Jatuhnya produk dari moldplate Perpindahan produk cetakan antar konveyor Masuknya produk ke dalam continous frying Bertumpuknya produk sebelum memasuki ruang pembekuan IQF freezer

37 Pengamatan Kegiatan pengamatan ini dilakukan selama 5 batch produksi dimana setiap batch-nya dilakukan penelusuran proses dari awal hingga akhir. Pengamatan proses dilakukan secara detail dan dilakukan pencatatan kondisi setiap titik proses yang diamati. Tujuan utama dilakukannya pengamatan ini adalah untuk menemukan titik proses mana saja yang merupakan sumber terjadinya produk bengkok. Dari hasil pengamatan ini diharapkan pelaksana telah memahami proses mana saja yang menjadi sumber terjadinya produk chicken nugget B yang bengkok sehingga akan memudahkan terlaksananya kegiatan brainstorming. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh 4 titik proses terjadinya produk bengkok yaitu:

a. Jatuhnya produk dari moldplate

Proses ini terjadi pada saat pencetakan, moldplate yang telah terisi adonan terdorong ke depan dan ejektor menekan produk yang tercetak sehingga jatuh ke konveyor. Pada saat proses inilah adonan nugget yang tercetak banyak mengalami bentuk bengkok tidak lurus. Skema proses jatuhnya produk dari moldplate ini dapat terlihat pada Gambar 13. Gambar 13. Proses jatuhnya produk tercetak dari moldplate papan pencetak saat proses pencetakan

b. Perpindahan produk cetakan antar konveyor

Produk cetakan adalah adonan nugget yang telah dicetak sudah memiliki bentuk. Setelah adonan dicetak, produk cetakan akan dibawa oleh konveyor berjalan menuju konveyor selanjutnya pada tahap coating. Pada proses perpindahan tersebut seringkali produk cetakan menjadi bengkok. Gambar 14 menunjukkan skema terjadinya perpindahan produk cetakan nugget antarkonveyor setelah proses pencetakan. Gambar 14. Skema perpindahan produk nugget antar konveyor setelah proses pencetakan moldplate 38

c. Masuknya produk ke dalam continous frying

Proses masuknya produk cetakan ke dalam mesin frying continous frying terjadi setelah proses coating battering dan breading. Selama proses pengamatan terlihat bahwa pada proses ini, produk sering sekali menjadi bengkok. Gambar 15 menunjukkan skema terjadinya proses produk nugget saat memasuki continous frying. Gambar 15. Skema proses masuknya produk nugget ke dalam continous frying selama proses penggorengan

d. Bertumpuknya produk sebelum memasuki ruang pembekuan IQF freezer

Penumpukan produk nugget sering terjadi setelah proses penggorengan dan pemanasan menuju proses pembekuan dalam IQF freezer. Melalui hasil pengamatan, produk yang bertumpuk saat memasuki IQF freezer menyebabkan produk bertumpuk tersebut memiliki bentuk bengkok setelah proses pembekuan. Skema produk nugget yang saling bertumpuk sebelum proses pembekuan ditunjukkan pada Gambar 16. Gambar 16. Skema produk nugget yang bertumpuk sebelum memasuki mesin IQF Keempat titik proses produksi tersebut menjadi gambaran aktual sebagai langkah awal dalam melakukan persiapan kegiatan brainstorming bersama para pekerja yang bertugas di bagian line proses pengolahan chicken nugget. 2 . Brainstorming Kegiatan brainstorming mencakup pengembangan struktur ide-ide yang memungkinkan secara sistemastis berdasarkan pemikiran kreatif sekelompok orang Rampersad 2001. Teknik brainstorming dilakukan untuk mengumpulkan pendapat dari para pekerja yang terlibat langsung dalam proses produksi mengenai penyebab terjadinya kerusakan produk. Berdasarkan pengumpulan dan analisis data menggunakan diagram Pareto, maka tema brainstorming adalah “menentukan penyebab produk akhir chicken Konveyor Konveyor IQF 39 nugget B bentuk bengkok”. Kegiatan brainstorming atau sumbang saran yang dilakukan di PT. Belfoods Indonesia ini melibatkan 6 orang karyawan produksi yang telah berpengalaman menangani proses pengolahan nugget. Kegiatan brainstorming ini dilaksanakan pada 29 April 2011 pukul 10.00-10.45 di ruang departemen produksi PT. Belfoods Indonesia. Teknik brainstorming dilaksanakan dengan menerapkan teknik brainstorming pada umumnya, yaitu setiap anggota bebas mengeluarkan pendapatnya dan pada akhir kegiatan brainstorming, dibuat rangkuman pendapat yang telah dikemukakan. Berbagai macam pendapat dari peserta brainstorming dicatat dan dibuat prioritas berupa pemilihan pendapat yang dianggap menjadi penyebab utama terjadinya kerusakan produk chicken nugget B bentuk bengkok. Hasil brainstorming dituangkan ke dalam bentuk diagram sebab akibat atau diagram Ishikawa. Beberapa pendapat para peserta brainstorming mengenai penyebab terjadinya produk bengkok antara lain: 1. Meatmix yang lengket di moldplate papan pencetak saat proses pencetakan 2. Meatmix yang cepat lembek akibat pengaturan suhu yang kurang sesuai 3. Terjadinya perubahan karakteristik meatmix selama penyimpanan sehingga meatmix cepat lembek 4. Komposisi bahan membuat meatmix cepat lembek 5. Pengaturan posisi dan kecepatan antar konveyor 6. Penyortiran yang kurang ketat 7. Kurangnya tenaga penyortiran selama proses produksi terutama ruang forming 8. Penumpukan produk setelah proses pemanasan 9. Penyemprotan air yang kurang merata selama proses pencetakan 10. Pelatihan khusus mengenai metode penyortiran 11. Mati listrik mendadak mengakibatkan terjadinya downtime 12. Down time akibat kerusakan mesin Hasil pengumpulan ide menunjukkan bahwa pada dasarnya penyebab terjadinya kerusakan produk berhubungan dengan faktor material bahan, metode, manusia dan mesin atau sarana penunjang. Hasil ini menjadi dasar dalam pembuatan diagram sebab akibat untuk melihat sumber-sumber penyebab terjadinya produk bengkok sepanjang proses produksi chicken nugget B.

3. Diagram Sebab Akibat