92
4.4.3 Peta Indeks Kerentanan Berdasarkan Pendekatan Berbasis CVI dan Berbasis CVI-MCA
Perbandingan komponen statistik nilai skor masing-masing kategori indeks kerentanan berdasarkan sistim ranking pendekatan berbasis CVI tanpa
standarisasi skor variabel dan CVI-MCA dengan standarisasi skor variabel ditampilkan pada Lampiran 27.
Pada Lampiran 27 diketahui bahwa perhitungan nilai skor indeks berbasis secara umum pendekatan CVI-MCA standarisasi skor variabel menghasilkan
skor luaran yang kurang beragam, ditandai oleh nilai yang sama pada kuartil ke-2 dan ke-3. Hal ini berlaku baik pada nilai skor yang dinormalisasi maupun tidak
nilai asli. Sehubungan dengan hal tersebut, digunakan sistim interval kelas untuk mengganti sistim jangkauan kuartil dalam membagi diskrit kategori indeks dalam
penilaian kerentanan lokal. Sedangkan bagi penilaian kerentanan global, preferensi diskrit kategori indeks tetap menggunakan jangkauan kuatil.
Selengkapnya pembagian diskrit untuk penilaian kerentanan lokal menggunakan jarak interval kelas dan penilaian kerentanan global
menggunakan jangkaun kuartil masing-masing menjadi, sebagi berikut: Preferensi diskrit ranking kategori indeks kerentanan lokal:
‘Rendah’0,030 ≤‘Moderat’0,036≤‘Tinggi’≤0,043‘Sangat Tinggi’
Preferensi diskrit ranking kategori indeks kerentanan global: ‘Rendah’0,250
≤‘Moderat’0,500≤‘Tinggi’≤0,750‘Sangat Tinggi’ Berturut-turut pada Gambar 33 dan Gambar 34 dapat dilihat kedua jenis
peta indeks kerentanan garis pantai kawasan pesisir Utara Indramayu yang dihasilkan berdasarkan pendekatan berbasis CVI-MCA seperti di atas.
Pada Gambar 33 diketahui bahwa secara lokal kerentanan garis pantai dalam wilayah kajian AOI, tepatnya di sepanjang pantai pesisir Utara Indramayu
dan Timur Laut Subang adalah, sebagai berikut: - Kerentanan ‘rendah’ terdapat di Patimban Kabupaten Subang
- Kerentanan ‘moderat’ terdapat di Patimban Kabupaten Subang dan Parean Giran Kabupaten Indramayu
93 - Kerentanan ‘tinggi’ terdapat mendominasi sepanjang pantai Kabupaten
Subang dari Pangarengan hingga Patimban, serta pantai Barat ke Timur Kabupaten Indramayu dari Ujung Gebang hingga Lamatarung
- Kerentanan ‘sangat tinggi’ terdapat secara sporadis di Kabuapten Subang meliputi daerah Lagon Wetan, Pangarangan, dan Patimban. Spot daerah
pantai dalam wilayah Kabupaten Indamayu dengan kategori sangat tinggi terdapat di Eretan Kulon sebelah Timur dan Barat, Eretan Wetan seluruh
pantai, Cemara di bagian tengah dan Timur, Lamatarung bagian tengah dan Timur, serta Karang anyar dan Pasekan seluruh pantai kedua daerah.
Dengan teknik map overlay terhadap seluruh luaran peta kerentanan variabel, kelompok variabel dan indeks kerentanan diketahui bahwa variasi
kerentanan pantai secara lokal daerah pesisir Utara Indramayu lebih dipengaruhi oleh variabel kemiringan pantai, geomorfologi, dan perubahan garis pantai faktor
geologi. Sebaliknya, faktor laju perubahan muka laut, tinggi gelombang, dan kisaran pasang surut faktor proses fisik merupakan faktor-faktor yang kurang
berkontribusi terhadap kerentanan perubahan garis pantai daerah pesisir Utara Indramayu.
Untuk kerentanan pantai global seperti ditunjukkan pada Gambar 34 diketahui bahwa walaupun garis pantai pesisir Utara Indramayu bervariasi secara
lokal dari kategori rendah hingga sangat tinggi. Namun garis pantai di daerah ini hanya memiliki kategori yang ‘rendah’ terhadap potensi kerentanan perubahan
fisik pantai terhadap kenaikan muka laut secara global.
94
FAIZAL KASIM C551060031
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2011
Keterangan: - Skor nilai indeks kerentanan dihasilkan dari perhitungan skor CVI berdasarkan
nilai tiap variabel distandarisasi - Empat diskrit kategori indeks dibuat menggunakan jarak interval kelas:
‘Rendah’0,030 ≤‘Moderat’0,036≤‘Tinggi’≤0,043‘Sangat Tinggi’
pada skor minimum-maksimum menurut hubungan 0 ≤ min ≤ Skor CVI ≤ max ≤ 1
Cem ara
Ilir Pa
tim ba
n P
a n
g a
re n
g a
n
La m
ata ru
ng
Bu lak
C a
n g
k rin
g S
u k
a h
a ji
S u
m u
rA d
e m
Te ga
lta m
an
Pa re
an G
ira ng
M e
kar sa
ri P
a tr
o l
L o
r B
u g
e l
Ujung Gebang
Kertawinangun Eretan Kulon
on Wetan
PatrolBaru Paseka
Eretan Wetan Karangany
108°100E 108°100E
108°30E 108°30E
107°560E 107°560E
107°490E 107°490E
6° 10
S 6°
10 S
6° 15
S 6°
15 S
6° 20
S 6°
20 S
Ü
3 6
9 1,5
Km
INSET
Indeks Kerentanan Pantai Sangat Tinggi
Tinggi Moderat
Rendah
Peta Kerentanan Garis Pantai Lokal Pesisir Utara Indramayu
Desa Pesisir Batimetri
High : 5 meter Low : -35 meter
Gambar 33 Peta indeks kerentanan garis pantai kawasan pesisir Utara Indramayu berdasarkan pendekatan CVI-MCA untuk penilaian pada kerentanan skala lokal relatif.
95
FAIZAL KASIM C551060031
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2011
Keterangan: - Skor nilai indeks kerentanan dihasilkan dari perhitungan skor CVI berdasarkan
nilai tiap variabel distandarisasi - Empat diskrit kategori indeks dibuat menggunakan jarak jangkauan kuartil:
‘Rendah’0,250 ≤‘Moderat’0,500≤‘Tinggi’≤0,750‘Sangat Tinggi’
pada skor 0 - 1 menurut hubungan 0 ≤ Skor CVI ≤ 1
Cem ara
Ilir Pa
tim ba
n P
a n
g a
re n
g a
n
La m
ata ru
ng
Bu lak
C a
n g
k rin
g S
u k
a h
a ji
S u
m u
rA d
e m
Te ga
lta m
an
Pa re
an G
ira ng
M e
k ar
s a
ri P
a tr
o l
L o
r B
u g
e l
Ujung Gebang
Kertawinangun Eretan Kulon
on Wetan
PatrolBaru Paseka
Eretan Wetan Karangany
108°100E 108°100E
108°30E 108°30E
107°560E 107°560E
107°490E 107°490E
6° 1
S 6°
1 S
6° 15
S 6°
15 S
6° 20
S 6°
20 S
Ü
3 6
9 1,5
Km
INSET
Indeks Kerentanan Pantai Sangat Tinggi
Tinggi Moderat
Rendah
Peta Kerentanan Garis Pantai Global Pesisir Utara Indramayu
Desa Pesisir Batimetri
High : 5 meter Low : -35 meter
Gambar 34 Peta indeks kerentanan garis pantai kawasan pesisir Utara Indramayu berdasarkan pendekatan CVI-MCA untuk penilaian pada kerentanan skala global baku.
96 Perbandingan gradasi tiap kategori indeks kerentanan secara lokal dan
besar nilai entropynya berdasarkan seluruh pendekatan sistim ranking di sepanjang pantai Teluk Indramayu ditampilkan pada Gambar 35.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, pada Gambar 35 terlihat sifat relativitas metode CVI dalam menghasilkan status kerentanan pantai, ditunjukkan
baik oleh nilai entropy maupun nilai dan pola urut-urutan tiap kategori indeks kerentanan yang dihasilkan masing-masing sistim ranking.
Gambar 35 Perbandingan hasil analisis proporsi tiap kategori indeks kerentanan pantai Teluk Indramayu berdasarkan sistim ranking variabel
berbeda.
Secara umum, penilaian status kerentanan garis pantai pesisir Utara Indramayu berdasarkan empat sistim ranking USGS A,B,C, dan D maupun
berdasarkan sistim ranking interval nilai maksimum-minimun data tiap variabel E menghasilkan kategori indeks yang sangat bergradasi keragaman tinggi,
ditunjukkan oleh nilai entropy I-D berkisar dari 0,661 hingga 0,775. Di lain pihak, terdapat pola urut-urutan yang relatif sama walau dengan
proporsi yang berbeda pada kategori kerentanan yang dihasilkan menggunakan sistim ranking berdasarkan interval data nilai minimum-maksimum tiap variabel
tanpa perlakuan standarisasi E dengan sistim ranking berbasis CVI-MCA F.
0,255 0,339
0,321 0,327
0,260 0,519
0,745 0,661
0,679 0,673
0,740
0,481
0,00 0,20
0,40 0,60
0,80
A B
C D
E F
Referensi Ranking Cape Hatteras
National Seashore CAHA, North
Carolina-Amerika Serikat
Referensi Ranking Teluk Meksiko
Pantai Timur Amerika Serikat
Referensi Ranking Pantai Barat Laut
Pasifik Amerika Serikat
Referensi Ranking National
Park, Samoa Referensi
Berdasarkan Skor CVI Tanpa
Normalisasi dan Standarisasi Skor
Variabel Referensi
Berdasarkan Normalisasi
Kerentanan Lokal Skor CVI-MCA
Rendah Moderate
Tingi Sangat Tinggi
D Kemerataan 1 - D Keragaman
97 Hal tersebut menunjukkan kesesuaian pendekatan integrasi CVI-MCA
digunakan menilai kerentanan lokal yang relatif sekalipun nilai data tiap variabelnya yang mewakili potensi terbaik nilai terendah dan potensi terburuk
nilai tertinggi dikumpulkan dari berbagai tempat Global. Dengan pendekatan penilaian berbasis CVI-MCA kerentanan pada garis
pantai pesisir Utara Indramayu sepanjang 101,04 km AOI terdiri atas, sebagai berikut: kategori tinggi 68, kategori sangat tinggi 20, kategori rendah 10,
dan kategori moderat 2.
4.5 Implikasi Penilaian Berbasis CVI-MCA bagi Suatu Kawasan
Kaiser 2007 menerangkan bahwa peta kerentanan sebagai produk visualisasi SIG dapat berfungsi menyediakan sistim informasi penanggulangan
dampak terhadap bahaya alami dan masyarakat serta strategi adaptif terhadap dampak yang dinilai tersebut, terutama terkait dengan pertanyaan-pertanyaan
dimana daerah-daerah beresiko tinggi, mengapa daerah tersebut beresiko tinggi,
dan apa yang harus dilakukan mengurangi resiko.
Berkenan dengan tiga pertanyaan di atas, pendekatan penilaian kerentanan pantai berbasis pendekatan CVI-MCA mampu menghasilkan luaran yang lebih
informatif dibandingkan pendekatan berbasis CVI. Seperti telah ditunjukkan sebelumnya, pendekatan CVI-MCA dapat digunakan menyoroti daerah-daerah
mana saja dari suatu kawasan pantai memiliki kerentanan terhadap perubahan fisik pantai akibat dampak kenaikan muka laut mencakup luaran jenjang penilaian
parsial, semi-parsial, hingga simultan, juga cakupan spasial penilaian secara lokal hingga global. Sehingga terkait dengan ketiga pertanyaan di atas
pendekatan pendekatan CVI-MCA mampu menjadi sebuah sistim informasi yang rasional dalam menyediakan jawaban bagi ketiga pertanyaan, tidak saja pada skala
lokal namun juga regional, nasional hingga global. Dalam kepentingan evaluasi dan perencanaan sistim pengelolaan pesisir
terkait dengan pengenalan dan penanggulangan dampak terhadap kenaikan muka laut, pendekatan penilaian kerentanan berbasis CVI-MCA bisa melahirkan
gagasan terhadap suatu pendekatan penilaian kerentanan pantai baik regional maupun nasional yang efisien dan efektif. Efisiensi ini terkait dengan segala