Pengeluaran Telekomunikasi TINJAUAN PUSTAKA

membelanjakan sebagian besar pengeluarannya untuk memenuhi kebutuhan bukan makanan, sedangkan sebaliknya penduduk perdesaan mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok berupa makanan. Secara nasional, penduduk perkotaan membelanjakan 45,69 persen pengeluarannya untuk makanan, sedangkan penduduk perdesaan mencapai 58,57 persen BPS 2009b. Keadaan ini mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk perkotaan jauh lebih baik dibandingkan penduduk di perdesaan. Ukuran rumah tangga berbeda pengaruhnya terhadap permintaan makanan dimana ukuran rumah tangga berpengaruh positif terhadap permintaan makanan pokok tetapi berpengaruh negatif terhadap permintaan makanan lainnya Teklu Johnson 1987, Nurfarma 2005. Peningkatan jumlah anggota rumah tangga biasanya akan meningkatkan permintaan komoditi pangan dibandingkan komoditi non pangan. Apabila rumah tangga memiliki pendapatan yang sama maka peningkatan jumlah anggota rumah tangga akan menurunkan kemampuan rumah tangga untuk membeli makanan yang bergizi yang akan dikonsumsi oleh anggota rumah tangga. Terkait dengan pendidikan, hasil penelitian Suryaningsih 2010 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan istri berpengaruh negatif terhadap permintaan sembako rumah tangga miskin. Kahar 2010 menunjukkan pendidikan kepala rumah tangga yang rendah berpengaruh negatif terhadap konsumsi pendidikan di daerah perkotaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan kepala rumah tangga berpengaruh positif terhadap jumlah permintaan terhadap komoditi ikandagingtelursusu di daerah perkotaan.

2.4. Pengeluaran Telekomunikasi

Penelitian Jiwanta 1982 dalam Suprapto 2009 menunjukkan bawa komunikasi merupakan kebutuhan utama dalam melakukan interaksi sosial dimana 90 persen dari kehidupan manusia sehari-hari merupakan komunikasi. Komunikasi didefinisikan sebagai suatu proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media. Beberapa teori komunikasi telah dikemukakan oleh para ahli salah satunya adalah Harold D. Lasswell yang menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah menjawab pertanyaan “Who Says What In Whic h Channel To Whom With What Effect?” Effendy 1986. Pertanyaan ini dikenal dengan rumusan Lasswell yang menerangkan unsur-unsur yang membangun komunikasi yaitu : - Who? Siapakah komunikatornya? - Says What? Pesan apa yang dinyatakan? - In Which Channel? Media apa yang digunakan? - To Whom? Siapa komunikannya? - With What Effect? Efek apa yang diharapkan? Komunikasi dilakukan dengan cara bertatap muka langsung maupun dengan media. Komunikasi melalui media pada umumnya digunakan untuk komunikasi informatif misalnya dengan menggunakan media surat kabar, televisi, radio, film, pameran, poster, pamflet, telepon, internet dan lain sebagainya. Komunikasi melalui media dilakukan karena ada jarak antara komunikator dan komunikan atau disebut juga telekomunikasi. Selain itu, komunikasi melalui media juga dilakukan karena banyaknya jumlah komunikan yang akan diberikan pesan. Kemajuan teknologi telah mempermudah arus informasi diakses dari dalam rumah sehingga informasi dunia dapat dengan cepat diketahui. Informasi yang diakses oleh rumah tangga dapat memberikan efek langsung dalam perubahan tingkah laku rumah tangga misalnya perubahan pola konsumsi rumah tangga sebagai respon dari intensitas iklan yang dilakukan media televisi atau internet. Kebutuhan akan informasi dan komunikasi yang semakin mudah didapatkan juga mempengaruhi keputusan rumah tangga dalam mengalokasikan pendapatan guna memenuhi kebutuhan ini. Pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi telekomunikasi menurut BPS mencakup pengeluaran untuk telepon rumah, pulsa HP, nomor perdana, telepon umumwartel, benda pos, warnet, internet dan lainnya.

2.5. Subsidi