Kegiatan Penangkaran TINJAUAN PUSTAKA

Hal ini dikarenakan manfaat secara sosial dan budaya yang diberikan trenggiling seperti penyediaan protein hewani, kebutuhan sebagai obat tradisional, dan kepentingan permintaan lain seperti tonics di beberapa negara. Soewu dan Ayodele 2009, trenggiling di Nigeria digunakan untuk mengobati total 42 jenis penyakit termasuk infertilitas, gangguan gastro-usus, gangguan nifas, radang perut, rematik dan fibroid. Selain itu, trenggiling di Nigeria juga digunakan secara tradisional sebagai bahan yang dipercaya dapat meningkatkan penjualan, kepercayaan gaib, menghapus nasib buruk, meredam kekuatan-kekuatan jahat dan money ritual. Kulit atau jangat trenggiling dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan barang-barang yang berasal dari kulit seperti tas, sepatu, dan sebagainya. Disamping itu, sisik dan bagian tubuh trenggiling yang dibuat dalam bentuk bubuk dapat digunakan sebagai anti afrodisiak. Trenggiling merupakan satwa yang juga digunakan sebagai local folk-law rituals atau satwa yang digunakan dalam sebuah tradisi upacara adat masyarakat lokal tertentu NHM tanpa tahun. Permintaan terhadap satwaliar cenderung meningkat Soehartono dan Mardiastuti 2003 sehingga mendorong harga daging trenggiling per kilogram di pasar Internasional mencapai USD 600 Hertanto 2010. Namun menurut Martin dan Phipps 1996, harga satu ekor trenggiling di tingkat Internasional dapat mencapai puluhan juta. Namun ada juga yang menyebutkan bahwa daging seekor trenggiling hidup tanpa kulit dijual seharga USD 2 per Kg. Di Indonesia, terutama di daerah-daerah yang memiliki daya ekonomi lemah, trenggiling malah dijual dengan harga yang cukup murah dari tangan pengumpul dan pemburu trenggiling lokal. Menurut Zainuddin 2008, di wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah trenggiling dihargai sekitar Rp 50.000,- per ekor. Sedangkan untuk trenggiling yang sudah dikuliti dapat dijual dengan harga tinggi, sekitar Rp 200.000,- sampai Rp 400.000,-.

2.3 Kegiatan Penangkaran

Kegiatan penangkaran merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam konservasi eks-situ satwaliar. Dari berbagai definisi yang diperoleh diketahui bahwa penangkaran adalah suatu usaha atau kegiatan mengembangbiakkan jenis- jenis satwaliar yang bertujuan untuk memperbanyak populasinya dengan tetap mempertahankan kemurnian genetiknya di luar habitat alaminya. Usaha penangkaran trenggiling diketahui belum banyak dilaporkan sehingga data dan informasi mengenai teknis penangkaran satwa ini belum banyak diketahui. Namun ada yang menyebutkan bahwa trenggiling dapat bertahan hidup dengan kuat dan baik. Spesies Manis crassicaudata dilaporkan dapat hidup di penangkaran selama hampir 20 tahun Nowak 1999. Aspek teknis penangkaran meliputi seleksi bibit, adaptasi, perawatan kesehatan dan penyakit, penyediaan pakan, perkembangbiakan dan pembesaran, serta pengadaan sarana dan prasarana. Pengadaan bibit adalah suatu tindakan menyeleksi dan memperoleh bibit yang dapat dikembangbiakkan dengan baik di suatu areal penangkaran atau pusat rehabilitasi. Pengadaan bibit satwa di penangkaran bertujuan untuk memperoleh hasil satwa yang diinginkan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya yang dapat dikembangkan di penangkaran. Menurut Pujananto dan Syukur 2006 kegiatan pengadaan bibit merupakan tindakan penyeleksian satwa dengan memberikan kriteria dan persyaratan tertentu pada satwa yang akan dikembangbiakkan. Kriteria tersebut dapat meliputi penetapan satwa untuk kebutuhan induk dan satwa untuk kebutuhan pemeliharaan yang mudah beradaptasi dengan sumber pakan yang tersedia menurut hasil perkembangbiakan. Keberhasilan suatu organisasi baik organisasi kecil maupun organisasi besar ditentukan bukan hanya oleh sumberdaya alam yang tersedia melainkan banyak ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusia yang berperan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan organisasi yang bersangkutan Manullang 1990. Keberhasilan penangkaran trenggiling di UD Multi Jaya Abadi sebagian besar ditentukan oleh jumlah dan kualitas tenaga kerja. Pemenuhan akan jumlah dan kualitas tenaga kerja tersebut sebelum dilakukan atau terbentuknya usaha penangkaran merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi. Hal ini dikarenakan secara umum operasional di penangkaran ditangani oleh tenaga kerja, baik tenaga kerja ahli maupun tenaga kerja komplementer.

2.4 Pengembangan Pakan Trenggiling di Penangkaran