1
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kawasan pesisir adalah sebuah kawasan multi fungsi bagi aktivitas soasial-ekonomi sehingga menjadi kawasan penting pembangunan bagi
kebanyakan negara. Dengan berlangsungnya peningkatan fenomena kenaikan muka laut sebagai dampak perubahan iklim global dewasa ini dikhawatirkan akan
menyebabkan perubahan fisik bagi sejumlah besar kawasan pesisir yang ada di dunia. Kondisi tersebut bisa mengancam masyarakat serta infrastruktur yang
terdapat di kawasan pesisir maupun bagi kebanyakan ekosistim pantai. Sehubungan dengan hal tersebut maka dibutuhkan penilaian terhadap dampak
serta kemungkinan-kemungkinan respon kerentanan sehubungan dengan perubahan fenomena yang berlangsung. Penilaian dimaksud meliputi baik
sensitivitas kawasan pantai terhadap kenaikan muka laut atau pun arti penting kawasan pesisir dalam hal nilai sosial, ekonomi dan ekologi Vafeidis et al. 2008 ;
Ramieri et al. 2011. Terkait dengan penilaian kerentanan, Downing et al. 2001 dalam State
Government of Victoria 2008 menerangkan bahwa seyogyanya kerangka
penilaian kerentanan dikembangkan terhadap penilaian lokasi dan skala tertentu yang melebihi keterbatasan teori. Dalam hal ini, perbandingan kerentanan di
tingkat internasional bisa ditujukan untuk mencari fokus bagi hal-hal yang menjadi indikator nasional; misalnya bagi kelompok negara berkembang, atau pun
untuk memperbandingkan kemajuan-kemajuan pembangunan masyarakat di antara negara-negara dengan kondisi ekonomi yang sama. Di tingkat nasional
penilaian kerentanan dapat ditujukan menetapkan prioritas pembangunan dan kemajuan pengawasan melalui penganalisian isu dan variabel di tingkat regional.
Di lain pihak, hal umum pada skala regional yakni penilaian sektoral ditujukan mengidentifikasi konsumsi dan produksi resiko serta peluang-peluang yang dapat
memberikan detail dan sasaran bagi rencana penanganan strategis. Sedangkan pada tingkat lokal atau komunitas, penilaian kerentanan dapat ditujukan
mengidentifikasi kerentanan atau kemampuan penyesuaian yang perlu ditingkat bagi individu-individu, rumah tangga atau kelompok.
2 Ramieri et al. 2011 memaparkan secara lengkap sejumlah metode yang
telah dikembangkan saat ini terkait dengan penilaian kerentanan pantai terhadap dampak perubahan iklim. Berbagai metode tersebut mencakup pendekatan-
pendekatan berbasis indeks, Sistim Informasi Geografis SIG, serta keragaan dinamik komputer. Di antara pendekatan tersebut, Coastal Vulnerability Index
CVI merupakan salah satu metode berbasis indeks dan telah umum digunakan
menilai kerentanan pantai terhadap dampak kenaikan muka laut, terutama terkait dampak berupa erosi danatau genangan inundation.
Secara umum metode CVI menerapkan pendekatan yang sederhana dalam penyediaan dasar numerik perankingan bagian-bagian dari garis pantai coastline
section dalam artian potensinya terhadap perubahan untuk digunakan oleh para
pengelola mengidentifikasi daerah-daerah yang beresiko tinggi. Dengan demikian para pembuat kebijakan dan pengambil keputusan memperoleh kemudahan dalam
menyoroti serta membuat program-program pengelolaan yang sesuai bagi zona mana saja dari kawasan-kawasan pantai yang dinilai memiliki kerentanan
tertinggi terhadap dampak kenaikan muka laut Gornitz et al. 1997; Gutierrez et al. 2009.
Sejak tahun 2001 The United States Geological Survey USGS
telah menggunakan metode CVI untuk menilai dampak kenaikan muka laut pada
program nasional penilaian kerentanan pantai di Amerika Serikat. Kegiatan tersebut telah menghasilkan lebih dari 22 buah laporan kerentanan garis pantai
Thieler and Hammer-Klose, 2000; Pendletton et al. 2010. Beberapa diantaranya sekaligus menjadi referensi pendekatan sistim ranking metode CVI dalam
penelitian ini. Kesederhanaa dan kemudahan metode CVI menyebabkan pendekatan ini
relatif lebih popular dibandingkan metode lain. Kepopuleran metode CVI di Amerika Serikat mendorong beberapa negara menggunakan dan mengembangkan
metode ini dalam penilaian kerentanan garis pantai, yakni misalnya; Kanada Shaw et al. 1998, Australia Abuodha and Woodroffe, 2006, Spanyol Ojeda-
Zújar et al. 2008, Yunani Alexandrakis et al. 2009, Turki Özyurt and Ergin, 2010, dan India Kumar et al. 2010, termasuk di Indonesia Disaptono, 2008.
3 Berdasarkan uraian di atas penelitian ini menggunakan pendekatan metode
CVI dalam penilaian kerentanan status pantai. Terkait dengan pengembangan pendekatan dan keterbatasan data tersedia yang dapat digunakan, penelitian ini
mencoba mengetahui pendekatan integrasi antara metode CVI dengan metode Multi Criteria Analysys MCA,
disingkat CVI-MCA dan Sistim Informasi Geografis SIG. Upaya ini dimaksudkan untuk mengetahui suatu alternatif
pendekatan yang sederhana namun representatif terhadap penilaian dampak kenaikan muka laut dalam hal ini kerentanan garis pantai, terutama menyangkut
hal-hal seperti; ketersediaan data, jenjang luaran penilaian parsial hingga simultan, serta luas cakupan lokal hingga global berdasarkan suatu penilaian
pada suatu kawasan saja.
1.2 Perumusan Masalah