Estimasi trend linier pada
FES2002 mmtahun 1
Samudera Hindia 1 8,7
7,9 2
Samudera Hindia 2 8,3
8,3 3 Laut
Jawa 11,1
11,1 4 Laut
Bangka 5,99
5,48 5 Laut
Maluku 8,55
6,63 6 Laut
Banda 8,76
8,76
16
2.2.2
kena kena
deng terpe
bagi c ge
sung serta
dapa
Gam
2 Dampak
Samyaha aikan muka
aikan muka gan pantai,
engaruh oleh daerah ters
elombang b gai dan air ta
a h perubah at digambark
mbar 5 Di
pan Glo
20
k Kenaikan
ardja 2001 air laut akib
laut tidak melainkan
h sifat-sifat ebut adalah
esar dan ba anah, f ken
han pasang kan seperti
agram beb
ntai Sumb obal Enviro
00 Samyah
n Muka La
menerang bat pemana
hanya terja juga daera
laut. Adapu h; a genang
anjir, d ken naikan muka
g dan omba dalam diagr
erapa damp
ber; Data B
onment Res hardja, 2001
ut
gkan bahwa asan global
adi di kota- ah kota hin
un dampak- gan di lahan
naikan muk a air sungai
ak. Secara u ram yang di
pak peruba Book of Se
earch, NIES 1.
dengan me global war
-kota yang ngga di pe
-dampak ya rendah dan
ka air sunga , g perubah
umum berb itunjukkan p
ahan air la ea Level R
ES, Environm emperhatika
rming , mak
langsung b edalaman y
ang dapat di n rawa, b er
ai, e intrusi han deposit
agai dampa pada Gamb
aut terhadap Rise 2000,
men Agency an skenario
ka dampak berhadapan
ang masih iperkirakan
rosi pantai, i air garam
sendimen, ak tersebut
bar 5.
p kawasan center for
y of Japan,
17
2.3 Perubahan Garis Pantai