Rerata Kisaran Pasang Surut

78 Pada Gambar 30 diketahui bahwa sebaran tinggi gelombang signifikan tahunan perairan dalam wilayah AOI berkisar antara 0,48 – 0,70. Rerata tinggi gelombang tahunan yang besar umumnya terdapat di Utara hingga Timur Laut Indramayu dan tingginya menurun ke arah Barat AOI Subang. Hasil analisis statistik nilai rerata tinggi gelombang tahunan pada tiap shoreline grid selanjutnya ditampilkan pada Lampiran 14. Pada Lampiran 14 diketahui bahwa rerata tinggi gelombang tahunan pada tiap shoreline grid berkisar antara 0,52 – 0,70 meter.

4.2.2.3 Rerata Kisaran Pasang Surut

Gornitz 1997 menerangkan bahwa pasang surut beragam secara tahunan, namun perbedaan tersebut relatif konstan satu sama lainnya. Untuk kebutuhan penilaian kerentanan, hasil ekstraksi dengan pengamatan selama kurun waktu selama setahun telah memadai dalam menilai rerata kisaran tinggi maksimum pasang surut. Pada Lampiran 15 disajikan peta sebaran tinggi rerata surut minimum LLWL, rerata pasang maksimum HHWL, dan rerata kisaran pasang surut annual mean tidal range perairan Laut Jawa tahun 2007. Hasil analisis menggunakan statistik spasial terhadap rerata kisaran pasang surut wilayah kajian AOI, selanjutnya diketahui bahwa secara umum rerata kisaran tinggi pasang surut tahunan khusus daerah kajian AOI adalah berkisar antara 0,763 – 1,045 meter dengan rerata tinggi kisaran annual mean tidal range secara keseluruhan sebesar 0,851 meter. Peta sebaran tinggi kisaran pasang surut tahunan wilayah kajian AOI disajikan pada Gambar 31. Terdapat hal menarik yang belum dapat dijawab lebih detil dalam penelitian ini sehingga menarik untuk dibahas bagi penelitian lain ke depan. Hal tersebut terkait dengan penggunaan teknik resample dan interpolasi data model Topexposeidon dalam penyediaan nilai rerata kisaran pasang surut tahunan. Sebagaimana uji akurasi pengamatan pola kisaran pasang surut harian seperti disajikan pada Lampiran 16. Walaupun data model memberikan hasil pengamatan pengamatan yang sesuai bagi tipe pasang surut yaitu pasang surut campuran condong ke harian ganda atau mixed tide prevailing semidiurnal dari bilangan Formzal F = 0,57 yang diasilkan oleh komponen S2M2Factor sebesar 0.625 79 dan O1K1Factor sebesar 0.357, namun pola nilai perbedaan kisaran nilai pasang dan surut dalam sehari menghasilkan nilai yang lebih rendah secara umum. Gambar 31 Peta sebaran tinggi rerata kisaran pasang surut tahunan annual mean tidal range daerah kajian dan pada tiap shoreline grid berdasarkan penapisan pasng maksimum dengan rerata surut minimum Sumber Data; hasil pengolahan data keragaan global tide berdasarkan pengamatan satelt TopexPoseidon. Di lain pihak, pengaruh penerapan untuk perhitungan untuk pola jangka panjang setahun memberikan nilai rerata surut minimum, pasang maksimum serta rerata kisaran pasang surut yang sesuai secara umum dengan pengamatan lain. Misalnya, hasil pengamatan Bappeda Jabar 2007 yang menerangkan bahwa berdasarkan penelitian pasang surut menggunakan data prakiraan dari dua stasiun Tanjung Priok dan Cirebon memiliki kisaran maksimum tinggi pasang dan surut terbesar adalah 1 meter dan kisaran tinggi pasang dan surut kedua adalah 0,5 - 0,7 meter, hal mana kisaran tersebut sesuai dengan nilai kisaran hasil pengolahan Cemara Ilir Pa tim ba n P a n g a re n g a n La m ata ru ng Ca n g k rin g S u k a h a ji Bulak SumurAdem Tegaltaman Parean Girang Ujung Gebang Kertawinangun Mekarsari Patrol Lor Bugel Eretan Kulon PatrolBaru Eretan Wetan 0,8 1 0, 9 108°90E 108°90E 108°030E 108°030E 107°520E 107°520E 6° 9 S 6° 9 S 6 °13 30 S 6 °13 30 S 6° 1 8 S 6° 1 8 S 0 1 2 3 4 0,5 Km Ü Keterangan Kontur rerata kisaran pasut tahunan Tinggi rerata kisaran pasut tahunan: High : 1,45609 Low : 0,748316 Sshoreline Grid Desa Pesisir Sumber: - Data TopexPoseidon interval pengamatan 6 jam selama 1 tahun - Hasil analisis FAIZAL KASIM C551060031 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 80 kisaran pasang surut dalam wilayah kajian AOI serta shoreline grid. Hasil analisis nilai kisaran pasang surut dalam tiap shoreline grid ditampilkan pada Lampiran 17. Pada Lampiran 17 diketahui bahwa tinggi rerata kisaran pasang surut tahunan pada seluruh shoreline grid adalah berkisar antara 0,76 – 1,02 meter dengan dengan rerata sebesar 0,86 meter. Sebagai tambahan, Kalay 2008 melaporkan bahwa fase pasang surut daerah pesisir Utara Kabupaten Indramayu tepatnya di kawasan teluk antara Delta Cipunagara dengan Tanjung Waledan memiki keterlambatan 1 satu jam dari pasang surut di Cirebon. Saat terjadi pasang surut massa air bergerak lebih dahulu mencapai perairan pantai Cirebon sehingga massa air yang masuk di perairan teluk akibat pengaruh pasang surut bergerak dari arah Timur teluk.

4.3 Sistim Ranking Data

Sistim ranking untuk representasi potensi resiko masing-masing variabel menyebabkan kerentanan perubahan fisik pantai adalah ditentukan berdasarkan kisaran data masing-masing variabel. Hubungan sistim ranking dengan potensi resiko kerentanan pada sistim ranking USGS diterapkan langsung menurut sistim ranking seperti ditampilkan pada Lampiran 18. Sedangkan hubungan sistim ranking indikasi potensi kerentanan resiko tiap variabel berdasarkan interval data dan sistim ranking distandarisasi CVI-MCA, diterapkan sebagai berikut:  Ranking variabel geomorfologi, sebagai satu-satunya jenis variabel non- numerik, sistim ranking dibuat seragam mengacu pada potensi resistansi dari jenis landform geomorfologi terhadap erosi seperti pada Lampiran 18.  Ranking variabel slope dibuat berdasarkan potensinya mengakibatkan terjadinya genangan. Daerah terjal nilai slope besar memiliki potensi dampak genangan yang kecil sehingga ditandai dengan nilai ranking yang rendah. Sebaliknya, daerah landai memiliki potensi dampak genangan yang besar sehingga rankingnya ditandai nilai yang tinggi.  Ranking potensi bahaya kerentanan variabel laju perubahan garis pantai mthn ditentukan berdasarkan fungsi laju proses akresi dan erosi. Proses akresi menghasilkan pertambahan daratan pada suatu kawasan pantai