Koreksi Pasang Surut dalam Ekstraksi Garis Pantai

19 untuk mengumpulkan informasi batas garis pantai yang diliputi vegetasi, sementara Band-5 dan 7 masing-masing dapat digunakan memperoleh informasi garis pantai yang ditutupi oleh tanah dan bebatuan. Pendekatan lain adalah menggunakan metode band ratio rationing yaitu antara Band-4 dengan Band-2 b4b2 serta Band-5 dengan Band-2 b5b2. Dalam metode rationing, batas antara laut dan darat dapat dipisahkan dengan mudah untuk pengekstraksian informasi garis pantai Winarso et al. 2001. Metode gabungan band false colour composite RGB juga banyak digunakan terutama untuk membantu secara visual dalam pengengekstraksian garis pantai. Beberapa gabungan band yang sering digunakan di antaranya; RGB- 453, RGB-147, RGB-457, dan RGB-321. Adapun jenis band yang sangat sesuai untuk penentuan batas threshold level slicing untuk deliniasi garis pantai dengan data citra Landsat TM beresolusi 30 meter adalah Band-5. Winarso et al. 2001 ; Alesheikh et al. 2007 ; Hanifa et al. 2007.

2.3.5 Koreksi Pasang Surut dalam Ekstraksi Garis Pantai

Menurut Harintaka dan Kartini 2009 bahwa hal yang perlu mendapat perhatian dalam pengekstrasian garis pantai menggunakan data citra adalah jenis rekaman data citra itu sendiri yang bersifat sesaat. Agar hasil ekstraksi garis pantai dari data citra dianggap dapat mewakili kondisi garis pantai sebenarnya maka diperlukan data pasang surut daerah perekaman citra. 2.3.6 Metode Penentuan Perubahan Posisi Garis Pantai dan Statistika Penghitungan Laju Perubahan Garis Pantai Laju perubahan garis pantai dapat diartikan sebagai profil suatu garis pantai dalam proses kestabilannya maju-mundur setiap tiap tahun. Dalam metode penentuan laju perubahan posisi suatu garis pantai menurut suatu rentang waktu, laju perubahan garis pantai diekspresikan sebagai jarak dari suatu posisi garis pantai mengalami perpindahan dalam tiap tahun Himmelstoss, 2009. Berkenan dengan hal tersebut, terdapat 2 metode yang berkembang saat di lingkungan SIG terkait penentuan perubahan garis pantai, yaitu: metode single- transect ST-Method, dan alternatifnya yaitu metode Eigenbeaches EX and EXT 20 Method yang lahir melengkapi kekurangan metode single transect Vitousek et al. 2009. Dalam teknik single transect, laju akresierosi dihitung sebagai panjang jarak tiap transect fitur line yang bersinggungan dengan masing-masing fiturset garis pantai berbeda. Single transect ini dibuat tegak lurus terhadap baseline yang dibuat baik pada arah seaward maupun landward dari masing-masing fiturset garis pantai menggunakan buffer tool. Contoh penerapan metode single transect dan bagian komponen metode ini dalam penentuan profil perubahan garis pantai ditampilkan pada Gambar 6. Gambar 6 Contoh dari A penerapan metode single transect dan B komponen yang menjadi fiturset dalam metode single transect Sumber: Thieler et al.2001 ; Himmelstoss, 2009. Pada perangkat aplikasi SIG seperti ArcGIS dan ArcView, teknik single transect untuk perhitungan laju perubahan garis pantai telah diintegraskan ke dalam ekstension bernama Digital Shoreline Analysis System, disingkat DSAS Ekstension ini dikembangkan oleh Departement Survei Geologi Amerika Serikat USGS dan telah banyak digunakan terutama untuk menghitung laju perubahan garis pantai yang diekstrak dari citra resolusi tinggi Thieler et al. 2005 ; Himmelstoss, 2009. Beragam metode pendekatan statistika penghitungan laju perubahan garis pantai yang digunakan dalam metode singe transect dijelaskan oleh Dolan et al. 1991 dalam Thieler et al. 2001, mencakup; End Point Rate EPR, Average of Rates AOR, Linier Regression, Jacknife, dan Average of Eras AOE. A B 21 Laju perubahan garis dalam metode End Point Rate diekspresikan sebagai jarak perpindahan meter dari suatu posisi garis pantai dalam rentang waktu pengamatan tahun. Secara teknis laju perubahan metertahun ditentukan dengan membagi jarak perpindahan posisi garis pantai bersangkutan meter terhadap waktu perpindahan lokasinya tahun menurut banyaknya deret waktu yang menjadi lama perubahan Thieler et al.2001 ; Himmelstoss, 2009 ; Hapke et al. 2010. Secara matematis hal ini diformulasikan sebagai berikut Moore et al,. 2006 dalam Limber et al. 2007: di mana R Se adalah perubahan end-point rate; X adalah ukuran jarak horisontal antar garis pantai; serta t adalah rentang waktu posisi antar garis pantai yang digunakan untk penghitungan end point rate.

2.4 Kerentanan