Pengembangan Pakan Trenggiling di Penangkaran

2.4 Pengembangan Pakan Trenggiling di Penangkaran

Selain semut, di penangkaran trenggiling juga diketahui mengonsumsi kroto Oecophylla smaragdina. Kroto biasa diartikan sebagai campuran pupa dan larva semut rangrang yang dijual atau dimanfaatkan sebagai pakan burung berkicau dan umpan memancing. Kandungan protein kroto basah telur dan larva semut rangrang tergolong tinggi yakni mencapai 47,8 Paimin dan Paimin 2002 dalam Sari 2005. Aspek pengadaan pakan merupakan faktor pembatas dalam kegiatan penangkaran. Menurut Thohari 1987 faktor makanan merupakan pemegang peranan kunci dalam suatu usaha penangkaran. Usaha penangkaran memerlukan biaya penyediaan pakan sekitar 75 dari total biaya produksi. Trenggiling di UD Multi Jaya Abadi diberi pakan berupa telur semut atau kroto yang dicampur dengan dedak dan tepung jagung. Satu ekor trenggiling dewasa menghabiskan sebanyak 1 Kg per hari dengan harga pakan Rp 20.000,- sampai Rp 40.000,-. Pakan tidak langsung yang diberikan berupa semangka dan berbagai jenis buah- buahan lain yang dapat mendatangkan semut merah sehingga dapat dimakan langsung oleh trenggiling seperti di habitat alaminya Bismark 2009. Banyak para penangkar trenggiling yang tidak dapat melakukan penangkaran satwa ini dengan baik karena trenggiling sulit beradaptasi terhadap jenis pakan yang tersedia di penangkaran sehingga pengelolaan trenggiling di penangkaran sulit dipertahankan Yang et al. 2007.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Penangkaran Trenggiling UD Multi Jaya Abadi di Medan, Sumatera Utara. Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi dua tahapan. Tahap pertama adalah pengambilan data lapangan yang dilakukan mulai bulan Agustus hingga September 2010. Tahap kedua dilakukan pada bulan November 2010 – Februari 2011 untuk melengkapi data sekunder dan analisis data lapangan.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tempat pakan berupa piring plastik sebanyak 32 buah, tempat air minum berupa baskom kecil sebanyak 8 buah, kertas label, plastik, thermo-hygrometer, pita ukur, timbangan pegas dan dudukan, kamera digital, kalkulator, panduan wawancara, dan alat tulis menulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah trenggiling sebanyak 8 delapan ekor dan pakan trenggiling yaitu kroto dan dedak yang dicampur dengan tepung jagung.

3.3 Jenis Data dan Informasi yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan terdiri dari: 1. Aspek teknis penangkaran meliputi: a Kandang danatau habitat buatan jenis, konstruksi, jumlah dan ukuran, peralatan dan perlengkapan dalam kandang, suhu, kelembaban, daya tampung kandang, dan perawatan kandang. b Pakan meliputi jenis pakan sesuai umur, berat tubuh atau kondisi kesehatan, sumber pakan, jumlah pemberian pakan, waktu pemberian pakan, frekuensi pemberian pakan, dan cara pemberian pakan dalam keadaan segar. c Perawatan kesehatan dan penyakit meliputi jenis penyakit pada masing- masing umur trenggiling, bentuk pencegahan, upaya pengobatan, dan alat yang digunakan untuk mengobati dan mencegah penyakit.