54
VII. SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
PT. Belfoods Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam pengolahan dan pemasaran produk olahan daging dengan produk chicken nugget sebagai produk utamanya.
Dalam kegiatan analisa permasalahan selama beberapa bulan terakhir di perusahaan, ditemukan banyaknya produk chicken nugget yang mengalami kerusakan bentuk. Diantara beberapa produk
tersebut, produk chicken nugget B merupakan jenis produk yang paling banyak mengalami kerusakan bentuk. Hasil pengumpulan data yang digambarkan dalam suatu diagram Pareto
menunjukkan bahwa jenis kerusakan yang paling sering terjadi adalah bentuk produk bengkok. Berdasarkan hasil brainstorming dan pembuatan diagram Ishikawa, diperoleh beberapa faktor
yang diduga menjadi penyebab terjadinya produk bengkok antara lain faktor material meliputi karakteristik adonan meatmix dan campuran bahan, faktor metode meliputi pengaturan suhu
meatmix, penyemprotan air dan konveyor, faktor manusia meliputi efektivitas penyortiran dari pekerja dan kurangnya tenaga penyortir, sedangkan faktor mesin meliputi kondisi mesin dan
sarana penunjang yang dapat mengakibatkan down time waktu tunggu. Hasil brainstorming menyatakan bahwa faktor suhu dan perubahan karakteristik meatmix saat penyimpanan
merupakan faktor penyebab utama yang menyebabkan produk bengkok saat pencetakan. Hasil analisa bagan kendali suhu bahan setelah proses mixing, sebelum proses pencetakan
dan saat proses pencetakan menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa titik yang berada di luar batas kendali yang menandakan bahwa suhu selama proses masih berada dalam kondisi
tidak terkendali. Pengendalian suhu meatmix ini menjadi perhatian utama pihak produksi terkait visualisasi dari konsistensi suhu selama proses yang sangat penting dan merupakan alat yang
dapat dijadikan indikasi ketidakstabilan proses. Ketidakstabilan proses selama ini menjadi penyebab dominan terjadinya kerusakan produk selama proses. Berdasarkan hasil analisis
korelasi dan regresi linier, dapat disimpulkan bahwa suhu meatmix saat pencetakan memiliki pengaruh yang besar terhadap terjadinya kerusakan produk.
Hasil pengamatan pada kondisi meatmix sebelum pencetakan menyimpulkan bahwa kenaikan suhu yang cepat terjadi dikarenakan kondisi meatmix yang berubah, yaitu
mengeluarkan air selama proses penyimpanan. Berdasarkan hasil pengambilan data suhu dan pengamatan karakteristik meatmix di ruang penyimpanan dapat disimpulkan bahwa
penyimpanan yang terlalu lama dapat mempengaruhi suhu dan tekstur dari meatmix. Pada penyimpanan chiller, suhu bagian atas meatmix cenderung terus naik dan menyebabkan tekstur
berair dan lebih lunak sedangkan suhu tengahnya mengalami kenaikan suhu dan perubahan tekstur lebih lambat dibandingkan suhu atas. Pada penyimpanan freezer, suhu bagian atas
meatmix cenderung mengalami penurunan suhu yang cukup cepat dan tekstur luar berubah menjadi semakin keras bahkan rapuh, dan tidak memungkinkan untuk dicetak sedangkan suhu
tengahnya relatif stabil dengan tekstur yang tidak berubah.Tindak perbaikan berdasarkan faktor- faktor penyebab yang ditemukan sangat penting untuk dilakukan dalam upaya perbaikan proses
dan mengurangi kerusakan produk yang terjadi.
55
B. SARAN