Konsep dan Definisi METODE PENELITIAN

yang diperhitungkan dalam penerimaan bantuan, baik komponen kesehatan maupun pendidikan. Program ini mulai dilaksanakan pada tahun 2007 hingga tahun 2015. Program ini bukan kelanjutan program Subsidi Langsung Tunai SLT yang diberikan dalam rangka membantu rumah tangga miskin mempertahankan daya belinya pada saat pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM. Adanya variasi jumlah subsidi tunai pada program PKH maka diasumsikan pemerintah memberikan subsidi langsung tunai kepada masyarakat miskin sebesar seratus ribu rupiah sebulan sehingga menambah pendapatan rumah tangga miskin sebesar 21 persen. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan simulasi sebagai berikut : a. perubahan harga telekomunikasi yaitu penurunan harga telekomunikasi sebesar 10 yang diiringi subsidi : - Simulasi 1 : raskin setara 28 harga relatif - Simulasi 2 : BLT setara 21 pendapatan RTM - Simulasi 3 : gabungan subsidi raskin dan BLT b. perubahan harga rokok yaitu kenaikan harga rokok sebesar 2,45, yang diiringi subsidi : - Simulasi 1 : raskin setara 28 harga relatif - Simulasi 2 : BLT setara 21 pendapatan RTM - Simulasi 3 : gabungan subsidi raskin dan BLT c. penurunan harga telekomunikasi 10 dan kenaikan harga rokok 2,45 - Simulasi 1 : harga telekomunikasi turun 10 dan rokok naik 2,45 - Simulasi 2 : raskin setara 28 harga relatif - Simulasi 3 : BLT setara 21 pendapatan RTM - Simulasi 4 : gabungan subsidi raskin dan BLT

3.5. Konsep dan Definisi

- Rumah tangga adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Rumah tangga umumnya terdiri dari ibu, bapak, anak, orang tuamertua, famili, pembantu dan lainnya. Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus, tetapi makannya dari satu dapur, asal kedua bangunan tersebut masih dalam satu satuan lingkungan setempat SLS yang sama, dianggap sebagai satu rumah tangga. - Anggota rumah tangga adalah semua orang yang tercakup dalam suatu rumah tangga. Orang yang telah tinggal dalam rumah tangga selama 6 bulan atau lebih, atau yang telah tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat menetapberencana tinggal selama 6 bulan atau lebih dianggap sebagai anggota rumah tangga. Sebaliknya anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindahakan meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga. - Konsumsipengeluaran total rumah tangga adalah total konsumsipengeluaran rumah tangga setahun, mencakup konsumsipengeluaran makanan dan konsumsipengeluaran non makanan dalam rupiah. - Pengeluaran per kapita adalah total pengeluaran rumah tangga sebulan dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga dalam rupiah. - Pengeluaran makanan rumah tangga adalah pengeluaran konsumsi makanan rumah tangga setahun dalam rupiah. - Pengeluaran makanan per kapita adalah pengeluaran konsumsi makanan rumah tangga sebulan termasuk pengeluaran konsumsi makanan jadi dibagi jumlah anggota rumah tangga dalam rumah tangga tersebut dalam rupiah. - Pengeluaran non makanan rumah tangga adalah pengeluaran konsumsi non makanan rumah tangga setahun termasuk pengeluaran konsumsi rumahtempat tinggal dalam rupiah. - Pengeluaran non makanan per kapita adalah pengeluaran konsumsi non makanan rumah tangga sebulan dibagi jumlah anggota rumah tangga dalam rumah tangga tersebut dalam rupiah. - Pengeluaran padi-padian adalah semua pengeluaran rumah tangga setahun yang mencakup komoditi beras, beras ketan, jagung basah, jagung pipilan, tepung beras, tepung jagung, tepung terigu dan lainnya dalam rupiah. - Pengeluaran umbi-umbian adalah semua pengeluaran rumah tangga setahun yang mencakup komoditi ketela pohon, ketela rambat, sagu, kentang, gaplek, tepung gaplek, tepung ketela pohon dan lainnya dalam rupiah. - Pengeluaran telurdagingikantempetahutaucooncom adalah pengeluaran rumah tangga setahun yang mencakup semua komoditi ikan segarbasah, udang segarbasah, ikan diawetkan, udang diawetkan, lainnya dari jenis ikan, daging segar, daging diawetkan, lainnya dari jenis daging, telur, dan olahan kedelai dalam rupiah. - Pengeluaran rokok adalah semua pengeluaran rumah tangga setahun yang mencakup rokok dan tembakau kecuali sirih dalam rupiah. - Pengeluaran telekomunikasi adalah semua pengeluaran rumah tangga sebulan yang mencakup pengeluaran untuk telepon rumah, pulsa hp, nomor perdana, telepon umumwartel, benda pos, warnet, internet dan lainnya dalam rupiah. - Pengeluaran pendidikan adalah semua pengeluaran rumah tangga setahun yang mencakup kebutuhan pendidikan yang terdiri dari: sumbangan pembangunan sekolah, iuran SPP, iuran BP3POMG, iuran sekolah lainnya les, ketrampilan, tes dan sebagainya, buku pelajaran, fotocopy bahan pelajaran, alat tulis pulpen, pensil, penghapus, penggaris, kalkulator, jangka, dan sebagainya dan uang kursus dalam rupiah. - Wilayah perkotaan dan perdesaan. BPS menentukan kategori suatu wilayah desa termasuk perkotaan atau perdesaan dengan menggunakan skoring. Metodologi penentuan skoring berdasarkan hasil pendataan PODES Potensi Desa yang dilaksanakan menjelang Sensus Penduduk. Berikut secara ringkas penentuan skoring daerah perkotaan : a. Variabel kepadatan penduduk : ≤ 500 = skor 1, 500-4000 = skor 2-4, 4000-8500 = skor 5-7, ≥ 8500 = skor 8 b. Persentase rumah tangga pertanian : ≥ 70 = skor 1, 50-20 = skor 2-4, 20-5 = skor 5-7, ≤ 5 = skor 8 c. Akses fasilitas umum ≤ 2,5 km ada = skor 1 : Taman kanak-kanak, SMP, SMU d. Akses fasilitas umum ≤ 2 km ada = skor 1 : Pasar, Pertokoan e. Akses fasilitas umum ≤ 5 km ada = skor 1 : Bioskop, Rumah Sakit f. Hotelbilyarddiskotekpanti pijatsalon ada = skor 1 g. Persentase pengguna telepon ≥8 = skor 1 h. Persentase pengguna listrik ≥ 90 = skor 1 Berdasarkan variabel diatas, dilakukan penentuan skoring untuk setiap desakelurahan hasil PODES. Desakelurahan yang men dapatkan total skor ≥ 10 diklasifikasikan sebagai daerah perkotaan, sebaliknya untuk total skor 10 diklasifikasikan sebagai daerah perdesaan. Halaman ini sengaja dikosongkan

IV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA

Data pola konsumsi rumah tangga miskin didapatkan dari data pengeluaran Susenas Panel Modul Konsumsi yang terdiri atas dua kelompok, yaitu data pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan. Rumah tangga dikategorikan miskin apabila pengeluaran per kapita per bulan berada dibawah garis kemiskinan propinsi yang telah ditetapkan BPS Tabel 4.1. Tabel 4.1. Garis Kemiskinan Menurut Propinsi di Pulau Jawa tahun 2008, 2009 dan 2010 Rupiah Propinsi Kota Desa 2008 2009 2010 2008 2009 2010 DKI Jakarta 290.268 316.936 331.169 - - - Jawa Barat 190.824 203.751 212.210 155.367 175.193 185.335 Jawa Tengah 184.704 196.478 205.606 152.531 169.312 179.982 DI Yogyakarta 208.655 228.236 240.282 169.934 182.706 195.406 Jawa Timur 183.408 202.624 213.383 155.432 174.628 185.879 Banten 197.328 212.310 220.771 156.494 178.238 188.741 Indonesia 204.896 222.123 232.988 161.831 179.835 192.354 Sumber: BPS, Data dan Informasi Kemiskinan 2008 - 2010 Berdasarkan garis kemiskinan tersebut di atas didapatkan jumlah sampel rumah tangga miskin di Pulau Jawa yaitu sebanyak 3955 sampel rumah tangga miskin pada tahun 2008, tahun 2009 sebanyak 3580 sampel dan pada tahun 2010 sebanyak 3313 sampel. Dari sampel tersebut dilakukan analisis pola konsumsi rumah tangga miskin. Jumlah penduduk miskin di perdesaan lebih banyak daripada perkotaan. Secara nasional, penduduk miskin di perdesaan berjumlah hampir dua kali lipat dibandingkan jumlah penduduk miskin di perkotaan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia hampir 60 persen tinggal di Pulau Jawa.

4.1. Pangsa Pengeluaran Total Rumah Tangga Miskin

Secara garis besar kebutuhan konsumsi barang dan jasa pada rumah tangga terdiri dari dua kelompok yaitu kebutuhan pangan dan bukan pangan. Pada tingkat pendapatan tertentu, rumah tangga akan mengalokasi pendapatannya guna memenuhi kebutuhan pangan dan non pangan. Teorema Engel menyatakan untuk