lebih rendah proporsi pengeluarannya untuk rumah tangga miskin yang KRT-nya berpendidikan SD ke atas..
Lokasi tempat tinggal yaitu perdesaan dan perkotaan juga mempengaruhi secara signifikan pola pengeluaran rumah tangga miskin kecuali proporsi
pengeluaran komoditi telekomunikasi. Sebagian koefisien tipe daerah tempat tinggal bertanda positif, yang berarti proporsi pengeluaran rumah tangga miskin
untuk komoditi tersebut lebih tinggi pada rumah tangga miskin yang tinggal di perkotaan dibandingkan dengan perdesaan. Proporsi pengeluaran komoditi
makanan pokok dan lauk pauk lebih rendah pada rumah tangga miskin yang tinggal di perkotaan dibandingkan dengan yang tinggal di perdesaan.
5.2. Elastisitas Harga
Elastisitas harga merupakan bentuk respon dari individu atau rumah tangga di dalam melakukan aktivitas ekonomi berupa konsumsi suatu barang ketika
terjadi kenaikan harga barang tersebut. Perubahan harga suatu barang mempunyai dua efek, yaitu efek substitusi dan efek pendapatan. Efek substitusi adalah
perubahan dalam mengkonsumsi suatu barang akibat perubahan harga barang tersebut atau barang lain, dimana tingkat utilitasnya adalah konstan. Efek
pendapatan terjadi karena perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan dalam kekuatan daya belinya. Untuk barang normal, efek pendapatan berdampak
positif terhadap barang yang dikonsumsi, sebaliknya untuk barang inferior berdampak negatif.
5.2.1. Elastisitas Harga Sendiri
Tabel 5.2. memperlihatkan besaran elatisitas harga sendiri untuk beberapa kelompok komoditi pada rumah tangga miskin di Jawa secara total, menurut
daerah dan pendidikan kepala rumah tangga. Berdasarkan tanda besaran elastisitas, sebagian besar nilai elastisitas harga sendiri bertanda negatif, yang
berarti peningkatan harga barang mengakibatkan turunnya permintaan barang tersebut atau turunnya harga barang meningkatkan permintaan barang tersebut.
Secara agregat wilayah Jawa, sebagian besar elastisitas harga sendiri kelompok komoditi yang dianalisis nilainya kurang dari satu atau bersifat
inelastis, artinya bahwa persentase perubahan harga lebih tinggi dibandingkan persentase perubahan permintaan. Namun pada kelompok komoditi makanan
lainnya dan telekomunikasi nilai besaran elastisitasnya lebih dari satu atau bersifat elastis, yaitu persentase perubahan harga lebih rendah dibandingkan perubahan
permintaan, artinya kenaikan harga makanan lainnya dan harga telekomunikasi menyebabkan penurunan permintaan kelompok komoditi makanan lainnya dan
telekomunikasi tersebut lebih besar dari perubahan harganya. Tabel 5.2. Elastisitas Harga Sendiri Beberapa Komoditi pada Rumah tangga
Miskin Berdasarkan Wilayah dan Pendidikan KRT di Pulau Jawa Tahun 2008-2010
Kelompok Komoditi Total
Wilayah Pendidikan KRT
Kota Desa
≤ SD SD
Makanan pokok -0,931
-0,921 -0,935
-0,932 -0,916
Lauk-pauk -0,854
-0,852 -0,854
-0,853 -0,855
Rokok -0,963
-0,969 -0,959
-0,963 -0,960
Makanan lainnya -1,030
-1,030 -1,029
-1,030 -1,031
Telekomunikasi -1,705
-1,548 -1,871
-1,800 -1,411
Pendidikan -0,526
-0,581 -0,487
-0,498 -0,655
Non makanan lainnya -0,763
-0,768 -0,761
-0,763 -0,769
Sumber : BPS, Susenas Panel Raw data, diolah
Besaran elastisitas harga sendiri untuk daerah perkotaan dan perdesaan tidak jauh berbeda untuk semua komoditi hanya komoditi telekomunikasi yang berbeda
cukup tinggi. Apabila terjadi kenaikan atau penurunan harga telekomunikasi sebesar satu persen maka di respon rumah tangga miskin dengan meningkatkan
atau menurunkan permintaan terhadap komoditi telekomunikasi ini sebesar 1,5 persen di perkotaan dan 1,8 persen di perdesaan. Respon rumah tangga miskin di
perdesaan lebih elastis dibandingkan respon rumah tangga miskin di perdesaan dalam mengkonsumsi komoditi telekomunikasi sebagai akibat adanya perubahan
harga. Elastisitas harga sendiri untuk komoditi rokok bersifat inelastis baik di perdesaan maupun di perkotaan. Apabila terjadi perubahan harga rokok sebesar
satu persen maka rumah tangga miskin meresponnya dengan meningkatkan atau menurunkan permintaan komoditi rokok sebesar 0,97 persen di perkotaan dan
0,96 persen di perdesaan. Elastisitas harga sendiri komoditi pendidikan bersifat inelastis dan besarannya berbeda cukup tinggi antara perkotaan dan perdesaan.
Apabila terjadi perubahan harga pendidikan sebesar satu persen maka akan di
respon oleh rumah tangga miskin dengan menurunkan atau meningkatkan permintaan untuk komoditi pendidikan sebesar 0,58 persen di perkotaan dan 0,48
persen di perdesaan. Respon permintaan komoditi pendidikan ini lebih inelastis di perdesaan dibandingkan perkotaan. Adanya subsidi pemerintah dalan bentuk
bantuan operasional sekolah yang berarti terjadi penurunan harga komoditi pendidikan maka hal ini direspon rumah tangga miskin di perkotaan dengan
meningkatkan permintaan untuk komoditi pendidikan sebesar 0.58 persen dan 0.48 persen di perdesaan.
Berdasarkan pendidikan kepala rumah tangga, elastisitas harga sendiri untuk komoditi telekomunikasi bersifat elastis dan besarannya berbeda cukup tinggi.
Apabila terjadi kenaikan harga telekomunikasi sebesar satu persen maka rumah tangga miskin dengan pendidikan KRT SD ke bawah merespon dengan
menurunkan permintaan komoditi telekomunikasi sebesar 1,8 persen, lebih tinggi bila dibandingkan dengan respon KRT berpendidikan SD ke atas sebesar 1,4
persen. Kondisi sebaliknya apabila terjadi penurunan harga telekomunikasi. Hal ini menunjukkan bahwa respon permintaan komoditi telekomunikasi lebih elastis
pada rumah tangga miskin yang KRT-nya berpendidikan SD ke bawah. Besaran elastisitas harga sendiri untuk komoditi rokok dapat dikatakan tidak berbeda antar
rumah tangga miskin berdasarkan pendidikan kepala rumahtangganya. Besaran elastisitas harga sendiri untuk komoditi pendidikan juga berbeda cukup tinggi
dimana penurunan harga pendidikan direspon dengan peningkatan permintaan lebih tinggi pada rumah tangga miskin yang KRT-nya berpendidikan SD ke atas
sebesar 0,66 persen, berarti respon rumah tangga miskin yang KRT-nya berpendidikan SD ke bawah lebih inelastis.
Secara umum pada Tabel 5.3 terlihat bahwa rumah tangga miskin dengan kepala rumah tangga berpendidikan SD ke bawah merespon kenaikan harga
telekomunikasi dengan penurunan permintaan yang lebih tinggi atau lebih elastis dibandingkan dengan rumah tangga yang kepala rumah tangganya berpendidikan
SD ke atas baik di perdesaan maupun di perkotaan. Respon terhadap peningkatan harga pendidikan lebih inelastis di perdesaan, rumah tangga miskin dengan KRT
berpendidikan SD ke bawah menurunkan permintaannya lebih sedikit dibandingkan rumah tangga miskin dengan KRT berpendidikan di atas SD.
Tabel 5.3. Elastisitas Harga Sendiri Beberapa Komoditi pada Rumah tangga Miskin Berdasarkan Pendidikan KRT di Perkotaan dan Perdesaan di
Pulau Jawa Tahun 2008-2010
Kelompok Komoditi
Pendidikan KRT ≤ SD Pendidikan KRT SD
2008 2009
2010 2008-
2010 2008
2009 2010
2008- 2010
Perkotaan Mak. Pokok
-0,927 -0,921
-0,924 -0,924
-0,910 -0,903
-0,907 -0,907
Lauk-pauk -0,843
-0,854 -0,856
-0,851 -0,846
-0,855 -0,863
-0,855 Rokok
-0,968 -0,972
-0,968 -0,969
-0,962 -0,967
-0,968 -0,966
Mak. Lainnya -1,030
-1,030 -1,030
-1,030 -1,031
-1,031 -1,031
-1,031 Telekomunikasi
-2,139 -1,630
-1,442 -1,630
-1,486 -1,349
-1,305 -1,366
Pendidikan -0,493
-0,548 -0,599
-0,552 -0,623
-0,688 -0,674
-0,663 Non Mak. lainnya
-0,768 -0,768
-0,764 -0,766
-0,774 -0,773
-0,769 -0,772
Perdesaan Mak. Pokok
-0,938 -0,934
-0,935 -0,936
-0,929 -0,927
-0,928 -0,928
Lauk-pauk -0,848
-0,855 -0,862
-0,854 -0,851
-0,857 -0,858
-0,855 Rokok
-0,951 -0,963
-0,965 -0,960
-0,930 -0,955
-0,961 -0,949
Mak. Lainnya -1,030
-1,029 -1,029
-1,029 -1,031
-1,029 -1,031
-1,030 Telekomunikasi
-2,741 -1,871
-1,592 -1,925
-1,823 -1,449
-1,353 -1,502
Pendidikan -0,380
-0,506 -0,511
-0,467 -0,580
-0,658 -0,688
-0,641 Non Mak. lainnya
-0,760 -0,762
-0,759 -0,761
-0,766 -0,765
-0,757 -0,763
Perkotaan+Perdesaan Mak. Pokok
-0,935 -0,930
-0,931 -0,932
-0,919 -0,913
-0,915 -0,916
Lauk-pauk -0,846
-0,855 -0,859
-0,853 -0,848
-0,856 -0,862
-0,855 Rokok
-0,957 -0,966
-0,967 -0,963
-0,951 -0,963
-0,966 -0,960
Mak. Lainnya -1,030
-1,029 -1,030
-1,030 -1,031
-1,030 -1,031
-1,031 Telekomunikasi
-2,480 -1,779
-1,520 -1,800
-1,592 -1,380
-1,319 -1,411
Pendidikan -0,420
-0,520 -0,551
-0,498 -0,606
-0,677 -0,679
-0,655 Non Mak. lainnya
-0,763 -0,764
-0,761 -0,763
-0,771 -0,770
-0,765 -0,769
Sumber : BPS, Susenas Panel Raw data, diolah
Tren elastisitas harga sendiri periode 2008-2010 terlihat elastisitas harga sendiri untuk lauk pauk, rokok, dan pendidikan terlihat inelastis dan cenderung
meningkat, sementara elastisitas harga sendiri untuk kelompok komoditi makanan lainnya bersifat elastis dan cenderung konstan. Elastisitas harga sendiri untuk
komoditi makanan pokok bersifat inelastis, sementara untuk komoditi telekomunikasi dan non makanan lainnya terlihat elastis. Elastisitas harga sendiri
ketiga kelompok komoditi ini cenderung menurun. Elastisitas harga sendiri untuk komoditi telekomunikasi walaupun masih elastis, namun respon perubahan
permintaan terhadap perubahan harga semakin mengecil.
Besaran nilai elastisitas harga sendiri untuk komoditi pendidikan baik di daerah perkotaan maupun perdesaan terus mengalami peningkatan pada periode
2008-2010. Adanya subsidi BOS yang berarti adanya penurunan harga yang terjadi pada pendidikan direspon dengan meningkatnya permintaan terhadap
pendidikan, dan persentase peningkatannya lebih besar di perkotaan dibandingkan di perdesaan. Ini menunjukkan masih kurangnya kesadaran pentingnya pendidikan
pada rumah tangga miskin di perdesaan.
5.3.2. Elastisitas Harga Silang