Implikasi Hasil Analisis HASIL DAN PEMBAHASAN

89 jangkauan pemasaran jagung yang masih terbatas pada pemenuhan permintaan pasar jagung di bali. Penempatan pabrik dan gudang penyimpanan sebagai lokasi usaha dilakukan oleh sebagian pedagang 50 persen, yaitu berada di pinggir jalan raya yang mudah di jangkau atau dilalui oleh transportasi umum. Pemilihan lokasi dimaksudkan agar konsumen lebih cepat mengetahui keberadaan dari pabrik. Sedangkan 50 persen pedagang lainnya menempatkan lokasi pabrik di dalam wilayah perkampungan, dengan maksud untuk mendekatkan pabrik industri pengolahan dengan pusat produksi yaitu lahan pertanaman jagung. Namun keberadaan lokasi tersebut masih terbentur pada kondisi jalan desa yang tidak mendukung, yaitu jalan tanah dan berlubang. 90 Halaman ini sengaja di kosongkan 91

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Struktur pasar jagung yang berlangsung di Provinsi NTB belum efisien yang ditunjukkan oleh struktur pasar jagung yang terbentuk cenderung mengarah pada pasar persaingan tidak sempurna oligopsoni. Hal ini juga terlihat dari perilaku pasar yang menunjukkan bahwa pedagang besar merupakan lembaga pemasaran yang dominan dalam menentukan harga jagung di NTB. Adanya kolusi dalam pembentukan harga antara makelar dan pedagang besar merupakan salah satu penyebab dominasi oleh pedagang besar. Kurang berfungsinya kelompok tani dalam kegiatan pemasaran jagung menyebabkan harga di tingkat petani lemah. Saluran ke dua merupakan saluran pemasaran jagung yang lebih efisien dari tiga aluran yang ada. 2. Berdasarkan analisis kinerja pasar jagung, bahwa pemasaran jagung di NTB adalah belum efisien. Hal ini dikarenakan distribusi marjinnya belum merata, dan share harga yang diterima petani tidak terlalu tinggi rata-rata 48,76 persen. Inefisiensi yang terjadi pada pasar petani ke tengkulak dan pasar petani ke makelar, dengan ini diperkuat dengan analisis IMC yang relatif besar 1,20 dan 2,38. Petani dalam hal ini dirugikan dieksploitasi, oleh sebab itu, kelompok tani yang ada hendaknya membantu anggota terutama pada pemasaran hasil produksi jagung sehingga posisi tawar petani dapat ditingkatkan. Dalam jangka panjang, pasar lokal petani integrasinya lebih baik dibandingkan jangka pendek yaitu memiliki keterpaduan yang kuat di semua pasar acuan. 3. Pemasaran jagung pada lembaga pemasaran belum bervariasi. Produk yang dipaarkan berupa jagung kering pipil. Penetapan harga jual tergantung pada kualitas produk yang diinginkan konsumen dan biaya produksi. Kegiatan promosi hanya mengandalkan informasi dari mulut ke mulut word of mounth yang melibatkan petani, makelar, serta petugas lapangan. Pemilihan lokasi usaha, untuk pabrik dan gudang penyimpanan sangat strategis, mudah di 92 jangkau atau dilalui oleh transportasi umum, dan dekat dengan sumber produk jagung. Saran-saran 1. Untuk meningkatkan efisiensi dapat dilakukan dengan memilih saluran ke dua dari tiga aluran yang ada, sehingga share harga yang diterima petani dapat meningkat, dan dapat mengurangi biaya pemasaran. 2. Perlu penguatan kelompok tani terutama pada sistim pemasaran hasil dalam upaya meningkatkan posisi tawar di tingkat petani. Hal ini dapat membantu petani dalam penentuan harga yang dilakukan oleh makelar dan tengkulak. 3. Perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemasaran jagung dengan memperluas cakupan wilayah penelitian pada pemasaran produk turunan jagung hingga ke konsumen akhir. Dengan demikian diharapkan mampu memberikan alternatif pola pemasaran jagung yang efisien bagi petani dan lembaga pemasaran. 93 DAFTAR PUSTAKA Adiyoga, W., R. Suherman, A. Asgar, and Irfansyah. 1999. “Potatoes in West Java: A rapid appraisal of production, marketing, processing, and consumer preferences.” International Potato Center, Lima, Peru. Ariani R. 2000. Studi Distribusi Gula Pasir Dalam Upaya Efisiensi Pemasaran di Kabupaten Bogor [Skripsi]. Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Industri Institut Pertanian Bogor. Bogor. Asmarantaka, R.W. 2009. Pemasaran Produk-Produk Pertanian. Bunga Rampai Agribisnis Seri Pemasaran. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor Asmarantaka, R.W. 2012. Pemasaran Agribisnis Agrimarketing. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Bailey, D.V dan Hunnicutt, L. 2002. The Role of Transaction Costs In Market Selection : Market Selection in Commercial Feeder Cattle Operations. Presented at the Annual Meeting of the American Agricultural Economics Association in Long Beach, CA; July 28-31, 2002. BPS. 2011. NTB Dalam Angka 2010. Badan Pusat Statistik Provinsi NTB. Cakra, P.A. 2006. Kinerja Ekonomi Usahatani dan Pemasaran Jagung di Desa Songgajah Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu NTB. Dalam Prosiding Seminar Nasional Pemasaran Inovasi Teknologi Pertanian sebagai Penggerak Ketahanan Pangan. BPTP NTB. Badan Litbang Pertanian. Mataram Dahl, D.C dan J.W. Hammond. 1977. Market and Price Analysis. The Agriculture Industries. Mc. Graw Hill, New York. Dinas Pertanian Provinsi NTB, 2010. Program Unggulan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB. http:202.43.189.41webdiperta-ntbdata_baseprogram persen20unggulan persen20diperta persen20ntb.pdf Effendi, H.R. 1998. Analisis Deskripsi Sistem Tataniaga Komoditi Cabe Merah Capsiccum annum L [Skripsi]. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Fadhla, dkk. 2008. Integrasi Pasar Komoditi Pangan Beras, Kacang Tanah Kupas dan Kedelai Kuning di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Agritek Vol. 16 No 9 September 2008. Farris et al. 2007. Marketing Metrics. Wharton School Publishing. United States of America. Harris, B. 1979. There is method in my madness: Or is it vice versa? Food Research Institute Studies, 17: 197-218.