63 Pada kegiatan pemasaran, terdapat suatu kendala atau hambatan usaha
bagi suatu perusahaan untuk dapat masuk pasar. Pada tingkat petani selaku produsen jagung, ternyata juga terdapat hambatan usaha yaitu tidak bebasnya
petani untuk masuk ke dalam pasar jagung, yang dikarenakan oleh adanya keterbatasan terhadap informasi pasar. Pada tingkat tengkulak, hambatan usaha
yang dialami adalah dari segi modal usaha berupa uang untuk pembelian jagung milik petani, serta tidak tersedianya fasilitas usaha antara lain gudang
penyimpanan, lantai jemur maupun alat pemipilan jagung. Dikarenakan makelar merupakan perpanjangan tangananak buah dari pedagang besar, maka hambatan
usaha di tingkat makelar berupa modal uang maupun fasilitas tidak terlalu menjadi kendala bagi makelar. Pedagang besar yang memiliki jaringan kerjasama dengan
perusahaan pabrik pakan di Bali memiliki hambatan pada perusahaan sejenis sebagai pesaing usaha dalam memenuhi kuota dan nilai kontrak dengan
perusahaan pakan ternak yang berlokasi di Bali. Analisis struktur pasar yang dilakukan selain melihat pada empat
karakteristik pasar di atas, struktur pasar juga dapat diketahui secara kualitatif dengan menganalisis konsentrasi pasar jagung di Kabupaten Lombok Timur
Provinsi NTB Tabel 9. Konsentrasi pasar menurut Beye 2010 dilakukan dengan mengukur besarnya output yang dihasilkan dalam sebuah industri yang di
produksi dari empat perusahaan terbesar dalam sebuah industri CR4. Indikator konentrassi pasar yaitu jika semakin besar nilai konsentrasi empat perusahaan
bessar CR4, maka terdapat kecenderungan kekuatan dalam pasar. Tabel 9 Konsentrasi Rasio Empat Perusahaan Besar di Kabupaten Lombok Timur
Provinsi NTB Tahun 2011 Perusahaan Pedagang Besar
Jumlah Penjualan ton Pedagang besar 1
8.981,00 Pedagang besar 2
7.820,50 Pedagang besar 3
7.694,50 Pedagang besar 4
8.424,00 Produksi jagung Provinsi NTB
82.282,00 Nilai konsentrasi
0,40
64 Pedagang besar merupakan suatu lembaga pemasaranperusahaan yang
melakukan kegiatan pemasaran, yaitu pemasaran jagung. Berdasarkan hasil analisis konsentrasi pasar dalam Tabel 9 di atas, menunjukkan bahwa nilai
konsentrasi pada empat pedagang besar C4 menunjukkan nilai yang kecil yaitu 0,40. Dengan kata lain, dapat pula dikatakan bahwa empat pedagang besar jagung
memiliki kekuasaan terhadap output yaitu hanya sebesar 40,01 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pasar jagung di Kabupaten Lombok Timur mengalami
banyak persaingan antara perusahaanpedagang jagung, yang dikarenakan jumlah pedagang jagung sejenis tersebar di Kabupaten Lombok Timur NTB. Nilai
konsentrasi empat pedagang besar jagung yaitu menunjukkan nilai konsentrasi yang mendekati nol, maka dapat dikatakan bahwa pasar jagung di Kabupaten
Lombok Timur NTB menghadapi pasar yang tidak terkonsentrasi. Artinya penguasaan bahan baku yaitu jagung tidak terkonsentrasi pada empat perusahaan
yang ada di lokasi penelitian, namun tersebar di Provinsi NTB sehingga penentuan harga relatif sama di semua daerah di Provinsi NTB.
Berdasarkan uraian diatas, struktur pasar jagung kering pipil ini dapat dikatakan sebagai pasar yang tidak bersaing sempurna atau lebih mengarah pada
pasar persaingan oligopsoni. Hal ini ditunjukkan oleh komposisi antara jumlah penjual dan pembeli yang tidak seimbang jumlahnya jumlah pembeli lebih
sedikit dibandingkan jumlah penjual, serta adanya suatu kesepakatan penentuan harga jual beli antar lembaga pemasaran. Selain itu juga ditunjukkan oleh adanya
produk jagung yang diperjual belikan yaitu rata-rata tidak terdapat diferensiasi produk kecuali produk jagung yang dibeli pedagang besar pada makelar, dan
adanya hambatan untuk masuk pasar yang salah satunya adalah modal usaha.
6.3. Perilaku Pasar
6.3.1.
Sistem penentuan harga dan pembentukan harga antar pedagang. 3 lbr
Harga dalam pemasaran suatu produk pertanian merupakan faktor yang mempengaruhi volume pembelian dan penjualan suatu produk. Pembentukan
harga jagung di pasar tergantung kepada informasi harga jagung yang sedang berkembang di pasar domestik. Dengan kata lain, tingginya volume pembelian
65 dan nilai penjualan tergantung pada pembentukan harga produk tersebut yang
dipengaruhi oleh harga yang berkembang di pasar. Pelaku pasar jagung teratas dalam hal ini adalah pedagang besar yang
melakukan penjualan jagung ke luar Provinsi NTB. Dalam penentuan harga jual jagung di tingkat petani didasarkan oleh harga pembelian jagung yang ditawarkan
di tingkat pedagang besar. Lembaga ini merupakan pihak pertama dalam menentukan harga produk jagung di dalam wilayah Provinsi NTB. Penentuan
harga jagung didasarkan pada informasi harga yang terjadi di pasar domestik bahkan pasar internaisonal. Dalam penentuan harga oleh pedagang besar biasanya
dilakukan berdasarkan informasi harga jagung yang diberikan ditawarkan dari pedagang di luar Provinsi NTB Bali sebagai konsumen pabrik industri pakan
ternak. Harga yang ditawarkan oleh pedagang besar biasanya telah memperhitungkan sejumlah biaya yang digunakan untuk proses produksi jagung
yaitu dalam bentuk jagung kering pipil. Pedagang besar memiliki kekuatan dalam menentukan harga beli kepada
pedagang di level bawahnya. Hal ini dikarenakan produk yang dikuasai oleh petani yaitu jumlahnya sedikit, sehingga petani cenderung untuk menerima harga
yang diberikan oleh pedagang besar. Proses penentuan harga ini menyebabkan petani berada pada posisi terbawah dalam keputusan penentuan harga jual,
sehingga paling lemah dalam menentukan tingkat harga. Pedagang luar Provinsi NTB selaku pedagang industri pakan merupakan pihak yang paling dominan di
dalam menentukan tingkat harga jagung, kemudian diikuti oleh pedagang besar, makelar dan tengkulak dalam Provinsi NTB.
Berdasarkan hukum penawaran yang mengatakan bahwa bila harga suatu barang meningkat, maka jumlah yang ditawarkan juga akan meningkat.
Berdasarkan teori tersebut, jika penjualan jagung ditawarkan dengan harga yang lebih tinggi maka akan memotifasi dalam kegiatan produksi yang dilakukan oleh
petani maupun lembaga pemasaran yang memproduksi barang dan jasa. Sebaliknya jika terjadi penurunan harga jagung, akan menurunkan produksi
bahkan kegiatan produksi dapat terhenti. Hal ini di perkuat juga dengan kebiasaan petani di daerah penelitian Kabupaten Lombok Timur yang selalu menjual
produk pertaniannya sesegera mungkin dengan alasan tidak terdapatnya gudang
66 penyimpanan serta untuk memenuhi kebutuhan petani dan usahatani selanjutnya.
Harga jual jagung kering pipil di tingkat petani responden rata-rata sebesar Rp 161.600 per kuintal. Sedangkan harga jual jagung yang terjadi pada lembaga
pemasaran yaitu pedagang besar rata-rata sebesar Rp 330.000 per kuintal kering pipil.
6.3.2. Praktek penjualan dan pembelian.
Kegiatan usahatani jagung di daerah penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang petani yang membentuk suatu kelompok tani.
Akan tetapi, kegiatan yang dilakukan oleh petani secara kelompok masih terbatas pada kegiatan informasi teknologi budidaya saja. Sedangkan kegiatan pemasaran
jagung masih dilakukan secara perorangan, yaitu petani menjual jagung belum dilakukan secara berkelompok pada satu lembaga pemasaran. Hal ini dikarenakan
petani terbentur dengan adanya kebutuhan yang mendesak yaitu diantaranya untuk kebutuhan usahatani selanjutnya. Selain itu dikarenakan penjualan dilakukan tidak
berkelompok serta informasi pasar yang terbatas, sehingga seringkali petani dihadapkan juga dengan permainan harga yang ditawarkan oleh beberapa lembaga
pemasaran pedagang jagung yang datang langsung ke lahan dan rumah masing- masing petani. Artinya, pedagang dalam menentukan harga beli yaitu sangat
rendah dibandingkan lembaga pemasaran lainnya dengan berbagai alasan biaya pemasaran. Berdasarkan hal tersebut, petani pada akhirnya melakukan penjualan
hasil panen jagungnya pada pedagang yang berani memberikan penawaran harga jagung tertinggi.
Kegiatan penjualan jagung yang dilakukan oleh petani kepada pedagang baik tengkulak, makelar, maupun pedagang besar dalam bentuk kering panen
beserta tongkolnya. Penjualan dilakukan langsung dengan sistim pembayaran tunai di lahan jagung petani rata-rata Rp 161.600 per kuintal. Pada tingkat
lembaga pemasaran jagung, makelar melakukan kegiatan penjualan jagung seluruhnya dalam bentuk kering pipil pada pedagang besar. Tengkulak melakukan
kegiatan penjualan jagung seluruhnya dalam bentuk kering panen beserta tongkol kepada pedagang besar. Dari semua jagung yang dibeli pada petani, makelar dan