Sistim Ranking Data Coastal Vulnerability Assessment Using Integrated Method of CVI MCA and GIS. Case Study at Northern Coastline of Indramayu

80 kisaran pasang surut dalam wilayah kajian AOI serta shoreline grid. Hasil analisis nilai kisaran pasang surut dalam tiap shoreline grid ditampilkan pada Lampiran 17. Pada Lampiran 17 diketahui bahwa tinggi rerata kisaran pasang surut tahunan pada seluruh shoreline grid adalah berkisar antara 0,76 – 1,02 meter dengan dengan rerata sebesar 0,86 meter. Sebagai tambahan, Kalay 2008 melaporkan bahwa fase pasang surut daerah pesisir Utara Kabupaten Indramayu tepatnya di kawasan teluk antara Delta Cipunagara dengan Tanjung Waledan memiki keterlambatan 1 satu jam dari pasang surut di Cirebon. Saat terjadi pasang surut massa air bergerak lebih dahulu mencapai perairan pantai Cirebon sehingga massa air yang masuk di perairan teluk akibat pengaruh pasang surut bergerak dari arah Timur teluk.

4.3 Sistim Ranking Data

Sistim ranking untuk representasi potensi resiko masing-masing variabel menyebabkan kerentanan perubahan fisik pantai adalah ditentukan berdasarkan kisaran data masing-masing variabel. Hubungan sistim ranking dengan potensi resiko kerentanan pada sistim ranking USGS diterapkan langsung menurut sistim ranking seperti ditampilkan pada Lampiran 18. Sedangkan hubungan sistim ranking indikasi potensi kerentanan resiko tiap variabel berdasarkan interval data dan sistim ranking distandarisasi CVI-MCA, diterapkan sebagai berikut:  Ranking variabel geomorfologi, sebagai satu-satunya jenis variabel non- numerik, sistim ranking dibuat seragam mengacu pada potensi resistansi dari jenis landform geomorfologi terhadap erosi seperti pada Lampiran 18.  Ranking variabel slope dibuat berdasarkan potensinya mengakibatkan terjadinya genangan. Daerah terjal nilai slope besar memiliki potensi dampak genangan yang kecil sehingga ditandai dengan nilai ranking yang rendah. Sebaliknya, daerah landai memiliki potensi dampak genangan yang besar sehingga rankingnya ditandai nilai yang tinggi.  Ranking potensi bahaya kerentanan variabel laju perubahan garis pantai mthn ditentukan berdasarkan fungsi laju proses akresi dan erosi. Proses akresi menghasilkan pertambahan daratan pada suatu kawasan pantai 81 sehingga makin tinggi laju akresi diwakili oleh nilai ranking yang rendah. Sebaliknya, erosi menyebabkan berkurangnya daratan sehingga makin tinggi laju erosi ditandai dengan nilai ranking yang tinggi.  Ranking variabel laju perubahan muka laut mmthn ditandai semakin tinggi seiring nilai variabel laju perubahan muka yang semakin besar. Karena makin tinggi laju perubahan muka laut mengindikasikan potensi bahayanya yang semakin besar menyebabkan kerentanan, sebaliknya makin rendah maka semakin kecil potensi kerentanannya Thieler Hammer-Klose, 2000 ; Pendleton et al. 2004 ; 2005.  Range data dua variabel, yakni: rerata tinggi gelombang dan rerata kisaran pasang surut ditetapkan berdasarkan pertimbangan ketinggian air tertinggi dari kedua variabel. Dasar pemikiran bahwa makin tinggi data kedua variabel maka makin jauh lokasi ke arah daratan yang bisa dicapai oleh ketinggian air tertinggi oleh keduanya dalam menyebabkan resiko genangan. Selain itu pula bahwa makin tinggi nilai kedua variabel, makin besar energi yang yang timbulkan keduanya dalam mengakibatkan gerusan daratan yang mengakibatkan erosi pengurangan daratan. Berdasarkan pertimbangan demikian, makin tinggi data variabel rerata tinggi gelombang dan rerata kisaran pasang surut ditandai oleh ranking yang lebih tinggi. Sebaliknya makin rendah data kedua variabel, ranking kedua variabel ditandai oleh nilai yang lebih rendah Gornitz et al, 1997. Khusus pada pendekatan CVI-MCA, sumber acuan ranking terendah lowest atau potensi terbaik best dan ranking tertinggi highest atau potensi terburuk worst dari data masing-masing variabel dikumpulkan dari lokasi penelitian AOI serta berbagai lokasi di dunia melalui studi literatur seperti disajikan pada Tabel 9. Data pada Tabel 9 berisi data yang merupakan nilai tertinggi dan terendah dari kenam variabel kerentanan CVI dari hasil penelusuran literatur maupun hasil ekstraksi di wilayah kajian AOI. Pada Tabel 9 terlihat bahwa hanya satu nilai variabel berasal dari daerah kajian yang masuk dalam daftar potensi tertinggi dan terendah dari keenam variabel CVI. 82 Tabel 9 Nilai terendah dan tertinggi yang mewakili potensi terbaik dan terburuk ranking tiap variabel yang digunakan menstandarisasi nilai variabel berdasarkan pendekatan metode CVI-MCA. Kriteria Variabel Alternatif Ranking Lokasi Referensi Terendah Tertinggi Laju Perubahan Garis Pantai metertahun 100,00 Nile delta coastline Nile mouths; Rosetta and Damietta Mediterranean – Egypt Kaiser et al.2010 44,88 Delta Cipunagara, Kabuapten Subang - Indonesia Hasil analisis data dalam penelitian ini Geomorfologi tipe landform dalam skala ranking 5 Ranking global Literature Metode CVI Gornitz et al, 1997 ; Thieler Hammer- Klose, 2000; Pendleton et al, 2004A; 2004B; 2005A;2005B 1 Kemiringan pantai slope 0,022 Gulf of Mexico Coast, AUnited State Thieler Hammer- Klose 2000 14,70 National Park of American Samoa, Amerika Serikat Pendleton et al 2005 Laju perubahan muka laut mmtahun 24,60 Federated States of Micronesia Pacific Country Report 2004 -0,68 Christmas, Rep of Kiribati. South Pacific University of Hawaii 2002 dalam Pacific Country Report 2004 Tinggi rerata Gelombang meter 4,00 Pu‘ukohol ā Heiau National Historic Site and Kaloko- Honok ōhau Historical Park, Big Island of Hawai‘i, North Pacific Vitousek et al 2009 0,05 Justifikasi Rerata kisaran pasut meter 17,00 The Bay of Fundy between New Brunswick and Nova Scotia, Canada Water Encyclopedia 2010 0,14 Mediterranean Sea at the Nile Delta El-Fishawi 1994 dalam El-Asmar White 2002 Nilai tersebut adalah nilai laju akresi Delta Cipunagara Kabupaten Subang yang mewakili nilai potensi terendah nilai tertinggi untuk variabel laju 83 perubahan garis pantai. Nilai lain yang mewakili potensi variabel potensi bahaya terburuk dan bahaya terbaik merupakan nilai-nilai variabel yang berasal dari berbagai lokasi pantai lain di seluruh dunia global.

4.4 Kerentanan Garis Pantai Pesisir Utara Indramayu