40
chicken nugget berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini berhubungan dengan penggunaan komposisi bahan masing-masing produk yang berbeda. Faktor ini dianggap
cukup mempengaruhi. Namun demikian ketetapan bahan atau formulasi yang digunakan telah menjadi standar perusahaan yang sangat sulit untuk dilakukan identifikasi lebih
lanjut.
b. Metode
Selama proses produksi berlangsung, terdapat suatu proses pencampuran adonan emulsi dengan bahan pengisi dan nitrogen yang disemprotkan dalam bentuk uap dingin.
Proses ini berlangsung pada mesin twin mixer dan disebut proses mixing. Proses mixing ini berlangsung selama 25-30 menit dengan tekanan 6-8 bar sehingga menghasilkan
meatmix yaitu adonan berbentuk padat yang siap dicetak. Meatmix yang dikeluarkan harus memiliki suhu yang sesuai dengan spesifikasi perusahaan yaitu -7- -6
⁰C. Adonan yang dihasilkan ini harus terus memiliki suhu yang stabil sampai memasuki proses
pencetakan sehingga pada saat proses pencetakan, suhu target perusahaan -5 ⁰C dapat
tercapai. Jika suhu meatmix berada di atas suhu tersebut, maka meatmix akan memiliki tekstur yang lebih lembek dan menghasilkan produk cetakan yang tidak lurus bengkok.
Oleh karena itu pengontrolan suhu meatmix selama proses pencetakan harus dilakukan dan jika terjadi downtime akibat mati listrik atau kerusakan mesin, maka adonan harus
segera dipindahkan atau disimpan kembali ke ruang penyimpanan chiller untuk menjaga agar suhunya tetap sesuai dengan suhu yang diinginkan.
Faktor-faktor lain seperti pengaturan posisi dan kecepatan konveyor serta kurangnya penyemprotan air selama proses pencetakan juga mempengaruhi terjadinya
produk bengkok. Adonan yang masuk ke dalam mesin pencetak pertama kali dimasukkan ke dalam hooper. Pada saat berada dalam hooper, meatmix akan berputar sesuai gerakan
ulir di dalamnya dan akan terdorong menuju papan pencetak moldplate. Produk yang telah tercetak pada moldplate dijatuhkan ke konveyor dengan menggunakan ejektor.
Untuk mengatasi lengketnya adonan pada moldplate maka dilakukan penyemprotan air pada papan pencetak. Penyemprotan air yang tidak merata ini dapat menyebabkan adonan
sulit terlepas dari moldplate sehingga produk yang tercetak menjadi bengkok. Konveyor rantai yang membawa produk hasil cetakan menuju proses coating harus memiliki
kecepatan yang sama dengan konveyor pembawa produk saat produk coating. Jika konveyor pertama memiliki kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan konveyor
selanjutnya kedua maka hasil cetakan akan tertekan dan mengalami bentuk bengkok. Oleh sebab itu, penyetelan belt conveyor harus dilakukan dengan tepat dan pengontrolan
belt pun harus dilakukan secara teratur.
c. Manusia pekerja
Faktor manusia pekerja yang dapat mempengaruhi produk yang dihasilkan adalah belum adanya metode penyortiran yang efektif sehingga penyortiran belum
dilakukan secara ketat. Dalam kegiatan penyortiran, perhatian pekerja sangat dibutuhkan karena jika kegiatan penyortiran tidak dilakukan dengan baik maka akan terdapat banyak
produk rusak yang lolos dari penyortiran dan terbawa sampai proses pengemasan. Hal tersebut tentunya tidak diinginkan pihak perusahaan karena dapat menimbulkan complain
dari pihak konsumen. Oleh sebab itu, dibutuhkan kesadaran dan perhatian dari pekerja selama proses penyortiran untuk mencegah lolosnya produk yang rusak selama proses
41
produksi berlangsung. Pengetahuan dan motivasi dari pekerja sangat dibutuhkan untuk dapat melakukan penyortiran dengan baik dan benar.
Operator yang bertugas mengawasi mesin seharusnya selalu berada di line proses pengolahan nugget untuk mencegah terjadinya kerusakan mesin mendadak akibat
kesalahan pekerja di ruang pencetakan.
d. Mesin
Faktor mesin berpengaruh secara tidak langsung dan tidak terduga. Terjadinya kerusakan mesin secara mendadak dan mati listrik secara mendadak dapat menimbulkan
down time atau waktu tunggu yang menyebabkan adonan dalam mesin mengalami kenaikan suhu. Meskipun jarang terjadi, faktor yang berkaitan dengan mesin ini harus
mendapat perhatian dari perusahaan terkait pemeliharaan mesin dan tindakan-tindakan yang harus segera diambil saat terjadi pemadaman listrik mendadak.
Penanganan dengan melakukan pemeriksaan secara rutin dapat dilakukan setiap saat. Jika tidak dilakukan penanganan secara tepat, maka resiko terjadinya downtime akan
semakin tinggi sehingga suhu adonan meatmix selama proses pencetakan dapat tidak terkendali. Suhu meatmix yang tidak terkendali dapat beresiko tinggi menimbulkan
kerusakan produk karena meatmix dapat menjadi lembek atau tidak dapat dicetak. Jika hal ini sudah terjadi, maka cara mengantisipasinya adalah dengan melakukan proses mixing
ulang, yaitu kembali melakukan penyemprotan nitrogen terhadap adonan pada mesin twin mixer. Namun apabila proses ini sering dilakukan akan terjadi pemborosan nitrogen. Oleh
karena itu, perawatan mesin dan sarana penunjang sangat penting untuk dilakukan secara berkala.
Hasil analisa faktor-faktor penyebab terjadinya kerusakan produk chicken nugget ini selanjutnya diinterpretasikan dalam bentuk diagram sebab akibat atau diagram Ishikawa.
Diagram sebab akibat yang menggambarkan penyebab terjadinya produk chicken nugget bengkok dapat dilihat pada Gambar 17. Hasil akhir kegiatan brainstorming menyimpulkan
bahwa pengaturan suhu meatmix selama proses produksi dan perubahan karakteristik meatmix selama penyimpanan diduga kuat merupakan faktor utama penyebab tingginya
persentase produk chicken nugget B bentuk bengkok yang banyak ditemukan di ruang pengemasan.
42
Gambar 17. Diagram sebab akibat untuk produk chicken nugget B bentuk bengkok di ruang pengemasan berdasarkan hasil brainstorming
Banyaknya produk chicken nugget B
yang bengkok selama proses pengemasan
Material
Karakteristik meatmix berubah saat penyimpanan
Metode
pengaturan suhu meatmix Penyemprotan air di
mesin kurang merata Pengaturan posisi dan
kecepatan antar konveyor
Manusia
Penyortiran kurang ketat dan efektif
Kurangnya tenaga pekerja penyortiran
Karakteristik campuran bahan
Mesin
Downtime mesin
Mati listrik mendadak Kerusakan mesin secara
mendadak Downtime sarana
penunjang
43
Kondisi pengaturan suhu meatmix yang tidak benar dapat mengakibatkan suhu meatmix selama proses produksi tidak stabil dan menjadi pemicu meatmix menjadi lembek
akibat suhu yang tidak sesuai sebelum proses pencetakan. Proses penyimpanan meatmix sebelum dicetak sebagai langkah antisipasi kenaikan suhu juga diduga kurang efektif
sehingga diperlukan adanya analisa lebih lanjut untuk menentukan kondisi maupun lama waktu penyimpanan meatmix sebelum dicetak.
Kedua faktor tersebut kemudian dianalisa lebih lanjut menggunakan statistical tools berupa bagan kendali untuk menganalisa pengendalian suhu meatmix selama proses produksi,
penggunaan diagram pencar scatter diagram dan garis regresi untuk melihat korelasi antara suhu meatmix terhadap kerusakan produk yang terjadi analisis korelasi dan regresi linier
serta penggunaan grafik untuk melihat kecenderungan perubahan suhu dan karakteristik meatmix selama proses penyimpanan.
4. Bagan Kendali