Taksonomi dan Kekerabatan Bioekologi Trenggiling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bioekologi Trenggiling

2.1.1 Taksonomi dan Kekerabatan

Trenggiling adalah satwa dengan klasifikasi; Kingdom: animalia; Filum: Chordata; Class: Mammalia; Order: Pholidota; Family: Manidae; Genus: Manis; dan Spesies: Manis javanica Desmarest, 1822. Sebagai salah satu mamalia yang hidup di hutan tropis, trenggiling tergolong unik diantara mamalia lainnya Ruhyana 2007. Secara fisik keunikan tersebut ditunjukkan dengan keberadaan sisik yang menutupi seluruh tubuhnya Gambar 2, tidak memiliki gigi, dan memiliki sistem pertahanan yang baik dengan cara menggulungkan tubuhnya ketika bahaya mengancam. Gambar 2 Trenggiling Manis javanica Foto: Novriyanti 2010. Trenggiling pernah diklasifikasikan dengan berbagai bangsaordo satwa seperti Xenarthra yang tergolong pemakan semut anteater yaitu sloths Bradypus variegates dan armadillos Ordo Cingulata, Suku Dasypodidae, Marga Dasypus. Akan tetapi pembuktian secara genetik ternyata tidak ada hubungan kekerabatan yang dekat walaupun sama-sama sebagai satwa karnivora Murphy et al. 2001 dan memiliki bentuk tubuh yang hampir menyerupai satu dengan lainnya. Beberapa ahli Paleontology mengklasifikasikan trenggiling ke dalam bangsa Cimolesta bersama dengan beberapa kelompok satwa yang telah punah. Trenggiling dapat dikatakan memiliki kedekatan fisiologi dan morfologi dengan satwa yang tidak bergigi. Hal ini dikarenakan dalam adaptasi hidupnya, terutama dalam proses perolehan pakan trenggiling hanya menggunakan lidahnya. Melihat dari pola pencarian pakan dan jenis pakan yang digunakan yaitu semut, trenggiling dapat dikatakan dekat dengan mamalia Myrmecophagidae dari hutan tropis di dataran tinggi timur Brazil. Giant anteater atau trenggiling raksasa Myrmecophaga tridactyla Linnaeus, 1758 merupakan mamalia pemakan semut yang memiliki kecepatan memangsa semut 30,8 detik atau sebanyak 0,6 ekor semut per menit dengan kemampuan jelajah rata-rata 1-2 km Shaw et al. 1985. Trenggiling di dunia terdapat tujuh spesies yaitu empat spesies tersebar di Afrika Manis tricuspis, Manis tetradactyla, Manis gigantea dan Manis temmincki dan tiga spesies tersebar di Asia Manis javanica, Manis crassicaudata dan Manis pentadactyla dan di Indonesia hanya terdapat satu spesies yakni Manis javanica Rahm 1990. Tetapi menurut Gaubert dan Antunes 2005 terdapat satu spesies lain yang ada di Palawan, yaitu Manis culionensis. Sebelumnya spesies ini dianggap sebagai spesies Manis javanica, tetapi morfologi spesies ini menunjukkan beberapa perbedaan dengan Manis javanica. Keanekaragaman trenggiling bukan hanya terlihat dari spesiesnya yang cukup banyak melainkan juga terlihat dari jumlah sub spesies yang beragam. Selain Manis javanica ternyata masih terdapat beberapa sub spesies trenggiling dari spesies Manis pentadactyla, Manis tetradactyla, dan Manis tricuspis yakni 1 M. pentadactyla aurita, M. pentadactyla dalmanni, M. pentadactyla pentadactyla Chinese Pangolin, M. pentadactyla pusilla; 2 M. tetradactyla longicaudus; 3 M. tricuspis tricuspis Tree Pangolin Alamendah 2009.

2.1.2 Morfologi dan Anatomi